Irony - Konflik internal dan perasaan yang bertentangan

gua di sini,

bercakap dengan diri sendiri di tengah sunyi,

nggak ngerti mana yang bener

inilah yang gua mau,

atau inilah yang gua takutkan.

102Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMIOmkD94LW

di satu sisi, gua pengen teriak,

“gue capek pura-pura baik-baik aja!”

tapi di sisi lain, gua takut suara itu malah bikin semuanya runtuh.

ketika gua nyaris buka kata,

mulut gua tiba-tiba kaku,

dan gua kembali nahan.

102Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9tca3tgchk

gua pengen dekat,

tapi gua juga pengen mundur.

gua pengen dia ngerti gua sepenuhnya,

tapi gua juga takut dia kabur kalau tahu semua sisi gelap gua.

102Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVaIleb8gYU

ini persis kayak ironis

hati gua penuh gairah buat jujur,

tapi pikiran gua penuh alasan buat tetap diam.

102Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwIrlTZGE45

kalau gua bilang apa yang gua rasain,

apakah gua akan lebih bebas?

atau justru makin terjerat?

102Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNjblB0fw5

setiap detik gua dipaksa milih

antara rasa lega atau rasa menyesal.

gue berdansa di antara keduanya,

tanpa tahu mana langkah yang benar.

102Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdoUVRJ3WsW

tapi mungkin…

konflik ini juga bagian dari proses.

gua belajar bahwa jujur kadang berarti menanggung resiko,

dan diam kadang berarti melindungi luka.

102Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMuyTMAHgJT

di ujungnya, gua harus temuin jawaban sendiri

apakah gua siap menghadapi apa pun setelah kata-kata itu terucap,

atau gua rela terus hidup dengan semua “mungkin” yang menggantung.

102Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU3cZZIMRwi

gue belum tahu jawabannya,

tapi gua di sini berani nulisnya, walau masih bingung.

102Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc4cBbW5CDd

ns216.73.216.224da2

介面主題:

字體大小:

行距:

段距:

自動加載下一章