Farel Bintang POV818Please respect copyright.PENANA6Be3dWXLWb
818Please respect copyright.PENANAt6DdIQCEn9
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
818Please respect copyright.PENANA6CXSxP2eP6
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
818Please respect copyright.PENANAZgtHnMtOI2
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
818Please respect copyright.PENANALQAjsKXENm
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
818Please respect copyright.PENANAX1e1ZUJJlK
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
818Please respect copyright.PENANAqVd01uy801
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
818Please respect copyright.PENANAk5TwbvXQgX
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
818Please respect copyright.PENANAduSYrVx4Vh
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
818Please respect copyright.PENANAPAOR0scVHS
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
818Please respect copyright.PENANAlqnmCcgLcB
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
818Please respect copyright.PENANAPlEo1okVXQ
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
818Please respect copyright.PENANAyb62aiLl05
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
818Please respect copyright.PENANA3XJWGYQOKo
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
818Please respect copyright.PENANAn2DzGyPF9D
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
818Please respect copyright.PENANAqB0r4PkqfK
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
818Please respect copyright.PENANAbdpWDhjaP0
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
818Please respect copyright.PENANA0hDciGmHMG
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
818Please respect copyright.PENANA5pkfgfwEmT
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
818Please respect copyright.PENANADwcbNdkXgs
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
818Please respect copyright.PENANAMChwkKMqCU
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
818Please respect copyright.PENANAvi2jBpI0QF
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
818Please respect copyright.PENANAfpr5kB5Z2R
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
818Please respect copyright.PENANADz6Q6cOa6b
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
818Please respect copyright.PENANAoUCFIIvz13
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
818Please respect copyright.PENANA0G20H3jWhl
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
818Please respect copyright.PENANAHLf5O6f4Ue
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
818Please respect copyright.PENANAtOjEwX4Squ
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
818Please respect copyright.PENANAfFsKLGRwg0
818Please respect copyright.PENANAxoKFJ8zRPk
818Please respect copyright.PENANAMvOaHzyqrR
818Please respect copyright.PENANAi53SIERo4s
818Please respect copyright.PENANAq9NS0Fk6pJ
818Please respect copyright.PENANAIvyawcf869
818Please respect copyright.PENANA7LwJdXDie0
818Please respect copyright.PENANAl4AVVUn6pj
818Please respect copyright.PENANAbWf5UII6tL
818Please respect copyright.PENANAS1MA3eCrKv
818Please respect copyright.PENANA46DZyWedXo
818Please respect copyright.PENANAw7C0i0LEcm
818Please respect copyright.PENANAkDxXMNGf2Z
818Please respect copyright.PENANAB6MKL8ml6n
818Please respect copyright.PENANAPFQmaMgQE8
818Please respect copyright.PENANACdY7rvDB8M
818Please respect copyright.PENANAGRngW6oL6S
818Please respect copyright.PENANALa9mB8UtmW
818Please respect copyright.PENANA39cKnASLLR
818Please respect copyright.PENANArUNZeN3YH4
818Please respect copyright.PENANAyTzpKk4UoG
818Please respect copyright.PENANAo3d0TOkWqM
818Please respect copyright.PENANAFDBHQ2TtDz
818Please respect copyright.PENANAvaGz4kO9vl
818Please respect copyright.PENANAk1rezuPiCE
818Please respect copyright.PENANAwII2OGt0WW
818Please respect copyright.PENANACGa9uTmazz
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
818Please respect copyright.PENANAmHTPJuc0n7
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
818Please respect copyright.PENANA7oZvETun0T
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
818Please respect copyright.PENANAAUyrw9kuH4
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
818Please respect copyright.PENANAU9vjJ1Xne4
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
818Please respect copyright.PENANApp0dc1Ugnj
"Kau, kan?" tanyaku.
818Please respect copyright.PENANA8MIEJ4Si2d
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
818Please respect copyright.PENANAa3BZwxO8ga
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
818Please respect copyright.PENANAwQCIKqLFz1
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
818Please respect copyright.PENANALxWGZTyRgn
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
818Please respect copyright.PENANAiY9CK7E009
Ia benar-benar membenciku.
818Please respect copyright.PENANAh0ooXnyeAi
***
818Please respect copyright.PENANAVIpiQdIVJp
ns18.191.111.133da2