"Ryan, minggu kamu gak ada jadwalkan?"

"Kita kencan yuk minggu."

"Ingat ya, minggu nda boleh telat loh."

........

........

"Kakak, kakak bangun makan malam sudah siap."

Anya membangunkanku, menggoyangkan tubuhku agar aku terbangun karena tidurku yang nyenyak.

Aku duduk dan mengingat mimpi tadi.

"Ahh, aku baru ingat aku ada janji dengan Talia," untuk kesekian kalinya aku tidak menepati janjiku kepadanya. Maafkan aku Tal."

"Kakak kenapa?"

"Enggak papa, ayo kita makan."

Talia adalah teman kecilku, kami selalu bersama, karena dulu tak ada yang mau berteman denganku.

Dia yang selalu disisiku, meski jarang aku mengheraninya, setelah masuk SMK Nusa 3. Entah karena apa aku jadi menyukainya, tapi kami tidak jadian, hanya sebatas sahabat yang memiliki perasaan yang sama.

"Ini makanannya."

"Terima kasih emm.... kamu belum memperkenalkan dirikan." Tanya salah satu turis.

"Oh iya aku lupa, dengar baik baik semua, namaku Mint Longstone, dia adikku Anya Longstone."

"Dan yang cantik jelita di dapur itu adalah ibuku, Namanya Dahlia Longstone."

Ibunya tersenyum kepada kami dan lanjut menyeduh minuman untuk kami.

Kami memperkenalkan diri masing masing.

2 turis itu adalah sepasang suami istri yang baru saja menikah dan sedang bulan madu.

Suaminya bernama Joshua Jordan, panggilannya JJ. Istrinya bernama Santiana Jordan.

Kebetulan sekali mereka berasal di wilayah Aero.

Dengan semangat aku bertanya tentang wilayah Aero, JJ dengan senang hati menceritakan wilayah Aero.

Aero memiliki 2 kota besar dan 2 desa disana, dan bisa dibilang Aero lebih maju dari pada wilayah lain termasuk wilayah Shiela.

Cliptown, Intergrand town merupakan kota besar Aero dan terbesar di kerajaan Arthurland.

Mist, Aero Dessert adalah nama Desa di Aero.

Di sana juga buku buku kuno tersimpan di berbagai perpustakaan.

Kata Mint, Sheila sebenarnya memiliki buku lebih banyak, tapi tidak bisa diakses oleh orang luar.

"Buku tentang tumbuhan mint ada?" Tanyaku memotong pembicaraan.

"Di Aero ada dan aku pernah membacanya, tapi tertulis di covernya buku itu bertuliskan jilid 2, sebaiknya kamu meminta izin keperpustakaan negara untuk mendapatkan jilid 1 nya."  Jawab Santiana.

Kami menyelesaikan makanan kami dan bersiap tidur, aku bertanya satu hal lagi sebelum tidur.

"Kenapa ada gosip tentang penginapanmu yang terkenal berbahaya?"

"Oh itu, itu kebohongan yang sudah menyebar sejak lama, karena keirian mereka terhadap ibuku dan ayahku yang memiliki paras tampan dan cantik. Dulu penginapan ini ramai dan tidak sekecil ini, karena tipuan kecil penginapan lain,kami jadi bangkrut dan membeli rumah yang murah ini."

Jawab Mint.

Untung saja aku tidak termakan hasutan orang itu, kami pergi ke kamar masing masing dan beristirahat.

....

Setelah sarapan pagi aku aku mencoba pergi ke perpustakaan kerajaan yang terletak tidak jauh dari penginapan.

Kulihat di depan perpustakaan hanya ada anak sekolah militer wilayah Shiela.

Aku mengantri untuk mendapatkan izin dari penjaga, giliranku untuk masuk tapi tidak diperbolehkan penjaga karena aku tidak membawa surat resmi dari raja.

Satu satunya cara, aku harus menemui sang raja, karena tidak tau nama sang raja, aku kembali ke penginapan hanya sekedar bertanya nama raja dan ratu itu.

Mendatangi gerbang dan bertanya penjaga disana. Mereka tidak bisa memberikanku akses menuju singgasana raja.

Jalan satu satunya kandas, lagi lagi aku kembali kebingungan.

Aku beristirahat dan sedikit jajan di toko makanan, makanan yang klasik tetapi sangat enak.

Seperti Sandwich tapi tak sama, roti ini berisikan buah-buahan didalamnya, tidak berupa selai, utuh buah yang dipotong dengan pisau.

Memakan dengan lahap sambil duduk dibangku taman, memandang beberapa keluarga yang bertamasya.

"Jadi teringat ibu, aku belum berbakti padanya dan selalu memarahinya, ternyata benar menyesal dibelakang itu beneran ada." Ucapku dibarengi dengan menghela nafas.

Aku berdiri dan bersiap pergi mencari cara baru, aku pergi kedistrik pasar yang berbatasan dengan Wilayah Aero, Ibunya Mint memintaku untuk berbelanja di Daerah Distrik untuk menemani Mint.

"Maaf ya, ibu memaksamu menemani Padahal kamu sedang sibukkan."

"Iya gak papa, aku juga lagi mikir cara lain, jadi refreshing sedikit lah, kamu tau kan ibumu menghawatirkanmu."

"T-tapi kan aku sudah dewasa,bisa jaga diri sendiri."

Aku hanya membalas dengan senyuman ketika dia mengatakannya.

"PENCURIIIIII!!!!!."

"Tolong siapa saja."

Aku mendengar suara lagi, tapi sepertinya bukan di sekitar sini.

"Sepertinya ada Jambret, kamu lanjut aja belanjanya Mint. Nanti kita ketemu di depan pasar oke."

"Oke jangan lama lama."

aku meninggalkan Mint dan pergi kearah suara.

"Eh, bentar Jambret? Apa itu sejenis makanan." Gumamnya.

Seperti dugaan ku sepertinya yang membuatku memiliki kekuatan ini didapat karena pengaruh sebuah mint. Ku kubur dalam dalam dulu masalah itu, dan fokus mengejar jambret sialan itu.

Aku berlari secepat mungkin tapi aku dihalau oleh lautan manusia yang sedang berbelanja kesana kemari, karena hari ini hari libur pasar lebih padat dari biasannya.

"Wuasem, persimpangan, kiri atau kanan nih? Kanan aja dah, kanan lebih baik."

Sesudah berbelok kekanan, aku berpapasan dengan Jambret itu yang berlari dengam cepat.

Tepat dibelakangnya seorang perempuan yang mengenakan jubah yang menutupi seluruh badannya kecuali beberapa bagian wajahnya.

"Hey kau kejar dia, kita kepung dia."

Aku mengangguk dan mengejar Jambret itu, kami berpisah di persimpangan. 

Aku mendapati jalan yang sedikit pembelinya, dan berusaha mengejar dan sudah pasti gak terkejar.

Tapi aku tetap mengikutinya, sepertinya Classnya Assasin, dari pendengaranku, suara langkahnya selalu sama, tidak seperti ketika aku melawan kedua penculik itu yang selalu berbeda ketika berlari, dan yang paling membuatku yakin, dia bisa dengan mudah menghindari keramaian orang dan dia membawa dua pisau yang identik dengan assasin.

menurut penjelasan Zeivlyn, pisau Assasin dan Pisau dapur kampungan rumahan memiliki perbedaan bentuk dan ketajaman, pisau assasin memiliki mata yang bergerigi dan agak melengkung ke luar biasannya terbuat dari emas dan perak. Sedangkan pisau dapur didunia ini hanya lurus tipis dan terbuat dari asahan batu/logam.

"Woy jambret jangan lari lu, nyari duit dengan cara gak benar lu!"

"Woy jambret tunggu woy!"

Jambret itu mengilang seketika, aku berhenti berlari dan mencari sekitar.

"Eh kamu jambret kan, tuh dipanggil temanmu kasian dia dari tadi teriak teriak kamu malah sembunyi. Jangan kebiasaan ya jambret." Kata nenek pembeli.

"Eh iya nek." Jawab sang jambret.

Aku menemukannya lagi setelah dia berhenti bersembunyi, didepan kami ada pertigaan.

Aku semakin mendekatinya, dia tampak kelelahan dan memelankan larinya. Dengan sekuat tenaga aku mengejarnya dan melempar kuat kuat pisang yang ku beli ditempat dia bersembunyi.

Pisang meluncur dengan cantiknya berputat putar seperti bumerang dan mendarat dengan mulus di tengah pertigaan, untung saja tidak ada orang yang melintasi.

Tanpa tau apa apa, Jambret itu menginjak pisang yang ku lempar tadi.

"Gubrak"

Jambret itu terpleset dan jatuh.

"Makan tuh jebakan yang membuatku mati." Aku tertawa dengan bahagianya melihat jambret itu terjatuh.

Tak lama setelahnya,datang nona berjubah yang mengenakan jubah, ia mengambil kembali kalungnya yang dicuri itu, dia berterima kasih kepadaku, tapi dari belakang Jambret itu merusak jubah nona itu dengan senjatanya dan pergi menjauh.

Jubah mulai turun perlahan lahan, dan sedikit demi sedikit nampaklah wajah indah yang terutup jubah kusut.

"Putri Violet?"

"Putri sedang apa disini?"

Para warga berkerumunan mendekati wanita itu yang disebut putri, melihat dia merasa terganggu, aku memengang tangannya erat dan membawanya kabur.

Kami berada di depan pasar, di sana kami bertemu dengan Mint yang sudah menunggu.

"Lama sekali kamu!! Ehhhh putri??"

Tanpa banyak pikir aku menarik Mint juga dan membawa 2 cewe cantik jelita di belakangku.

Kami bertiga berhenti diluar hutan, untung saja mereka tidak megejar sampai sini, Mint yang sejak awal penasaran menanyakan apa yang kami alami.

Kami memberitahu yang terjadi dan sang putri berterima kasih kepadaku dan bertanya balasan apa yang dapatku minta.

Akhirnya tanpa pusig melanjutkan pikiranku tentang perpustakaan, aku meminta diperbolehkan masuk keperpustakaan raja.

Putri menerima permintaanku dan membawaku keistana raja.

Setelah menempuh perjalananan beberapa Puluh menit, kami akhirnya sampai digerbang utama raja, kamk hanya berdua karena Mint akan sibuk membantu ibunya dipenginapan.

Gerbang dibuka dan didalamnya terlihat taman luas yang menemani perjalanan menuju istana raja, menakjubkan sekali aku dapat melihat berbagai macam furnitur yang unik beda dari dunia yang dulu, tampilan Medieval yang kental.

Saat masuk kami disambut para pelayan yang berjaga di depan pintu Istana, untuk sampai kesinggasana raja, kami harus menaiki 3 lantai untuk sampai.

Pintu menuju ruangan sang raja terbuka, jantungku terus berdebar bahkan lebih kencang dari biasanya.

Disana sudah menunggu Raja dengan mahkota Emasnya, menggunakan baju merah yang dibalut jubah berwarna emas.

"Kamu keluar lagi ya, sudah pap.... ehm ayah bilang jangan keluar kalo gak izin."

"Maafkanku ayah, hari ini ada barang yang ingin ku beli."

"Kan ada pelayan dan pengawal yang siap membantu."

"Tidak bisa yah, aku tidak ingin siapa-siapa yang tau."

"Terus di sebelahmu?"

Putri menjelaskan kejadian dipasar dengan rinci, sampai musuh terjatuh pun dia ceritakan.

Raja dengan emosi menyuruh pasukan  

nya untuk mencari pemuda itu, lalu ditenangkan oleh ratu dibelakang kami yang baru saja datang.

"Jangan tergesah gesah ayah."

Ratu menghampiri raja dan duduk disinggasananya.

"Terimakasih sudah menyelamatkan putriku, siapa namamu?" Tanya ratu yang tersenyum melihatku.

dengan menundukan kepala aku memperkenalkan diri, dilanjutkan dengan pernyataan putri yang memberitahu keinginanku mengunjungi Perpustakaan raja.

Spontan raja berdiri dengan gagah, tingginya sekitar 2 meter dan memiliki body Heavyweight.

"Aku yang akan menemanimu kesana, dan kamu bebas keluar masuk kedalam perpustakaan ini."

Walaupun senang tapi aku merasa tidak enak "bukankah terlalu berlebihan yang mulia?"

"Tidak, dari wajahmu aku yakin kamu bukan orang yang jahat, ini bukan karena kamu membantu Anakku, hanya naluri seorang raja."

Raja mendampingiku untuk pergi ke perpustakaannya, penjaga perpus keheranan karena aku datang kemari dengan raja, mereka langsung memperbolehkan kami masuk.

"Kamu boleh membawa salah satu buku disini, ini sebagai hadiahku untuk mu."

Aku langsung mencari buku tentang daun Mint, akhirnya aku menemukannya setelah mencari diberbagai rak, buku itu berjudul "Mint Leaves Jilid 1" tinggal satu buku lagi untuk melengkapkan bekalku menuju desa Daylight.

Selesai mencari buku aku berkata terima kasih sebanyak banyaknya kepada raja, raja tersenyum, "raja yang baik dan selalu tersenyum kepada rakyatnya."batinku

"Sering seringlah berkunjung."

Aku pulang kepenginapan dengan membawa pulang buku bersejarah ini, di penginapan aku disambut oleh Mint Dan Anya dengam semangat.

Dengam ini esok pagi aku akan pergi ke Wilayah Aero dan mencari buku keduanya.

-Bersambung☆