Farel Bintang POV855Please respect copyright.PENANA1iHAoJjVyN
855Please respect copyright.PENANAkWezdIMPNX
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
855Please respect copyright.PENANAjpY73RXgKr
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
855Please respect copyright.PENANA0vR5gipRTL
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
855Please respect copyright.PENANANTXK62pR6e
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
855Please respect copyright.PENANAw5kzkyevP7
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
855Please respect copyright.PENANAEQ2cHhZbci
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
855Please respect copyright.PENANAdLCqCMekPl
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
855Please respect copyright.PENANAVEex6xUKKG
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
855Please respect copyright.PENANAkc5wEC1bz7
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
855Please respect copyright.PENANANPEwKJV9Fg
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
855Please respect copyright.PENANAEpeqZKzym1
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
855Please respect copyright.PENANAcPOhWPEglf
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
855Please respect copyright.PENANActLnEz3ZD6
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
855Please respect copyright.PENANA4LwU0zo5kw
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
855Please respect copyright.PENANAsoIHEjncXE
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
855Please respect copyright.PENANAxTAMQLSNIX
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
855Please respect copyright.PENANAqWTANeLtU8
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
855Please respect copyright.PENANAWIwk9aYEdR
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
855Please respect copyright.PENANA3uhzuzHTAR
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
855Please respect copyright.PENANA1c4Qje6ZXl
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
855Please respect copyright.PENANAGVvvkYQnQE
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
855Please respect copyright.PENANAQi2GZWA21S
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
855Please respect copyright.PENANALnbaCTUhsy
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
855Please respect copyright.PENANAlIW15YtvPY
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
855Please respect copyright.PENANAx9GutflJH8
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
855Please respect copyright.PENANAsDeMP1uYVO
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
855Please respect copyright.PENANAunNQKJxcSm
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
855Please respect copyright.PENANArsDUYbACEN
855Please respect copyright.PENANATATbx552A2
855Please respect copyright.PENANAJLytwGF0bH
855Please respect copyright.PENANAJ7gqF1z9qs
855Please respect copyright.PENANA5Gbob10NAP
855Please respect copyright.PENANAKQEJ0YPkNw
855Please respect copyright.PENANAW5amEKXF7l
855Please respect copyright.PENANAJaMRS8oimy
855Please respect copyright.PENANAAUqvhjdoXd
855Please respect copyright.PENANAeIqpMQubXF
855Please respect copyright.PENANAuTSFReYgGd
855Please respect copyright.PENANAZytg4kEqr1
855Please respect copyright.PENANAD6v8Vr3EI3
855Please respect copyright.PENANAgesImaMzmI
855Please respect copyright.PENANABzirnK8Yf9
855Please respect copyright.PENANAyLlKW2Wi3k
855Please respect copyright.PENANAHh33s2fbYS
855Please respect copyright.PENANAV3GoNEvVei
855Please respect copyright.PENANAZKibuu0xca
855Please respect copyright.PENANAZN2Bjr0xYb
855Please respect copyright.PENANAkrHor5Xtjd
855Please respect copyright.PENANABcFPJDo3yT
855Please respect copyright.PENANAp4p5iYtByF
855Please respect copyright.PENANAZzhHIkmSIh
855Please respect copyright.PENANAvtDCK5qLAv
855Please respect copyright.PENANA62BxsgUoSs
855Please respect copyright.PENANAMC1K62crXW
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
855Please respect copyright.PENANAl909zfN9GE
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
855Please respect copyright.PENANAtkA2EW4TN7
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
855Please respect copyright.PENANAI9cgdesljR
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
855Please respect copyright.PENANAI4nDHtu41S
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
855Please respect copyright.PENANAbP3uz6kpIQ
"Kau, kan?" tanyaku.
855Please respect copyright.PENANA6OocEGagWh
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
855Please respect copyright.PENANAJxhZqusR7E
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
855Please respect copyright.PENANAlstIlODBua
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
855Please respect copyright.PENANARXZihG8i7a
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
855Please respect copyright.PENANAFce4xfU3SV
Ia benar-benar membenciku.
855Please respect copyright.PENANAXdol6C1UDE
***
855Please respect copyright.PENANAjhtM6eVDe2
ns18.216.51.7da2