Please, give your coments and like :) 

-----------------------------------------------------------

10 tahun yang lalu.. 

"Mama apa kau lihat wanita itu? gadis yang cantik itu!" tanya bocah pria yang sedang berjalan pulang bersama mamanya. 

"Tidak. Memangnya siapa dia?" tanya Mama anak itu. 

"Dia Teman sekolahku,ma. Dia sangat cantik dan baik. Semua pria menyukainya. Tapi dia selalu menolaknya" kata bocah itu dengan raut wajah biasa. 

"Mama tak mengenal gadis itu. Siapa namanya?" tanya mama kepada bocah itu. 

"Namanya Natasha, ma" jawab bocah itu sambil menatap mamanya. 

"Natasha. Nama yang indah. Apa kau menyukainya?" tanya mamanya dengan gurauan nya yang membuat bocah itu memanyunkan bibirnya. 

"Tidak ma, aku hanya menganggap dia sebagai temanku saja. Lagi pula dia tidak menyukaiku sama sekali dan mana mungkin dia menyukaiku. Sedangkan dia saja pasti sudah mempunyai kekasih" jawab bocah itu dengan sedikit lesu. 

Hatinya sedikit teriris mengucap kata itu. 

Sejujurnya bocah itu sudah menyukai Natasha sejak Natasha pertama kali masuk sekolah. Tapi dia harus sadar diri. Natasha berasal dari keluarga yang berada. Sedangkan dia, berasal dari keluarga yang tidak mampu. 

Mama dan bocah itu berjalan menuju ke rumah kumuh yang merupakan rumah mereka.

Ketika mereka sudah sampai di rumah, bocah itu keluar lagi untuk menemui Natasha yang tak jauh dari jaraknya berdiri sekarang.

"Natasha!" panggil bocah itu sambil berlari ke arah gadis itu.

"Hei, kau mendengarku?" teriak bocah itu yang masih dari jarak jauh.

Gadis itu menoleh ke asal suara dan mendapati seorang bocah pria yang mendekatinya.

"Hai!" sapa bocah itu sambil melambaikan tangan mungilnya.

"Kau, kau Obert bukan?" tanya Natasha dengan mengeryitkan alisnya bingung.

"Hehehe... iya" bocah itu sedikit malu dengan perkataan Natasha yang memanggilnya dengan nama singkat. Teman-temannya yang memanggilnya dengan nama singkat itu. Jadi Natasha hanya mengikuti perkataan mereka saja.

Lagipula, Natasha kurang tau nama pria kecil yang dihadapannya saat ini. Yang ia tahu nama temannya ini adalah Obert.

"Kau sedang apa disini?" tanya Obert untuk mengganti topik pembicaraan yang terbilang membuat dirinya sangat malu dengan nama itu dihadapan gadis yang disukainya.

"Aku ingin membeli sesuatu di sini bersama mama ku. Kau sedang apa disini?" tanya Natasha sambil melihat keselilingnya.

Obert terlihat ragu-ragu untuk menjawab. Dia takut Natasha akan memandang rendah dirinya.

"Aku tinggal di sini. Disana rumahku" Obert tetap jujur. Karena ia tau, jika teman-teman yang selalu membully nya disekolah akan mengatakan hal-hal bodoh tentang dirinya kepada Natasha. Dan ia takut Natasha akan tau bahwa ia berbohong dan sangat membencinya.

Tapi diluar dugaan nya gadis itu malah menyemangatinya.

"Kau jangan sedih, masih baik kau mempunyai rumah daripada orang yang tidak punya rumah. Keadaan rumahmu seperti itu pun tidak masalah. Yang penting kau tidak kehujanan, kepanasan, ya kan?" ucap Natasha dengan nada lembutnya.

Obert merasa sangat senang dengan apa yang dikatakan Natasha padanya.

Ia pun tidak salah menyukai gadis itu.

"Baiklah, terima kasih atas semangatmu. Ngomong-ngomong kau belum pulang?" tanya Obert.

"Belum. Aku hanya ingin disini dan menikmati udara luar. Kau tidak pulang ke rumahmu?" 

"Aku baru saya pulang dan aku melihatmu ada disini lalu aku berlari ke arahmu"

Kedua anak kecil itu tertawa renyah dan menikmati suasana yang menyelimuti mereka.

"Dimana mamamu?" tanya Obert bingung karena tak melihat mama Natasha.

"Katanya ia ingin membeli roti sebentar. Jadi aku menunggu disini" 

"Ohh..." Obert terus menatapi Natasha yang begitu cantik dimatanya.

Rambut Natasha yang halus diterpa oleh angin membuatnya semakin cantik.

"Nathe!" suara yang tak begitu nyaring memanggil Natasha.

"Mama!" Natasha berteriak dan berlari menuju mamanya.

Obert hanya terdiam dan tersenyum. Ia bingung harus melakukan apa di depan mama Natasha.

"Ma, perkenalkan ini temanku, Obert" Natasha memperkenalkan Obert yang sedari tadi berdiri seperti orang bodoh diantara mereka.

"Obert" mama Natasha mengelus rambut Obert dan tersenyum kepadanya.

Obert pun membalas senyuman mama Natasha.

"Ayo, Nathe. Papamu sudah datang" mama Natasha menunjuk mobil papanya yang tak jauh dari mereka. "Obert, kami pulang dulu ya" Natasha berpamitan pada Obert ketika mobil papanya sudah dihadapan mereka.

"Byeee.." Obert melambaikan tangannya sambil meloncat-loncat.

"Byee...." Natasha membalas lambaian Obert.

Mobil Natasha pun sudah berlaju pergi dan jauh dari hadapannya saat ini.

"Besok kita bertemu lagi, Nathe" ucap Obert pelan dan tersenyum.

Ia tak menyangka akan bertemu Natasha hari ini.

Hal ini saja cukup membuatnya senang.

Mungkin hari ini adalah hari yang tak kan pernah terlupakan untuk Obert.

.

.

.

Tbc