Langit Jakarta sore itu berwarna kelabu, sama kelabunya dengan nasib Bejo. Asap knalpot yang menyesakkan dan klakson yang saling bersahutan menjadi musik pengiring perjalanannya menembus belantara beton. Tubuhnya yang kurus dan dekil terbungkus seragam kurir yang warnanya telah memudar. Kulitnya yang legam terpanggang matahari, dengan pori-pori besar yang seolah menyimpan debu jalanan. Wajahnya yang jauh dari kata tampan memiliki tatapan mata yang aneh, tatapan seekor anjing lapar yang mengintai mangsa. Pekerjaannya sebagai kurir bukanlah sebuah kebetulan. Itu adalah pilihan yang cerdas. Sebuah jubah yang sempurna untuk menyembunyikan niatnya, memberinya akses langsung ke gerbang-gerbang rumah mewah, ke dalam sangkar-sangkar emas di mana para mangsanya yang tak curiga menunggunya. Di balik penampilannya yang tak meyakinkan, Bejo menyimpan sebuah rahasia gelap. Namanya Gendam Birahi, satu-satunya hal berharga yang ia miliki di dunia ini. Orang lain punya harta dan wajah tampan untuk memikat wanita; aku punya ini. Satu sentuhan. Itu saja modalku. Dengan satu tepukan ringan, aku bisa menjinakkan wanita paling angkuh sekalipun, menundukkan jiwa mereka di bawah kehendakku. Aku menenggelamkan mereka ke dalam trance—sebuah kondisi kosong di mana aku bisa menanamkan perintah apapun, membentuk ulang hasrat mereka sesuai keinginanku yang paling kotor.14761Please respect copyright.PENANAsiI1BJvtsH
14761Please respect copyright.PENANANLD0ybWesd
Tujuan terakhirnya hari ini adalah sebuah rumah megah di salah satu kawasan elit ibu kota. Gerbangnya yang menjulang tinggi seakan mengejek motor bebeknya yang terbatuk-batuk. Dia menekan bel, dan tak lama, pintu kayu berukir yang kokoh itu terbuka.14761Please respect copyright.PENANAGsrylawQbC
14761Please respect copyright.PENANAX0Kw1Yg8ac
Di sanalah Elisheba berdiri, dan dunia Bejo seakan berhenti berputar.14761Please respect copyright.PENANAlxoKMheGdw
14761Please respect copyright.PENANAbUYFJdziZd
Kecantikannya seolah menampar kesadaran Bejo. Kulitnya yang putih susu, mulus tanpa noda, seolah bersinar dari dalam dan memancarkan kehangatan. Rambut hitam legamnya yang tebal tergerai anggun, membingkai lekuk lehernya yang jenjang dan bahunya yang terbuka. Dia adalah perwujudan dari fantasi paling liar, sebuah piala porselen yang menunggu untuk direbut dan dinodai.14761Please respect copyright.PENANAP4osD8tZKU
14761Please respect copyright.PENANABPpErldiMJ
“Permisi, Bu. Paket untuk Bapak," ujar Bejo, suaranya terdengar parau, seolah tidak pantas mengotori udara di sekitar wanita yang beraroma bunga lili lembut itu.14761Please respect copyright.PENANAB1ihzXCu3A
14761Please respect copyright.PENANA0rfwgjssu4
“Oh, iya, terima kasih banyak. Suami saya sedang ada seminar di luar kota, biar saya saja yang terima,” jawab Elisheba dengan senyum ramah yang tulus, sebuah senyum yang terasa begitu jauh dan asing bagi Bejo.14761Please respect copyright.PENANA8d3LpcxGyE
14761Please respect copyright.PENANAnw2keIBu04
Saat itulah Bejo menyadarinya. Rumah yang begitu besar ini terasa sunyi. Sebuah seringai tipis terukir di bibirnya. Ini adalah panggung yang sempurna.14761Please respect copyright.PENANAS4KirtfItU
14761Please respect copyright.PENANABLWpCK66wl
“Boleh minta tanda tangannya di sini, Bu?” pinta Bejo sambil menyodorkan ponselnya.14761Please respect copyright.PENANAgvE1ILSq2W
14761Please respect copyright.PENANAjMNASQBFl6
Ketika Elisheba sedikit membungkuk untuk menandatangani, Bejo, dengan gerakan yang telah sangat terlatih, menepuk pundak wanita itu. Satu tepukan. Itu saja yang dibutuhkan.14761Please respect copyright.PENANAyP7mwVDORI
14761Please respect copyright.PENANAvWAmWAJxQg
Seketika, dunia Elisheba menjadi gelap. Senyum ramahnya membeku. Matanya yang tadi teduh kini menatap kosong ke depan, seolah sedang melihat sesuatu yang tak terlihat. Tubuhnya kaku seperti patung. Dia telah masuk ke dalam kondisi trance yang paling dalam.14761Please respect copyright.PENANALIJx55QTGr
14761Please respect copyright.PENANAH4nahT6fmX
Bejo tersenyum puas. Tapi dia tidak langsung memberikan perintah. Dia ingin bermain-main terlebih dahulu. Dia ingin mendengar pengakuan dari jiwa yang suci ini sebelum dia menodainya.14761Please respect copyright.PENANADkckAG7P2L
14761Please respect copyright.PENANAs8N2Tulbyl
Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Elisheba, suaranya berbisik seperti ular. "Siapa namamu?"14761Please respect copyright.PENANA9s0kri7c6G
14761Please respect copyright.PENANAir87qafeLm
"Elisheba," jawab wanita itu, suaranya datar tanpa emosi.14761Please respect copyright.PENANA2nKP6bvTxc
14761Please respect copyright.PENANAaeK9PDfQZv
"Kau mencintai suamimu, Elisheba?" tanya Bejo lagi.14761Please respect copyright.PENANANqIQRU6LaT
14761Please respect copyright.PENANA8RjSNCnfUl
"Iya. Saya sangat mencintai suami saya."14761Please respect copyright.PENANAUH5UAe5eOR
14761Please respect copyright.PENANApUcj5UAl7T
"Kau terlihat sangat bahagia dengannya," bisik Bejo, suaranya kini lebih dalam. "Apakah kau tidak akan pernah mengkhianatinya, Elisheba?"14761Please respect copyright.PENANAdv9Ja7zter
14761Please respect copyright.PENANAY7KB5qzVxt
"Tidak akan pernah," jawab Elisheba tanpa ragu, suaranya tetap datar namun penuh keyakinan. "Kesetiaan adalah napas dari pernikahan kami."14761Please respect copyright.PENANAMuxvFATWCH
14761Please respect copyright.PENANA6Lsozqdj1R
Bejo tersenyum semakin lebar. Inilah bagian favoritnya. Dia menatap wajahnya sendiri yang dekil di pantulan kaca jendela di belakang Elisheba. "Sekarang, katakan padaku, Elisheba," bisiknya. "Apa yang kau lihat saat kau menatapku?"14761Please respect copyright.PENANAiIG8NvBrOP
14761Please respect copyright.PENANAkxbKkxn03R
"Seorang kurir yang jelek dan bau," jawab Elisheba, jujur dan tanpa filter.14761Please respect copyright.PENANAIjUEKQiCfZ
14761Please respect copyright.PENANAyddHLgfAsW
Jawaban itu adalah musik termanis bagi Bejo. Seorang kurir yang jelek dan bau. Pengakuan yang sempurna. Sekarang, saatnya untuk menghancurkan semua itu. Dia kembali mendekatkan bibirnya ke telinga Elisheba, siap menanamkan program barunya yang paling kejam.14761Please respect copyright.PENANAFLqrm3peHZ
14761Please respect copyright.PENANAAx65k7ZcD4
"Bagus. Istri yang setia. Istri yang sempurna," desisnya. "Tapi itu membosankan. Dengarkan aku, malaikatku yang kesepian. Saat kau sadar nanti, semua kepura-puraanmu akan lenyap. Kau tidak akan lagi melihat seorang kurir. Kau akan melihatku, pria dekil ini, sebagai satu-satunya Raja yang kau dambakan di muka bumi. Kau akan merasa jijik pada kehidupanmu yang sempurna dan membosankan. Kau akan merasakan hasrat yang membara, sebuah kebutuhan untuk mengundangku masuk, untuk melayaniku, dan untuk menyerahkan dirimu sepenuhnya di kakiku. Setiap penolakanku hanya akan membuatmu semakin menginginkanku. Kau akan melakukan apa saja untuk merasakan kenikmatan dan memberi kenikmatan kepadaku. Sekarang, sadarlah... dan mulailah permainanmu."14761Please respect copyright.PENANAuiaCHMvcjZ
14761Please respect copyright.PENANA1JKVfYvw2g
Setelah menanamkan perintah itu, Bejo mundur selangkah, menciptakan jarak.14761Please respect copyright.PENANAZ9MrxeZyUU
14761Please respect copyright.PENANAVy3weaBFCc
Kesadaran kembali ke mata Elisheba seketika. Dia mengerjapkan matanya, tampak sangat bingung seolah baru bangun dari tidur yang sangat panjang. Dia menandatangani ponsel itu, pikirannya terasa berkabut. "Maaf, tadi saya melamun," katanya. Tapi saat dia menatap Bejo, sebuah konflik batin yang hebat langsung terjadi. Pikirannya menjerit: Siapa pria ini? Kenapa dia masih di sini? Usir dia! Tapi tubuhnya menolak. Program Bejo telah aktif. Jantungnya langsung berdebar kencang. Perasaan hangat yang aneh menjalar di perutnya. Dia menatap pria dekil di hadapannya, dan entah kenapa, dia melihat seorang Raja.14761Please respect copyright.PENANAg1LLYp44XI
14761Please respect copyright.PENANAbkoZXR8gM7
"Mas kurir pasti capek, ya? Panas sekali di luar," kata Elisheba, suaranya kini terdengar lebih dalam, lebih menggoda. Kalimat itu keluar dari mulutnya, mengkhianati pikirannya sendiri. "Mau... mau minum dulu di dalam?"14761Please respect copyright.PENANAbyXkJfuKjI
14761Please respect copyright.PENANAAjDvEzQgoN
Dia sendiri kaget dengan tawarannya. Tidak! Apa yang kulakukan? teriaknya dalam hati. Tapi dorongan itu begitu kuat, tak terbantahkan.14761Please respect copyright.PENANASj3duWmSBm
14761Please respect copyright.PENANAdYMHvY5ZOs
Bejo tersenyum dalam hati. Umpan telah dimakan. "Tidak usah, Bu. Nanti merepotkan."14761Please respect copyright.PENANA4tYuSnr7Fb
14761Please respect copyright.PENANAzKgArJSsmK
"Tidak apa-apa. Sebentar saja," desak Elisheba, kini lebih mantap, matanya menatap Bejo dengan tatapan lapar yang tidak ia mengerti. "Saya buatkan teh. Saya... ingin mengobrol sebentar."14761Please respect copyright.PENANAx3lWbN6oEl
14761Please respect copyright.PENANAgPNlJftJos
Bejo akhirnya mengangguk. Dia masuk ke dalam rumah yang sejuk dan mewah itu. Elisheba menuntunnya ke ruang tamu, lalu pergi ke dapur dengan langkah yang terasa sedikit tidak seimbang, pinggulnya bergoyang lebih dari biasanya.14761Please respect copyright.PENANANiBJf97wXF
14761Please respect copyright.PENANAxo9qexaQxQ
Saat Elisheba kembali dengan segelas es teh, dia tidak lagi terlihat seperti istri seorang motivator. Dia telah melepas jepit rambutnya, membiarkan rambutnya tergerai lebih liar. Dia duduk di sofa, sedikit lebih dekat pada Bejo dari yang seharusnya.14761Please respect copyright.PENANA5XA6ZTOETk
14761Please respect copyright.PENANA9trdOa8xJY
"Jadi..." katanya, memulai percakapan. "Sering lewat sini, Mas?"14761Please respect copyright.PENANAlIRjXuuOLK
14761Please respect copyright.PENANAPLjhuRaYi3
Bejo hanya tersenyum tipis sambil meminum tehnya. Dia tidak perlu banyak bicara. Dia hanya perlu menunggu.14761Please respect copyright.PENANAu8hPE0G42G
14761Please respect copyright.PENANAi8kWDGIwc0
Elisheba merasa penolakan diam itu sebagai sebuah tantangan. Hasrat di dalam dirinya semakin membara. Dia tidak tahan lagi. Dia beringsut mendekat, tangannya dengan berani menyentuh lengan Bejo yang kasar. Napasnya mulai terengah-engah, sebuah suara desahan kecil lolos dari bibirnya.14761Please respect copyright.PENANAFmAlzyMZHk
14761Please respect copyright.PENANAYpI8j7384o
"Aku... tidak tahu kenapa," bisiknya, suaranya serak. "Tapi melihatmu di sini... membuatmu merasa sangat... kesepian. Aku bosan menjadi wanita sempurna." Saat kata-kata pengakuan itu keluar, sebuah gelombang panas baru menjalari tubuhnya, dan cairan hangat itu mulai membanjiri bagian bawahnya, merembes melalui pakaian dalamnya, sebuah bukti fisik yang memalukan dari pengkhianatan jiwanya.14761Please respect copyright.PENANA0lZ619fdJT
14761Please respect copyright.PENANApAMJKuGCIi
Dia menatap Bejo dengan tatapan memohon. "Aku... tidak mau..." katanya, mengulangi kata-kata penolakan terakhir dari kesadaran lamanya, tapi kini kata-kata itu terdengar seperti sebuah rintihan putus asa yang penuh damba.14761Please respect copyright.PENANALmTO1L3FpY
14761Please respect copyright.PENANAS6uWlHYkXl
Bejo tertawa. Dia tahu dia sudah menang. "Kau bohong," bisiknya. "Walau mulutmu bilang tidak, tubuhnya terus mencari kenikmatan. Aku bisa melihatnya. Aku bisa merasakannya."14761Please respect copyright.PENANA4WdogYTZEM
14761Please respect copyright.PENANAMP19eHK4St
Tanpa kata-kata lagi, Elisheba menerjang. Semua keanggunan yang ia bangun seumur hidupnya hancur dalam sekejap. Matanya yang tadi teduh kini berkilat liar, wajahnya memerah padam, dan dari mulutnya keluar suara-suara tidak jelas, campuran antara rintihan dan geraman. Dia tak lagi sadar siapa dirinya, hanya kenikmatan yang tersisa sebagai tujuannya. Dia mendorong Bejo hingga bersandar di sofa, lalu dengan gerakan yang lebih menghinakan dan lebih primal, dia langsung berlutut di hadapan Tuannya.14761Please respect copyright.PENANA61Vxj3TToG
14761Please respect copyright.PENANA4To7XfDrcV
Srekk... Dengan satu tarikan kasar, celana dekil Bejo terbuka, dan terpampanglah pusaka miliknya. Aroma yang tajam dan busuk seharusnya membuat Elisheba mundur jijik, tapi karena ilmu Bejo, yang terjadi justru sebaliknya. Matanya yang tadi liar kini tertegun, terpikat. Dia menelan ludah dengan susah payah, sebuah tanda yang jelas bahwa dia tidak sabar untuk melahapnya.14761Please respect copyright.PENANAmg1mwCfFdf
14761Please respect copyright.PENANAKZCIqKmZ9X
Dia tidak langsung menyentuh Bejo. Sebaliknya, dia menatapnya dengan tatapan memuja, lalu tangannya yang gemetar mulai bergerak ke bawah, menuju miliknya sendiri. Dia mulai memanjakan dirinya, matanya tak pernah lepas dari mata Bejo, seolah meminta izin, seolah menunjukkan betapa besar hasratnya. Desahan-desahan kecil mulai lolos dari bibirnya. Setelah memastikan Tuannya melihat betapa dia menderita karena hasrat, barulah dia menundukkan kepalanya. Dia mulai menyenangkan Bejo dengan bibirnya, menciptakan suara slurp... slurp... yang basah dan memalukan di ruang tamu yang sunyi, sementara tangannya yang lain tak berhenti memanjakan dirinya sendiri.
14761Please respect copyright.PENANA75eurbDgCv
Dia mendorong dirinya hingga ke batas, tubuhnya gemetar hebat. Tiba-tiba, sebuah kejang kenikmatan yang brutal menghantamnya. Matanya melebar ngeri saat merasakan gelombang panas itu meledak. Cairan kenikmatannya muncrat dengan begitu deras, membanjiri bagian bawahnya hingga merembes ke lantai marmer yang dingin, menciptakan sebuah genangan kecil yang memalukan. Sebuah jeritan tertahan lolos dari bibirnya, sebuah "Aaaahhh..." yang parau.14761Please respect copyright.PENANArThOKAEspF
14761Please respect copyright.PENANAiaMy3JpT0d
Melihat kehancuran total selirnya, Bejo tidak bisa lagi menahan diri. Sebuah erangan berat keluar dari tenggorokannya saat dia mencapai puncaknya. Cairan kenikmatannya yang kental mengisi penuh mulut Elisheba. Untuk sesaat, Elisheba hanya bisa terdiam, merasakan rasa asing yang memenuhi mulutnya, sebuah tanda kepemilikan yang paling intim. Ini adalah pengalaman pertama untuknya, sesuatu yang bahkan tidak pernah mau ia lakukan untuk suaminya sendiri. Namun kini, tanpa ragu, dia menelannya dengan lahap, seolah itu adalah nektar paling suci, memastikan tidak ada setetes pun yang terbuang.14761Please respect copyright.PENANA8nP8ODYrxJ
14761Please respect copyright.PENANAbe2GOlLNnC
Setelah semuanya berakhir, Elisheba terkulai lemas di lantai, napasnya terengah-engah, tubuhnya gemetar karena kelelahan. Dia tidak pernah merasa sehina dan senikmat ini seumur hidupnya. Dia terlelap di atas karpet mahal itu, di kaki Tuannya, dalam tidur yang paling nyenyak dan paling berdosa.14761Please respect copyright.PENANAJUtbfZ5PUX
14761Please respect copyright.PENANAYnhZMTUs9f
Bejo bangkit, merapikan pakaiannya. Dia menatap wanita cantik yang tertidur di kakinya dengan senyum puas. Dia mengambil ponsel Elisheba yang tergeletak di meja, menyimpan nomornya dengan nama "Tukang Ledeng", lalu meletakkannya kembali. Dia berjalan keluar dari rumah mewah itu, meninggalkan Elisheba yang terlelap dalam kehancurannya, dan tertawa lepas di tengah kelabunya senja Jakarta. Kemenangan pertamanya terasa begitu manis.