Irony - Konflik internal dan perasaan yang bertentangan

gua di sini,

bercakap dengan diri sendiri di tengah sunyi,

nggak ngerti mana yang bener:

inilah yang gua mau,

atau inilah yang gua takutkan.

34Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6hIrJLZ4k7

di satu sisi, gua pengen teriak,

“gue capek pura-pura baik-baik aja!”

tapi di sisi lain, gua takut suara itu malah bikin semuanya runtuh.

ketika gua nyaris buka kata,

mulut gua tiba-tiba kaku,

dan gua kembali nahan.

34Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4WJPn63Dky

gua pengen dekat,

tapi gua juga pengen mundur.

gua pengen dia ngerti gua sepenuhnya,

tapi gua juga takut dia kabur kalau tahu semua sisi gelap gua.

34Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2iT4UZrCMj

ini persis kayak ironis—

hati gua penuh gairah buat jujur,

tapi pikiran gua penuh alasan buat tetap diam.

34Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpfmvOfbxMO

kalau gua bilang apa yang gua rasain,

apakah gua akan lebih bebas?

atau justru makin terjerat?

34Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZXu0zvc7qs

setiap detik gua dipaksa milih—

antara rasa lega atau rasa menyesal.

gue berdansa di antara keduanya,

tanpa tahu mana langkah yang benar.

34Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡArb0gB97rI

tapi mungkin…

konflik ini juga bagian dari proses.

gua belajar bahwa jujur kadang berarti menanggung resiko,

dan diam kadang berarti melindungi luka.

34Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKZGg2J2trQ

di ujungnya, gua harus temuin jawaban sendiri—

apakah gua siap menghadapi apa pun setelah kata-kata itu terucap,

atau gua rela terus hidup dengan semua “mungkin” yang menggantung.

34Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6l2Js0COuE

gue belum tahu jawabannya,

tapi gua di sini—berani nulisnya, walau masih bingung.

34Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ92ZV2GenMK

ns3.133.132.103da2

介面主題:

字體大小:

行距:

段距:

自動加載下一章