Melihat tubuh telanjang dan wajah pemilik tubuh itu yang cantik kontan hasratku bangkit. Aku bukan lelaki sok suci. Melihat tubuh polos tanpa sehelai benangpun itu birahiku menggelora. Aku tak bisa menahan godaan untuk terus melihat benda terlarang itu. Apalagi melihat payudara dan memeknya yang tersaji begitu nyata. Posisi cewek itu dalam keadaan mengangkang dengan memek menganga tanpa bulu yang mungkin sudah dicukur. Wajah cewek itu sungguh sensual dan tubuhnya montok.
Godaan setan menyerang diriku dengan begitu kuat. Beberapa saat perang antara sisi baik dalam diriku dan sisi jahat berlangsung. Tapi lama kelamaan sisi jahat yang menang tapi masih ada yang menahan aku untuk berbuat lebih jauh. Rasa takut akan ketahuan karena siapa saja bisa kebetulan bangun termasuk wanita telanjang ini. Tapi suguhan memek mulus dengan belahan yang sedikit menganga memperlihatkan warna pinknya begitu menggiurkan dan payudara montok dengan puting warna merah mudanya juga sangat menggoda.
Rasa takut perlahan luntur dan akhirnya dengan perlahan aku mendekati sofa dan melepas kontolku yang sudah mengeras dari celana pendek aku. Dengan nekad dan tangan gemetar aku menyentuh memek itu sambil mulai mengocok kontolku. Gadis itu tidak bereaksi, mungkin karena dia sudah tertidur lelap atau bisa juga karena mabuk berat. Aku tak tahu pasti. Yang jelas aku menjadi semakin nekad memainkan jemariku di liang memeknya. Blesh. Perempuan itu merintih setengah sadar saat jariku melesak masuk keliang memeknya yang basah. Melihat perempuan itu tetap tak sadar aku menjadi semakin nekad. Segera aku mengambil posisi untuk menusukan kontolku ke memek wanita itu.
Kontolku mulai menempel di bibir memeknya. Baru menyentuh memeknya saja nafsuku makin berkobar. Blesh… Akhirnya kontolku melesak masuk ke liang memek gadis cantik teman Ridwan itu. Wanita itu kembali merintih, tapi aku sudah tidak perduli. Aku memompa kontolku dengan penuh nafsu. ini memek pertama selain milik istriku yang pernah aku masuki dengan kontolku sampai sejauh ini. Sungguh gila sensasinya luar biasa.
Plok plok plok… Aku sudah lupa daratan fokus memompa memek wanita itu. Wajahnya begitu sensual dan matanya setengah terbuka. Mungkin dia sudah bangun tapi masih dipengaruhi oleh mabuknya jadi pasrah saja dengan apa yang aku lakukan. Aku makin berani dengan meremas payudara montoknya yang jauh lebih besar dari milik istriku. Putingnya runcing dan berwarna merah muda. Gila begitu mudahnya Ridwan mendapatkan cewek untuk di entot dan saat ini aku kebagian untuk ikut mencipi memek temannya. Otak aku sudah tertutup nafsu dan melupakan resiko besar bila ini diketahui oleh orang lain.
Plok plok plok… Aku makin liar menggenjot memek gadis itu dengan kontolku. Rasa nikmatnya membuat aku tidak perduli lagi dengan sekeliling. Aku fokus menikmati jepitan memek gadis itu di kontolku. Pompaan kontolku makin cepat sambil aku menatap wajah cantik dan tubuh sexy gadis yang tak kukenal namanya itu.
“Eh kamu… ouwhhh ouwhhhh kok kamu ehhhh…. kok ahhhhh yah terus ahhhh!”
Perempuan itu meracau. Aku sangat kaget mendengarnya. Matanya terbuka dan menatap sayu ke arah wajahku. Ini sangat gawat tapi aku terlanjur basah dengan nekad meneruskan genjotanku apalagi mendengar kata-katanya yang minta terus. Tiba-tiba aku merasakan memek wanita itu mencengkeram kontolku dengan kuat. Sepertinya dia mau orgasme. Aku makin bernafsu memompa kontolku dalam liang memeknya.
“Ouwhhhh ouwhhhhh ouwhhhhhhh arghhhhhhhhhhhhhhh!’ Gadis itu mengerang menjemput orgasmenya.
Kontolku diterpa cairan hangat di dalam memek perempuan teman Ridwan itu. Tapi aku belum mencapai kepuasan maka aku segera memposisikan gadis itu nungging di sofa. Tak ada penolakan dari gadis itu. Dia mengambil posisi menungging itu membuatnya terlihat makin merangsang. Aku menatap pantatnya dan memeknya yang terlihat lebih mempesona dalam posisi nungging.
Segera aku tempelkan kepala kontolku ke bibir memeknya. Perlahan mendorongnya menerobos masuk dan bleshhhh kontolku kembali melesak menerobos memek cewek teman Ridwan yang cantik itu. Aku mulai memompa dengan perlahan sambil meremas pantat montoknya. Kemudian remasan aku pindahkan ke payudaranya. Betapa nikmatnya apa yang aku alami ini dan aku makin lupa daratan dan sudah tidak perduli lagi bahwa aku bisa saja ketahuan. Bisa saja ada penghuni rumah yang tiba-tiba bangun termasuk Fahrani istriku.
Plok plok plok plok plok
Bunyi pertemuan selangkanganku dengan pantat gadis itu terdengar makin keras. Aku sesekali mengosok itil wanita itu yang membengkak keras.
“Ouwhhh ouwhhh ouehhhhh Arghhhhhhhhh!” Jerit gadis itu saat orgasme menderanya.
Kaki wanita itu gemetaran dan tubuhnya ambruk di atas sofa. Dia kelojotan beberapa saat. Aku juga sudah mau mendekati orgasmeku. Aku mengocok kontolku sambil membelai-belai pantatnya. Setelah gadis itu terlihat mulai pulih dari badai orgasme, aku membalik tubuhnya dan mendekatkan kontolku ke wajahnya. Tanpa perlu bicara gadis itu mengerti apa yang harus dia lakukan. Dia dengan lihai melahap kontolku dan mengoralnya dengan penuh penghayatan.
Gila belum pernah aku mengalami dioral oleh wanita yang ahli melakukannya. Istriku memang mau tapi hanya sekedar mengecup dan mengulum bagian kepala saja dan tak pernah sampai melahap hingga masuk jauh ke dalam mulutnya. Wajah cantik gadis itu maju mundur memberi kenikmatan pada kontolku yang sudah mulai mendekati puncak kenikmatannya.
“Shhhhhh ahhhhhhh ouwhhhhhh yahghhhh… Arghhhhhhhhhh!”
Crottttttt crottttttttttttt crotttttttttttttttttt crottttttttttttttttt. Kontolku menyemburkan air mani dalam mulut gadis itu yang dengan buas menelan sebagian air mani itu dan sebagian lagi meleleh keluar dari mulutnya.
Aku segera melepas kontolku dari mulutnya dan cepat pergi berlalu dari tempat itu. Sampai di kamar aku bagai maling yang lolos dari kejaran massa. Gila dalam semalam aku berubah jadi lelaki bejad mesum dan pezinah yang bahkan tak tahu dengan siapa aku berzinah. Mujurnya aku bisa menuntaskan hasratku dengan sangat memuaskan. Aku mengalami orgasme hebat dalam mulut gadis itu yang sepertinya tidak keberatan aku setubuhi. Meski begitu aku tetap merasa was-was. Aku sangat takut wanita yang kusetubuhi ini akan cerita kepada Ridwan.
1303Please respect copyright.PENANAKyL9M7VxTB
Aku terbangun oleh sentuhan lembut di pundak. Mata berat ini baru saja terlelap beberapa jam yang lalu setelah malam yang melelahkan.
"Bangun, Sayang. Sudah waktu subuh," suara Fahrani mengoyak kesadaranku.
Aku mengerang, memalingkan wajah ke bantal. Tubuh ini masih lemas—bukan karena pekerjaan, tapi karena perbuatan terkutuk yang kulakukan beberapa jam lalu. Gadis tak dikenal itu, aroma alkohol yang menyengat, dan sofa ruang tamu yang menjadi saksi bisu pengkhianatanku.
"Aku masih ngantuk, mah. Kau saja yang sholat dulu," kataku sambil menutupi kepala dengan selimut.
"Tapi kan biasanya kita sholat berjamaah?" Fahrani membuka selimut perlahan, matanya berbinar penuh pertanyaan. "Kamu kenapa jadi malas bangun gini pah?"
Dadaku berdegup kencang. Jika aku bangun sekarang, aku harus mandi wajib. Dan Fahrani pasti akan bertanya mengapa—kita tidak bercinta semalam, tidak mimpi basah, lalu kenapa?
"Aku... kemarin begadang sampai jam dua. Ada laporan kantor yang harus diselesaikan," bohongku terbata.
Fahrani mengerutkan kening. "Hari libur gini kamu masih saja ngurus kerjaan?"
"Dikejar deadline, Sayang," aku membalikkan badan, menghindari tatapannya yang mulai penuh curiga.
Dia menghela napas, akhirnya pergi sendiri ke kamar mandi. Aku mendengar gemericik air wudhu, lalu suara lembutnya membaca Al-Fatihah. Setiap ayat yang meluncur dari bibirnya seperti cambuk di hati—istri yang setia ini tidak tahu suaminya baru saja mengkhianati dengan cara paling hina. Lalu aku kembali tertidur lelap.
Jam delapan pagi, aku benar-benar terbangun oleh sinar matahari yang menyengat. Fahrani sudah rapi, duduk di tepi tempat tidur sambil memandangku dengan ekspresi aneh.
"Pah, kenapa sih maksa ngerjain kerjaan kantor sampai larut banget. Kenapa gak kerjain siang aja. Kan jadi susah bangun, sampai kelewat sholat subuh," suaranya datar, tapi ada sesuatu dalam nada itu yang membuatku gelisah.
Aku duduk terburu-buru. "Habis kepikiran terus, jadi sekalian aja papah kerjain."
"Harusnya papah gak perlu segitunya juga." matanya menyipit. "Apalagi sekarang kan papah libur dan bukan jam kerja."
"Iya, tapi Senin sudah harus dikumpulkan," aku meraih handuk, bergegas ke kamar mandi.
Di balik pintu kamar mandi, aku menatap wajah sendiri di cermin. Mata berkantung, bibir kering. Bau perempuan asing masih terasa di kulitku meski sudah kubersihkan semalam. Aku menyeka wajah dengan air dingin, berharap bisa membersihkan noda dosa yang lebih dalam.
ns52.14.244.195da2