
Pandangan Pertama yang Menggetarkan
18714Please respect copyright.PENANA7FQYH8FeKW
Siang itu udara kantor terasa lebih gerah dari biasanya. AC lantai dua mati sejak pagi, membuat lorong-lorong sunyi dipenuhi hawa panas yang menempel di kulit.
18714Please respect copyright.PENANAEHBPoPRfv8
Riska baru saja turun dari mushola setelah salat zuhur. Langkahnya kecil dan teratur, jilbab panjangnya berayun pelan saat ia berjalan menyusuri koridor belakang yang jarang dilewati. Ia ingin mengambil laporan yang tertinggal di ruang meeting lama.
18714Please respect copyright.PENANALZXNMpAWwj
Tapi langkahnya terhenti.
18714Please respect copyright.PENANAQRrK4cdQ0p
Dari celah pintu ruang meeting yang tak sepenuhnya tertutup, Riska menangkap suara samar. Erangan. Nafas berat. Lalu gerakan bayangan di balik kaca buram.
18714Please respect copyright.PENANAOZWw4NbScK
Ia mendekat… pelan… rasa penasaran melampaui akal sehatnya.
18714Please respect copyright.PENANAgRsMiyuiRh
Di dalam ruangan, Riska melihat sesuatu yang membuat seluruh tubuhnya membeku:
18714Please respect copyright.PENANAMSM8eTAxqd
Siska, rekan kerjanya, sedang telanjang di atas meja. Pak Hadi, atasan mereka, setengah membuka kemeja, menindih tubuh perempuan itu. Gerakannya menghentak, kasar, penuh nafsu. Siska memejam, menggigit bibir, tangan mencengkeram lengan kursi.
18714Please respect copyright.PENANAAh7IBNwka1
Itu… jelas sekali. Mereka sedang berhubungan.
18714Please respect copyright.PENANAwXjpGhbCbU
Riska menelan ludah. Kakinya tak bisa bergerak. Tapi yang membuat jantungnya lebih melompat bukan hanya pemandangan di depan matanya… melainkan sosok lain di ujung lorong.
18714Please respect copyright.PENANA0an2g1Ueap
Pak Darto, OB kantor, berdiri mengendap di balik dinding. Tangannya masuk ke celana seragamnya. Bergerak cepat. Wajahnya tegang. Nafasnya berat.
18714Please respect copyright.PENANAOtuo4RRdVZ
Riska nyaris berteriak—tapi tubuhnya tak menuruti perintah otaknya. Matanya justru terpaku ke arah benda besar, hitam, berurat, yang digenggam oleh OB itu. Lebih besar dari apa pun yang pernah ia bayangkan. Bahkan… lebih besar dari milik suaminya.
18714Please respect copyright.PENANAKAyeKiR7gJ
Dan… ia tak tahu kenapa… tapi tubuhnya mendadak panas.
18714Please respect copyright.PENANAJLp68osEg3
Keringat mulai mengalir dari pelipis, punggungnya basah, dan terutama… di bawah lengannya. Ia tahu, hari itu ia lupa memakai deodoran. Tapi yang lebih penting… ia juga tahu, ini bukan keringat biasa. Bukan karena suhu ruangan semata.
18714Please respect copyright.PENANARbev08wzPl
Ada sesuatu yang bergerak di dalam dirinya. Gelombang asing.
18714Please respect copyright.PENANAcq8f4pJkgP
Wajahnya merah. Nafasnya pendek. Ia segera mundur, melangkah cepat menjauh dari ruangan itu, menuju tangga belakang.
18714Please respect copyright.PENANAEApWY5yth4
Di balik kerudungnya, peluh mengalir makin deras. Jantungnya berdetak cepat. Dan pikirannya berantakan.
18714Please respect copyright.PENANANbn40yKc90
> “Apa yang barusan aku lihat… Kenapa aku… begini?”
18714Please respect copyright.PENANAo6DjVpiFKJ
18714Please respect copyright.PENANAykUrUxjYH7
18714Please respect copyright.PENANAsKA57hDtSw
Riska menggenggam dadanya. Baju dalamnya sudah lengket oleh keringat. Tubuhnya bereaksi tanpa ia pahami. Bahkan bagian paling sensitif di tubuhnya terasa geli dan hangat, seolah disentuh oleh bayangan yang baru ia lihat tadi.
18714Please respect copyright.PENANAUPuViX5rH5
Dan saat ia tiba di meja kerjanya, masih dalam kondisi setengah linglung… seseorang memanggilnya.
18714Please respect copyright.PENANASOHGVrv9Wr
> “Ris, bantu bentar dong di ruang arsip…”
18714Please respect copyright.PENANADTBPJRhzzi
18714Please respect copyright.PENANA4Frji8yNW7
18714Please respect copyright.PENANA157pUPuYcr
Rian. Teman kerjanya.
Riska hanya mengangguk. Masih mencoba mengusir panas dari pikirannya… tanpa tahu bahwa peluh di tubuhnya—aroma alaminya yang belum tersentuh parfum atau deodoran—akan segera menjadi pemicu bagi hasrat yang jauh lebih dalam
Langkah Riska terasa berat saat memasuki ruang arsip yang sempit dan pengap. Udara di dalam seolah menekan, dan peluh di tubuhnya belum juga mengering. Blus panjangnya menempel ketat di punggung dan pinggang, dan bagian bawah lengannya… sudah basah.
18714Please respect copyright.PENANAghMGnILnAG
Rian sudah berdiri di sana. Kemejanya digulung sampai siku. Napasnya terdengar berat saat melihat Riska masuk. Mata laki-laki itu mengamati setiap detail tubuhnya dengan kejelian yang licik—rambut yang terselip di balik kerudung, leher yang tampak sedikit saat ia membungkuk, dan terutama… ketiak yang sesekali terlihat dari balik lengan bajunya yang longgar.
18714Please respect copyright.PENANAlsetYEz4oE
Aroma itu. Asem, tajam, dan anehnya… membuat kepala Rian ringan.
18714Please respect copyright.PENANAHiDIsBMCOn
> “Ris, sini… bantuin aku nyari laporan yang kemarin. Di rak atas itu,” ujarnya sambil menunjuk.
18714Please respect copyright.PENANAkPYRaDuDxa
18714Please respect copyright.PENANAzdZrUIXtpE
18714Please respect copyright.PENANA9pUpbjh5xr
Riska menaikkan tangan, meraih map di rak tinggi. Saat ia berjinjit, tubuhnya tertarik ke depan, dan blusnya makin menempel di kulit. Rian berdiri tepat di belakang, pura-pura memeriksa rak lain, padahal hidungnya nyaris menempel di bagian belakang jilbab Riska.
18714Please respect copyright.PENANABtSHJsIwbh
Aroma tubuh Riska memukul otaknya seperti alkohol murni. Ia harus dapat lebih.
18714Please respect copyright.PENANAShyPrastS0
> “Ris, kamu pakai parfum apa? Enak… asli,” katanya sambil tertawa pelan.
18714Please respect copyright.PENANAycbXdM1EDJ
18714Please respect copyright.PENANA5TEVs9gfKn
18714Please respect copyright.PENANAi6o4JluRQ0
> “Enggak pakai, Mas. Malah belum sempat pakai deodoran…” jawab Riska polos, sedikit malu.
18714Please respect copyright.PENANAMDGAMzbHRl
18714Please respect copyright.PENANA5MKEhZUpN6
18714Please respect copyright.PENANAmabJBNwiMV
Rian pura-pura tertawa juga. Tapi tangan kanannya mulai bergerak—tidak menyentuh langsung, hanya menyusuri pinggang Riska dengan benda yang makin keras di balik celananya.
18714Please respect copyright.PENANALor1gDiWAw
> “Kamu tahu gak, kalau orang tuh bisa dirangsang cuma dari aroma tubuh? Bukan parfum. Tapi aroma asli…”
18714Please respect copyright.PENANAbuJMtEUzYr
18714Please respect copyright.PENANAnphLuygmw5
18714Please respect copyright.PENANACD9FIJ9AMH
> “Masa, sih?”
18714Please respect copyright.PENANA59rdOeeLib
18714Please respect copyright.PENANAfjimYJyW4u
18714Please respect copyright.PENANAL13xNlcVe0
> “Mau aku ajarin cara biar bisa bikin cowok langsung nempel terus?”
18714Please respect copyright.PENANAGoDZWEqWK3
18714Please respect copyright.PENANAZemhWHhQ7L
18714Please respect copyright.PENANAUjWC01AlEz
> “Ajarin dong…”
18714Please respect copyright.PENANAiKNEH6TElH
18714Please respect copyright.PENANAc5fzoFKkpJ
18714Please respect copyright.PENANAUf0Te9gKoG
Rian tersenyum licik. Ia tahu Riska akan menuruti. Dia hanya perlu menggiring perlahan.
18714Please respect copyright.PENANAZQJCiyDF1w
> “Coba kamu deketin tangan ke dada aku, terus tahan. Nah, gitu… Lalu putar dikit…”
18714Please respect copyright.PENANAHHOlaC4D6V
18714Please respect copyright.PENANANYC9wznz3x
18714Please respect copyright.PENANAyzX0Iob7dp
Arahannya aneh. Tapi Riska menuruti. Gerakan itu perlahan-lahan berubah. Tangannya menggenggam sesuatu yang mulai berdenyut. Ia tak paham sepenuhnya, hanya merasa seperti “latihan”.
18714Please respect copyright.PENANAJM8T7W28p1
> “Nah, pelan aja. Kayak tadi…”
18714Please respect copyright.PENANAulAioJI0YT
18714Please respect copyright.PENANAICBP5ISRZP
18714Please respect copyright.PENANA5cdVNBq41o
Dalam waktu singkat, Rian tak bisa menahan lagi. Ia menggigit bibir, menunduk, menyentuhkan wajah ke bagian belakang kerudung Riska, menghirup dalam-dalam sambil tubuhnya menegang.
18714Please respect copyright.PENANAcazkN8fiiv
“Ahh…” desahan pelan, nyaris tak terdengar, dan tubuhnya melengkung.
18714Please respect copyright.PENANAmp3fD2ZiIK
Riska baru sadar saat merasa jilbabnya seperti tersentuh cairan hangat. Tapi ia hanya mengernyit, tidak berpikir aneh.
18714Please respect copyright.PENANAZlSDPO3qVi
> “Udah, Mas?”
18714Please respect copyright.PENANA9btrMpUmzP
18714Please respect copyright.PENANAOFu3MfixKm
18714Please respect copyright.PENANArt2XNOb4iE
> “Udah… makasih ya. Kamu ngerti banget ternyata.”
18714Please respect copyright.PENANAl7h5eiKHJQ
18714Please respect copyright.PENANAzYqQP23kiy
18714Please respect copyright.PENANAn40KRRLYCG
> “Hehe… padahal aku cuma ikutin omongan Mas.”
18714Please respect copyright.PENANAgTLVsoDz3J
18714Please respect copyright.PENANAdGmVItzGKF
18714Please respect copyright.PENANA1uzzhP7pNy
18714Please respect copyright.PENANA2Fv4hwWHfR
---
18714Please respect copyright.PENANAE3wjdrx66W
Malam hari
18714Please respect copyright.PENANASa1OOwIj46
Riska baru selesai mandi dan mengganti pakaian. Jilbab kerjanya masih tergantung di dinding kamar, sedikit kusut dan mengering.
18714Please respect copyright.PENANAmXLybQFMnm
Jaka, suaminya, sedang duduk di tepi ranjang sambil memeriksa sesuatu.
18714Please respect copyright.PENANAzN6dm1Yu4f
> “Ris… tadi kamu abis bantu siapa aja di kantor?”
18714Please respect copyright.PENANARFCM3aTShw
18714Please respect copyright.PENANANIIby5FIay
18714Please respect copyright.PENANAp8uraciX5R
> “Hm? Mas Rian doang sih. Di arsip, bantu nyari file. Tapi sebelumnya aku lihat… ini aneh banget deh, Mas…”
18714Please respect copyright.PENANAKXpSLslBHc
18714Please respect copyright.PENANAG8ezgUzFPv
18714Please respect copyright.PENANA7w3RWkUsuV
Riska duduk di sampingnya, matanya berbinar, seperti anak kecil yang habis nonton film rahasia.
18714Please respect copyright.PENANAk1MuVYzMxK
> “Tadi aku lihat temen kantor… sama Pak Hadi, ehm… kayak yang suami istri gitu…”
18714Please respect copyright.PENANAPUoZScvif1
18714Please respect copyright.PENANArZ2Sw1iZRO
18714Please respect copyright.PENANA7pj0NQPwC9
Jaka diam. Tapi tangannya mengambil jilbab yang tergantung. Ia mengendus pelan, lalu memejamkan mata.
18714Please respect copyright.PENANANfDnzxnLU3
Ada bau khas. Bau sperma.
18714Please respect copyright.PENANAxNlNw0GtZ6
> “Terus kamu ngapain?”
18714Please respect copyright.PENANAezd7QmPcCF
18714Please respect copyright.PENANAMdcajqCLBv
18714Please respect copyright.PENANA28fSYcTDsO
> “Cuma lihat. Terus Pak Darto juga… kayak ngintip gitu, aneh banget. Tapi serem juga… Aku langsung pergi.”
18714Please respect copyright.PENANAqecvvuBsab
18714Please respect copyright.PENANAIjSyjMPK4Q
18714Please respect copyright.PENANAA6hDWGsoMW
> “Dan Rian tadi ngapain?”
18714Please respect copyright.PENANAQjeQPobS13
18714Please respect copyright.PENANAaKUYzDNfK9
18714Please respect copyright.PENANA9FMQEBXIGZ
> “Nggak ngapa-ngapain… ya ngajarin trik aja, katanya biar kelihatan lebih ‘menggoda’. Tapi aku gak ngerti sih, cuma ikut aja…”
18714Please respect copyright.PENANAZCk6lvwMNn
18714Please respect copyright.PENANAZBrX6wITmd
18714Please respect copyright.PENANAreBJZ2lwDI
Jaka tidak langsung menjawab. Tapi matanya menatap lekat ke istrinya.
18714Please respect copyright.PENANAfCFDYORn1K
> “Ris…”
18714Please respect copyright.PENANAKHW2sslHcJ
18714Please respect copyright.PENANARGvHgXZXME
18714Please respect copyright.PENANAxr2XDKlZjX
> “Iya, Mas?”
18714Please respect copyright.PENANAXsbls0eM44
18714Please respect copyright.PENANAE9x47s2edy
18714Please respect copyright.PENANA8pOPO0iU7Q
> “Besok… jangan pakai deodoran ya.”
18714Please respect copyright.PENANA35bCIOFyrA
18714Please respect copyright.PENANAOTF9gphHJH
18714Please respect copyright.PENANAhWoUOlgeVv
> “Lho? Emangnya kenapa?”
18714Please respect copyright.PENANAt2NfZKNHGN
18714Please respect copyright.PENANAF5qpyKpXqy
18714Please respect copyright.PENANAcbdPfsv3tZ
> “Soalnya… aroma kamu hari ini… beda. Gairah Mas… gak nahan dari tadi.”
18714Please respect copyright.PENANAbIdQD74R8V
18714Please respect copyright.PENANAVvn76dzmHp
18714Please respect copyright.PENANAhDe8Px3hPo
Riska mengerutkan kening, malu-malu.
18714Please respect copyright.PENANACPwOiVpcfi
> “Masa sih? Apa karena aku keringetan ya…”
18714Please respect copyright.PENANAR9714oFqF8
18714Please respect copyright.PENANA6XRLdW4eCp
18714Please respect copyright.PENANAEOE7OggtEq
Jaka hanya tersenyum. Tapi dalam hatinya, ia mulai menyadari satu hal:
Ada sesuatu yang berubah di dalam diri istrinya. Dan bagian terdalam dirinya—yang paling liar—suka dengan perubahan itu.
Dukung saya dengan donasi
Atau like dan share ya
ns18.222.147.70da2