ketika fajar masih jauh
di muka perapian tungku
aku menanak gigil cumbu
yang tertinggal di tubuhku.
di tengah-tengah hari
aku menjahit sisa waktu
menjadi lembar-lembaran kain
—kelak kekal membaluti kita.
kala semburat petang datang
sembari menunggu muazin
berkumandang
berdiam di belakang punggungmu
bagiku; syahdu tanpa adu.
kelam mengendap masuk
di antara singkapan kelambu
lenguh-lengah mulai beradu
hingga hilang ditelan ratap.
Bandung, 2017
Reset to default
Credit card payment
Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.