/story/31697/rinai-hujan?v=mobile
Rinai Hujan | Penana
arrow_back
Rinai Hujan
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
G
Rinai Hujan
Bang Jai
Intro Table of Contents Comments (0)
[KETIKA CINTA MENJADI PEMECAH PERSAHABATAN]

 Aku mencintaimu tatkala sahabatku juga memiliki perasaan yang sama padamu. Mencintaimu diam-diam, menjaga perasaan agar ia terus terpendam.

Jarak terbentang di tengah badai yang disebut cinta. Mengobarkan benci di antara kita.

Haruskah aku bertatap muka dengan rinai hujan? hujan yang selalu memberikanku kesejukan.  

Menjelma dalam malaikat tak bersayap.Tersenyum seperti pelangi yang datang mengakhiri hujan. Merdu bergemericik bak suaramu. Indah merasuki seperti matamu.







Satu hal yang tak bisa kuberitahu padamu, wahai penunggu senja.

Aku depresi.

Bukan mengenaimu, melainkan masa laluku yang kelam. Pekat dan sesak hingga aku tersesat di dalamnya.




"Hujan tidak selalu mewarnai, kadang berbadai bagai hati nan sedang terlukai." - Farel Bintang

"Sore menyimpan rahasia di baliknya. Ia lihai menyembunyikannya bagi para penikmat senja." -Alvia Darsya Putri

"Tak akan kubiarkan kau kedinginan dalam sepimu sendiri." -Azka Aldric



 
Tak ada yang lebih indah daripada rinai hujan di kala senja.

 














Thanks!


NOTE : Cerita ini mengambil 3 sudut pandang yang berbeda. (Farel, Alvia, dan Azka)
Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time: 11 minutes
toc Table of Contents
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.