Saat kecil saya belajar agama di Madrasah tempat saya tinggal dan bukan hanya saja belajar membaca Iqra sampai Al-Qur’an saja tapi di ajarkan beberapa pelajaran Fiqieh, Akhlak, Hadist, Tajwied, As-Sunnah, serta Tauhid dan saya menyukai pengajarnya yang berpikiran modern tidak mengaitkan hal budaya terhadap agama.
Sampai pada akhirnya saya menyelasaikan pembelajaran di Madrasah tersebut tepat ketika masuk ke SMP, disitulah ketertarikan saya tentang agama dan ilmu pengetahuan tentang sejarah semakin di asah kebetulan perpustakan di SMP saya komplit, dimana saya menemukan buku buku lama dari Sejarah Arab sampai Barat tidak lupa beberapa buku buku filsafat hingga ajaran Sosialisme dan Marxisme.
Ketertarikan terhadap buku membuat saya menyisihkan uang jajan kadang juga meminta tambahan kepada orang tua untuk membeli buku buku yang saat itu mudah didapatkan di sekitaran Pasific Sumedang. Namun saking tertariknya terhadap buku buku sejarah dan filsafat membuat saya malas untuk belajar pelajaran yang ada di Sekolah dan hanya pelajaran yang memuat tentang sejarah dan kewarga negaraan saja yang mebuat saya tertarik.
Hingga pada satu titik dimana saya merasa puas atas apa ilmu – ilmu yang saya dapat dan jujur saja ada beberapa buku yang mempengaruhi jalan hidup saya dan membuat saya berpikir “Untuk apa saya ibadah?” “Tuhan itu tidak ada”, kemudian itu berlanjut sampai masa SMA dimana semua hal-hal buruk saya temui, dampaknya terhadap pola prilaku saya sendiri yang sangat jauh dari agama, mulai dari berkenalan dengan minuman keras sampai ganja, dampaknya Sekolah saya terbengkalai beberapa kali orang tua saya dipanggil oleh Guru Konseling.
Perilaku hidup buruk berlanjut disaat saya Kuliah, sebelumnya saya ingin masuk kuliah jurusan Seni Lukis karena kerterikan saya terhadap visual yang ada disekitar dan saat itu saya berjualan gambar-gambar yang saya buat di kaos sampai tugas-tugas Seni Gambar teman saya kerjakan dengan imbalan uang, tapi orang tua saya tidak percaya dengan apa saya inginkan karena untuk kuliah jurusan itu saya harus di luar kota ditambah ribuan masalah semasa SMA membuat hilang kepercayaan dari orang tua, maka dikuliahkan saya di Jurusan Kesehatan Masyarakat yang kebetulan dosen-dosennya adalah keluarga sendiri yang anehnya saya sendiri tahu-tahu pas disuruh masuk hari pertama dan tidak tahu Kesehatan Masyarakat itu apa.
Saya pikir akan membosankan kuliah di jurusan tersebut tapi tebakan saya itu salah, nyatanya saya menemukan teman-teman yang luar bisa gilanya dari teman SMA saya, setiap hari sebelum masuk jam pelajar pertama kuliah saya dan teman-teman memulai rutinitas dengan minum-minum ( alcohol ) dan itu berlanjut ketika jam pelajaran berakhir sampai malam, kadang saya tidak pulang karena untuk bangun saja susah, dan kadang juga muntah dimana saja, sekalinya pulang orang tua saya selalu mencium mulut saya yang bau alcohol sampai mungkin malas lagi untuk menegur.
Puncaknya adalah ketika saya membentuk band dengan nama Setan sampai membuat lirik yang menyatakan perang terhadap agama dan Tuhan, skala kecanduan saya terhadap alcohol juga semakin tinggi, ditambah saya mulai merajah tubuh saya dengan filosofi keluarga karena walau pun saya waktu itu jarang pulang ke rumah tapi dalam hati memendam kerinduan terhadap keluarga yang hubungan kami waktu itu tidak harmonis.
Hingga pada satu titik dimana saya berhenti main band karena permasalahan yang membuat saya terpuruk dalam segi apapun kemudian saya mempelajari lagi agama dan mulai ibadah sampai ketika saat beres sholat di salah satu Mesjid tiba-tiba seorang Bapak-bapak mendekati saya dan berbicara
“Kalau mau sholat ya dihapus dulu tattoo-nya”,
Jujur itu merupakan perkataan yang melukai hati saya, disaat saya betul-betul ingin menyerahkan diri saya kepada Tuhan dengan beribadah namun mendapat penolakan dari orang, makan lunturlah keyakinan saya dan memutuskan untuk tidak beribadah dan mencari makna sebenarnya dari ibadah.
ns52.14.189.148da2