Di pagi sunyi yang belum sempurna,
namamu hadir seperti doa.
Hangat seperti kopi yang baru diseduh,
kau tenangkan hati yang nyaris runtuh.

Bukan karena kata yang berbaris megah,
tapi caramu hadir dalam tiap langkah.
Kau ajarkan cinta yang tidak memaksa,
cukup hadir katamu itu yang luar biasa.

Secangkir cerita kau tuang perlahan,
tentang harapan, luka, dan juga pengampunan.
Kau tidak menghakimi atau menuntut arah,
hanya mendengar dan dunia menjadi lebih ramah.

Dari matamu, aku tahu
kebaikan tidak perlu baju baru.
Ia bisa hidup dalam senyum yang ringan,
dalam sapa yang tulus dan tangan yang tak ingin ditinggalkan.

Terima kasih, Kalingga, atas waktu dan rasa,
atas tawa, diam, juga kecewa yang kau bawa bersama.
Kau ajarkan bahwa hidup tak harus selalu menang,
yang penting: hati tetap terang dan langkah tetap tenang.

Maka hiduplah dengan baik, sejauh kau bisa,
seperti matahari yang tak pernah lupa menyapa.
Dan jika suatu hari dunia terasa berat dan fana,
ingatlah: kau pernah menjadi cerita dan doa bagi jiwa-jiwa.