Sehabis Magrib keluarga kami menuju tempat diadakannya pesta tersebut. Mama benar karena disana bukan hanya gue anak remaja yang ada kecuali dua adek gue itu nggak masuk hitungan.
Di ballroom hotel keluarga Chandra bertemu dengan keluarga Shadiq yang memang teman bisnisnya Papa. Mereka saling menyapa satu sama lain. Sementa Papa dan temannya bicara bisnis, Mama dan istri temannya Papa mulai ngerumpi. Khas ibu-ibu nggak dimana-mana kalo udah ketemu pasti begitu. Nanti kalo gue udah gede gue nggak mau jadi ibu-ibu rumpi kek gitu.
"Wah sudah lama yah kita nggak ketemu jeng Dian," ucap tante itu menyebut nama Mama sambil cipika-cipiki.
"Iya yah jeng Resti, terakhir ketemu karena ada acara suami-suami kita."
"Jeng, ini anak-anaknya udah pada gede, cantik dan cakep-cakep lagi," puji tante Resti memandangi gue dan ade-ade gue satu per satu.
"Iya jeng anak-anak kenalan dulu sama tante Resti."
"Nazilla tante," ucap gue sambil tersenyum dan mencium tangan tante Resti.
"Aduh manisnya, tante jadi kepengen anak cewek liat kamu. Sekolah dimana Nak ?" tanya tante Resti sambil mengelus kepala gue.
"Di SMA 17 tante."
"Lho, berarti kamu satu sekolah dong sama Alif, kalian saling kenal ?" tante Resti bertanya sambil menatap gue dan orang yang dia sebut Alif yang sedang duduk di sebelah Mamanya dengan tampang datar tanpa ekspresi.
Suer lempeng banget mukanya. Lalu di sebelahnya ada dua anak kembar tampan yang umurnya skitar 6 tahun yang ngegemesin sibuk sendiri sama Adik gue Idam. Pasti nama mereka Ba dan Ta. Kan secara habis alif, ba, ta, tsa, oke gue mulai ngawur. Lalu manusia lempeng bernama Alif tersebut memandangi gue dengan pandangan menilai kemudian dia menjawab.
"Enggak Bun, aku nggak kenal."
Lalu dengan cueknya gue ngejawab "aku juga nggak kenal kok tante."
"Kok bisa ya ? padahal kalian satu sekolah," Mama menimpali tante Resti. Aduh Mama mana mungkin gue kenal semua orang d sekolah, mereka jumlahnya ratusan Ma masa iya mau aku datengin satu per satu buat kenalan, Mama mulai aneh deh.
"Terus yang ini siapa namanya ?" tante Resti melanjutkan acara perkenalan ini yang di jawab Achyar dengan menyebut namanya, lalu selanjutnya bertanya dengan pertanyaan yang sama dengan dia tanyakan ke gue dan berlanjut sama dengan Idam.
Lalu giliran Mama yang berkenalan dengan anak-anaknya tante Resti dimulai dari Alif lalu si kembar identik Keni-Keno yang gemesin banget. Kemudian kami juga yang berstatus anak-anak saling berkenalan.
Malam itu gue habiskan dengan si kembar unyu. Mereka ternyata cepet akrab sama gue, kalo diajak bicara lumayan nyambung karena bahasa mereka masih agak cadel. Mereka berceloteh film-film cartoon yang mereka tonton dan kebetulan gue juga pecinta cartoon, anime dan animasi.
Jadilah obrolan kami para anak kecuali si lempeng Alif yang ternyata kakak kelas gue di sekolah. Oke, dari tadi dia cuma ngeliatin kami datar tanpa suara. Gue mulai bertanya nih orang apa patung sih kok ada gambar tiada suara?
Lalu si kembar mulai cerita tentang sekolahnya, tentang kebohongan suster kalo disuntik itu nggak sakit mereka bahkan memperlihatkan bekas suntikan di lengan atasnya. Lalu tentang siapa lebih keren captain america ato iron man. Bahkan kami bermain yang mana Keno ?
Alif mengawasi kami dengan tatapan seolah olah bekata “nih anak satu sumpah ya cerewet banget, nggak cape apa dia ngomong mulu, nggak ada bedanya ama ade gue si kembar, tontonannya juga cartoon anak-anak umur 6 tahun. Nih gue curiga dia anak kecil terperangkap di badan anak SMA”. Kemudian Alif ngawasin bocah-bocah di depannya.
Hingga akhirnya acara selesai kami berpamitan sebelum pulang ke rumah masing-masing. Tapi rasanya masih kurang waktu buat gue. Gue emang suka anak kecil apa lagi yang nggak bandel kayak Keni-Keno. Saking masih pengennya gue nyeletuk.
"Tante Keni-Keno boleh aku bawa pulang nggak ? Tukerin sama Ayar Idam aja Tan, besok si kembar aku udah balikin lagi kok," ucap gue tersenyum tanpa dosa yang disambut gelak tawa Papa, Oom Bagas dan tante Resti, pelototan kak Alif yang kira-kira berbunyi otak-lo-udah-geser, sikutan Mama dan wajah sebal ke dua Adek gue serta cengiran si kembar.
Gue ngejawab sikutan Mama dengan bilang "aku kan cuma becanda doang ma, suer aku...”
Belom sempat gue selesaikan tante Resti menyela "kamu aja Zilla yang nginap di rumah tante biar kamu bisa main sama si kembar dan tante ada temen ceweknya," yah tante Resti memanggilku Zilla karena katanya dia lebih suka mendengar dan mengucapkan Zilla ketimbang Nanas. Gue yang denger langsung diam seketika pas tante Resti bilang bangetu.
"Hehehe aku cuma bercanda kok tadi tante," sambil memamerkan senyuman maut.
Setelah itu kami pulang. Sumpah gue capek dan langsung memeluk guling kesayangan gue menarik selimut dan saat akan terlelap Mama membangunkan gue "Nas ganti baju dulu, cuci muka gosok gigi baru habis itu tidur".
"Arghhh... iya ma iyaa," akhirnya dengan sangat terpaksa gue seret badan menuju kamar mandi.
***
"Bebs, diantara kalian ada yang kenal kak Alif nggak ?" karena saking penasarannya kalimat pertama yang terlontar dari mulut gue saat sampai di sekolah dan menjumpai para sahabat gue adalah pertanyaan tentang manusia lempeng itu.
"Kak Alif mana nih Nas ? Kan yang namanya Alif nggak cuman satu di sekolah," tanya Lila sambil mulai merapikan rambut Maura. Ini tuh udah kebiasannya Lila banget, dia yang paling nggak bisa liat kami berantakan mulai dari ujung kaki ampe ujung rambut tuh mesti rapi.
Dan karena Maura yang paling nggak pedulian sama penampilannya mau tuh rambut udah kering apa belom langsung aja dicepol seenaknya. Jadi Lila merasa berkewajiban buat ngeberesin, dulu Maura sempet protes tapi karena udah sering terjadi sekarang Maura udah nggak pernah protes lagi, mana kuat dia adu mulut sama ratu cerewet ini.
"Eh... ditanyain tuh Alif yang mana ? dianya malah bengong. Tersepona yah ama gue ?" Maura mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah gue.
"Oh... iya maap, maksud gue tuh Alif yang diem, datar, tanpa ekspresi pokoknya lempeng, kaku banget kayak kanebo kering, siapa sih nama panjangnya Alif... haaa iya Alif Shadiq."
"Oh iya kalo itu mah gue tau Nas itutuh kakak kelas yang punya julukan pangeran es di sekolah. Masa lo nggak tau sih Nas ?" ucap Lila dengan semangatnya. Nih anak link informasi gosipnya kuat amat yah.
"Gue juga juga nggak kenal Lil, lo aja tuh yang tau tentang tuh anak yang lo sebut pangeran es," ucap Maura
"Tuh kan nggak cuma gue yang nggak tau Lil."
"Hah masa kalian nggak tau sih, ketinggalan info banget deh. Emangnya lo kenal sama si pangeran es itu Nas tumben banget lo nanya tentang cowok ? naksir yah."
"Apaan sih Lil, gue tuh baru tadi malem dari acara pembukaan gitu yah pokoknya urusan bisnis bokap."
Belum juga penjelasan gue selesai bel bunyi dan sesaat setelah bel bunyi Acha baru datang. Beruntung banget nih anak jadi nggak sempet dapat hukuman. Muka Lila dan Maura udah nunjukin kata lo utang penjelasan sama kami yang diiringi muka bingungnya Acha.
Pas istirahat di kantin sambil makan Lila mulai bertanya minta penjelasan yang sempat terputus itu tadi.
"Jadi gini tadi malem tuh di acara bisnisnya bokap gue ketemu sama si lempeng."
"Si lempeng siap Nas ?" Tanya Acha karena tadi dia nggak semapt dengar penjelesan gue.
"Cha nnti aja yah tanyanya abis Nanas cerita lo belum ketinggalan apapun kok," Lila yang udah ngebet banget denger gue jadi nggak ngebiarin gue diinterupsi sama apapun. Lalu setelah mendapat anggukan dari Acha yang keliatannya sama penasarannya sama yang lain gue ngelanjutin ceritanya.
"Di acara itu kita ketemu karena kebetulan bokap gue sama dia partner bisnis, terus kita semua duduk semeja terus dikenalin sama nyokap. Nah sepanjang acara tuh dia dieeeem aja, ngomong kalo ditanya doang itupun singkat-singkat kaku banget kayak kanebo kering.
Kerjaannya cuma ngawasin adenya. Oh iya adenya dia kembar lucu banget deh ngegemesin, gue semalem ngelewatin acara ngobrolnya sama si kembar. Gue ada fotonya," sambil gue kasi liat hasil foto-foto semalam sama si kembar unyu-unyu ke para sahabat gue.
"Iya Nas lucu banget, gue nggak bisa ngebedainnya," kata Acha yang diamini sama yang lain bahkan Lila mau bawa pulang satu yang model kek gitu katanya. Berarti bukan cuma gue dong yang pikirannya kek gitu.
"Namanya siapa Nas dan si lempeng tuh siapa ?"
"Si kembar namanya Keni-Keno dan si lempeng itu kak Alif."
Kemudian Lila menjanjikan untuk mencari cara untuk mencari informasi mengenai si Alif kanebo kering nan lempeng ini.
TBC
17 Jan 2018
ns3.129.10.46da2