Semenjak apa yang terjadi di pos satpam bersama Pak Salim, aku jadi sering salah tingkah. Ada perubahan kecil pada diriku. Seperti sering merias wajahku agar lebih cantik saat bertemu Pak Salim dan memakai pakaian yang paling sexy yang aku punya. Ah, inikah yang namanya bucin? Seumur-umur aku belum pernah merasakan bucin.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpggYKAfwsf
Perasaanku pun yang beberapa hari yang lalu sempat memberi ruang untuk Aldo, kian lama kian memudar. Muncul perasaan lain yang lebih dominan yang memberi ruang untuk Pak Salim. Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPYvd8kClZJ
Baru saja aku sedikit lega karena perasaan bahagia, lagi-lagi orang tuaku bertengkar hebat. Sempat kututupi telingaku dengan earphone agar aku tak mendengar pertengkaran mereka. Namun percuma saja, suara pertengkaran kedua orang tuaku tetap terdengar meski sayup-sayup.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS8huJauPgt
Saking kesalnya, aku turun ke lantai bawah dengan emosi. "Pa, Ma... Nggak malu apa tiap hari berantem?" tanyaku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcqT5zd81DB
"Ini memalukan, Fa..." kata Papa.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfcYo2Kc8St
"Maksud, Papa?" tanyaku penasaran.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3S7w8307B
"Terlalu rumit buat dijelaskan..."
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMOe5SYyYU9
Lagi-lagi aku bingung dengan perkataan Papa yang setengah-setengah, ambigu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLVmZxq7MXn
"Ini terjadi karena kesalahan, Papa juga..." kata Mama.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRyJd4FN61z
"Hah? Aku bingung..." kataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUnXDu89lvZ
"Ya, ini juga kesalahan Papa juga..." kata Papa yang semakin berbelit-belit.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ14vQWqIJ7p
"Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan bikin aku bingung dong, Pa... Ma... " kataku kesal.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy4pUESt9tM
"Bukan kesalahan Mama, kalo sekarang Mama jadi simpanan si Kyai brengsek itu... "kata Mama mendengus kesal.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxu2fAu5USn
"Kyai brengsek? Siapa, Ma? Mama selingkuh?" tanyaku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOpBODzr0iP
Kulihat tangan Papa terkepal, dengan wajahnya berubah menjadi merah padam.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJlb8FZFzI
"70% saham perusahaan, milik Mama. Papa kudu inget, modal awal berdirinya perusahaan dari Mama. Dari orang tua Mama," kata Mama.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZW5FLP1uT
"Iya, aku paham, Ma..." kata Papa lesu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnHBgPMkGcv
"Mama tau, yang menjalankan perusahaan Papa. Dan bisa berkembang kayak sekarang. Cuma, kesalahan kita. Bukan Papa doang ya, Mama juga ngerasa bersalah. Kita terlalu percaya sama Kyai brengsek itu... "
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVNQD0E121B
"Kyai brengsek itu manfaatin kita, dengan pura-pura membantu kita buat urusan sengketa tanah. Ternyata dia lah beking yang menggerakkan massa, karena tanah yang diperebutkan. Trus Kyai brengsek itu mencoba menekan Papa, agar ngerasa utang budi. Bukan kamu doang, Fa yang menjadi tumbal tapi juga, Mama..." kata Mama sambil mendengus lesu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzMxd98l87t
"Trus, Mama dijadiin gundik sama Kyai itu kah?" tanyaku tidak mengerti.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡok35pSCaTU
"Iya, Mama nggak bisa berbuat apa-apa, Fa. Kamu tau apa perjanjiannya? Setelah kamu menikah sama Akbar, perusahaan wajib diwariskan ke Akbar... Dan kalo Mama menolak buat dijadiin pelampiasan nafsu bejat si Aziz itu..." kata Mama lemah.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLhiDMy1p0J
"Mama diancam apa?" tanyaku ikut terbawa emosi.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnO9drPFbpz
"Kamu yang bakal dijadiin mangsa selanjutnya... " kata Mama tertunduk lesu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgAJBrDDc3k
"Aku nggak terima, Ma. Pernikahanku sama Akbar harus dibatalin!" kataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡomZcHl2XDP
"Nggak bisa, Fa. Masalah ini udah merembet kemana-mana. Si Aziz itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara demi tujuannya," kata Mama.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwEDIPXbCJG
"Aku nggak mau, Ma kayak gini... Aku nggak mau nikah... " kataku mencoba menyangkal kenyataan yang aku hadapi sekarang.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQZJHUoTfW
"Aziz juga mencancam buat mencemarkan nama baik Mama, Fa... " kata Mama.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrIS2ugc4e3
Papa memegang telapak tangan Mama, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl58O9FsisY
"Dia mengancam apalagi Ma, Pa? Tolong katakan!" kataku mendesak Mama dan Papa.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2udVPSeiLA
"Maaf, Fa. Mama nggak bisa cerita sekarang. Terlalu berat buat Mama... Maafin Mama" kata Mama terisak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGhxtpCBJCN
Kuembuskan nafas panjang, mendengar kisah pilu yang dihadapi keluargaku. Dadaku pun terasa sesak. Rasa-rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDqeHpIWwWP
Kulihat Mama jatuh meringkuk, dengan tangisan yang menyayat hatiku. Aku ingin membantu Mama, mengurangi penderitaan Mama. Namun, aku pun bingung dengan masalah yang kuhadapi. Bahkan Papa pun, tak mengucapkan sepatah kata pun. Emosiku pun ingin meledak karena melihat Papa yang tidak berdaya. Aku benci Papa, Papa terlalu lemah. Bahkan saat keluarganya terjerat ke dalam perangkap iblis pun, Papa hanya diam saja membisu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNph2y8j9A
"Pa!" teriakku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡil2boJOQK4
"Kenapa Papa diam aja sih, Pa?"
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZ86rBsf8R
Papa hanya menatapku dengan tatapan kosong, tanpa mengucapkan kata-kata apa pun. Lalu kembali menunduk lesu sambil memeluk Mama yang meringkuk di lantai.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM8dGZqERp5
"Aku kecewa sama, Papa!"
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3OsK1003jl
Aku berlari, naik ke lantai atas. Dengan tangis yang belum mereda, kuhamburkan tubuhku ke atas ranjangku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA5d3AK3gyG
Kudengar Papa dan Mama kembali bertengkar. Seketika aku bangun dari tempat tidurku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl6hAD8JvDs
"Papa jangan salahin Mama terus!" kata Mama berteriak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUUhuD4FKQL
"Gimana Papa nggak salahin Mama. Mama aja rela dijadiin gundik sama si Aziz!" kata Papa juga berteriak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOPT9TFVGV4
"Papa pikir Mama mau sama kondisi yang menimpa Mama? Nggak Pa. Mama nggak mau, mengorbankan Farisha!" kata Mama tak kalah berteriak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn64LXEWQxq
Air mataku tiba-tiba menetes mendengar ucapan Mama. Aku merasa berdosa karena pernah menyakiti perasaan Mama, "Maafin Farisha Ma," kataku dalam hati, lalu tangisku pun meledak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJv3ll7jcGw
"Papa nggak rela, Ma! kata Papa berteriak sampai terdengar suara pecahan kaca.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpH7IwsTzPN
"Kenapa Papa marahnya sama Mama? Kenapa Papa nggak marah sama Aziz dan mencoba nyelametin Mama, Pa?" kata Mama dengan terisak-isak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡokwo9T4OyN
"Pa.. Pa.. jangan Pa!" kata Mama berteriak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Rya8hlUg7
Karena aku khawatir dengan Mama, aku cepat-cepat turun ke lantai bawah. Kulihat Papa sudah membawa katana, sedangkan Mama berlutut di lantai memegang kaki Papa.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIEt83RBvw2
"Kenapa Mama halangi Papa? Biar Papa bunuh si Iblis itu!" kata Papa penuh emosi.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpgR5efCvf0
"Jangan Pa! Kumohon! Bukan pake cara kayak gini, Pa!" kata Mama.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqcLqNyuFe4
Aku pun turun ke lantai bawah, berusaha mencegah Papa agar menahan emosinya.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Hg4UEkDod
"Pa! Papa ngerti nggak sih, kalo Papa pake kekerasan kayak gitu, justru memperumit masalah ini? Papa justru bikin anak dan istri Papa makin menderita!" kataku dengan nada emosi.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMTqsWZe9No
Katana yang dipegang Papa jatuh ke lantai, "Maafin, Papa, Fa!" kata Papa berdiri lesu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYE79RYawGF
Kudekati Papa, kupeluk Papa dari depan. Kuusap-usap punggungnya untuk sedikit menenangkan hati Papa.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAIxixQRmfb
"Kita jalani dulu, Pa! Farisha rela untuk sementara menjadi korban. Tapi Farisha nggak bakal tinggal diam. Farisha bakal cari solusi buat masalah kita," kataku mencoba menenangkan.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzaEqFcdfEU
Sekarang Papa dan Mama duduk di sofa, mereka sudah sedikit tenang.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiUYVBfwk4D
"Maafin Papa ya, Fa. Papa nggak bisa nolongin kamu," kata Papa tertunduk lesu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeTbg2bcDC5
"Nggak apa-apa, Pa. Farisha paham, masalah ini rumit. Andai aja Farisha bisa menolong Mama pun, hari ini juga Farisha bakal menolong Mama. Tapi Farisha nggak bisa," kataku juga dengan terisak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs6Y2JHWwMJ
Aku dan Papa sekarang berpelukan, Mama pun mendekat ke arah Papa yang ikut memeluk Papa dari samping. Kulihat Mbok Darmi berdiri di dekat kami, dengan sesekali mengusap air matanya.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9AjkRZQbT9
"Maafin Mbok juga ya, Non. Nggak bisa bantuin apa-apa..." kata Mbok Darmi dengan tangannya mengusap air matanya.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlJATiJQ3Ko
"Nggak apa-apa, Mbok," kataku dengan tersenyum pilu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZt7yFD9Cei
"Ini Tuan, Nyonya. Dimakan dulu mie rebusnya! Saya taruh sini ya tuan?"
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRxVdMD9mRH
"Ini buat, Non Farisha... Nggak pake telur," kata Mbok Darmi dengan tersenyum.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYxSFCZ3Uf
"Eh, Mbok Darmi kok tau sih? Aku nggak makan telur?" tanyaku antusias.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc9lVEAxZec
"Tau dong, Non. Mbok kan yang rawat Non dari kecil. Jadi tau apa yang Non suka atau nggak suka," kata Mbok Darmi.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrz42INxljj
"Terima kasih ya, Mbok," kataku tersenyum ramah.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvO3lVtm7T6
"Sama-sama, Non. Ya udah, Non, Tuan, Nyonya. Saya ke belakang dulu," kata Mbok Darmi.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvp7D2Sne1o
"Iya, Mbok," kataku ramah.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGrr7llgoow
Setelah kepergian Mbok Darmi, tak ada lagi kesedihan, kemarahan, keputusasaan yang terpancar dari wajah Papa dan Mama. Aku bersyukur memiliki Mbok Darmi yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Setidaknya dengan kehadiran Mbok Darmi, bisa sedikit menyembuhkan luka yang aku dan keluargaku alami.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡusLy2HMN1w
"Mama ke kamar dulu ya, Fa..." kata Mama.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxHv8WpOtPz
"Iya, Ma... Papa nggak temenin Mama?" tanyaku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb2JvOx4izZ
"Papa disini aja dulu, Fa," kata Papa.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB55z3U6JOH
"Oh, iya Pa..." kataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhBt7cK7mUN
"Papa boleh nggak peluk kamu?" tanya Papa tiba-tiba.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Vwqmwdnyh
"Eh... Duh, Farisha malu Pa. Farisha kan udah gede," kataku salah tingkah.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqRVmFyDeJo
"Kata siapa kamu udah gede? Kamu tetap gadis kecil Papa yang dulu..." kata Papa yang sekarang bergeser ke dekatku, lalu sekarang memeluk tubuhku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsHuYqYgMd1
"Papa mah, udah gede gini masih dibilang gadis kecil," kataku malu-malu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjsTMewjHe6
"Beban dan masalah Papa berasa menguap kalo Papa meluk kamu gini, Fa..." kata Papa yang membenamkan wajahnya ke rambutku yang tergerai.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6DclZoYzra
"Farisha ikut seneng Pa, kalo Farisha bisa sedikit mengurangi beban, Papa," kataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs8dhbUGtvt
Papa terus saja memelukku, dengan wajahnya terus dibenamkan ke rambutku lalu berpindah ke tengkukku. Kurasakan embusan nafas Papa dan aku tau Papa sedang menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Aku tau sebenarnya ini tak wajar, namun karena sikap Papa seperti ini padaku tak sekali ini saja. Jadi aku anggap wajar-wajar saja. Bahkan Mama pernah memergokiku dengan Papa... Mama meresponnya hanya dengan tersenyum saja.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpcM1z2QKgC
Mungkin Mama masih menganggap perlakuan Papa kepadaku normal-normal saja, karena memang aku anak perempuan Papa satu-satunya. Jikapun Papa memanjakanku, bukan hal yang aneh. Meski agak kelewat batas, jika dilihat dari umurku yang sekarang.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0TsSvp3aG
"Pa, nggak enak ah. Nanti dilihat Mbok, Darmi!" kataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQlfZyayLqH
"Iya ya. Ya udah kita ke atas aja ya, Sayang?" tanya Papa sambil menggendongku, membawaku ke lantai atas.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVckOl3D6C3
"Pa, mau bawa aku kemana?" tanyaku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh61hKoo4GW
"Ke kamarmu, Sayang," kata Papa.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ7GFTWdI4Y
Setelah sampai di kamarku, Papa menutup pintunya dengan kakinya. Lalu tubuhku direbahkan di atas ranjang.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmq7a177bI
"Udah lama Papa nggak ngelonin anak Papa ini," kata Papa.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqbTCc97VsA
"Duh, Pa. Farisha kan udah gede?" kataku merengek.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVEqVitk2bh
Lalu Papa memelukku dari belakang yang tidur miring ke samping, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang sedang memelukku, anak perempuannya satu-satunya yang kini sudah tumbuh dewasa. Tabu memang, meski dalam keluargaku dianggap biasa-biasa saja.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhxYMKJZ4Iz
Baru beberapa menit Papa memelukku dengan erat ke dalam pelukannya, Papa mulai terlelap. Dengan perlahan kusibak selimut yang menutupi tubuh Papa dan tubuhku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkFybKkVH3
Perlahan, aku mengendap-endap, sedikit berjinjit keluar dari kamar. Setelah berhasil keluar dari kamar, kututup pintu secara perlahan.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiUb9pT6DqY
Saat aku turun dari tangga ke lantai bawah, aku berpapasan dengan Mama. "Papamu udah tidur?" tanya Mama.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ24KIwCLNw4
"Udah, Ma," kataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0xi9dSNioV
"Ya udah biarin aja! Papamu emang suka kolokan sama kamu," kata Mama.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRFWKM0lbv7
"Iya tuh, si Papa. Padahal aku udah bukan anak kecil lagi," kataku merajuk.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdoGASqxwoE
"Udah, lagian sama orang tua sendiri," kata Mama mencoba menormalisasi.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJRJMfrdJl3
Dalam hati, aku menggerutu karena Mama terlalu menormalisasi kelakuan Papa yang tidak wajar. Namun, ya sudahlah. Toh, belum melewati batas.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5fXwM81ODf
"Mama mau kemana?" tanyaku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhOhlg67rNu
Mama tidak menjawab, hanya menundukkan pandangannya saja. Kulihat penampilan Mama sudah tidak seperti sebelumnya. Mama memakai dress panjang berwarna merah, dengan hijab berwarna merah juga.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkEdOWhhxa4
"Maafin, Mama Fa. Mama harus pergi ke rumah Aziz," kata Mama sambil memegang telapak tanganku dengan memegangnya erat dengan kedua telapak tangannya.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ59eDTsPiXo
Mendengar pengakuan Mama, tubuhku terasa lemas. Aku baru sadar, masalah kita belum berakhir. Dan Mama masih harus berkorban untukku, untuk keluarga.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkh9H6usHZx
"Mama harus pergi, Fa..." kata Mama meninggalkanku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkmmKkRj2lb
Aku benar-benar tak kuasa, sampai aku tak sanggup menahan air mataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ51YN1Zp2Q
"Jangan menangis, Fa! Jaga diri kamu baik-baik. Mama titip Papa ya!" kata Mama berusaha mengusap air mataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSlda6xxjn7
"Iya, Ma. Farisha nggak nangis kok," kataku berpura-pura tegar, lalu kuusap air mataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD2oLRWQI34
Kulihat Mama dijemput entah oleh siapa, dengan mobil mewah yang terparkir di depan gerbang. Sepertinya Pak Salim menyadari bahwa aku sedang bersedih, saat aku berdiri di depan pintu menyaksikan kepergian Mama. Setelah gerbang kembali ditutup, Pak Salim mendekatiku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBUgsPSRWTs
"Kamu baik-baik aja kan, Fa?" tanya Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWHGdKnjjP1
"Aku nggak tau, Pak. Permasalahan keluargaku terlalu rumit," kataku sambil mengusap air mataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqxnzMBzJPo
"Iya, saya paham, Fa..." kata Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIbkT0BxAzg
"Pak Salim nggak tau, masalah apa yang aku hadapi," kataku sesengukkan.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwjs5T1uTnY
"Saya ngerti kok, Fa. Mbok Darmi udah ceritain semuanya," kata Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ1jAtRERLO
"Pak Salim nggak menganggap mamaku pelacur kan?" tanyaku dengan masih terisak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1xvPxv3J3d
"Tentu aja nggak, Fa. Saya tau duduk persoalannya," kata Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMIekq89dKv
Sekarang Pak Salim sedang memelukku dari samping, yang sedang duduk di atas lantai.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjn8SNx9cQ2
"Terima kasih, Pak," kataku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Pak Salim. Pak Salim pun meresponnya dengan mengecup puncak kepalaku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3uiOCDu36v
"Kita ke pos satpam yuk!" kata Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtNxLtzyWc3
"Boleh Pak," kataku sambil berdiri lalu berjalan di samping Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT0Qa78XAAO
Sesampainya di pos satpam, Pak Salim mempersilahkanku duduk di kursi kayu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTHR1DFWhzC
"Farisha udah makan?" tanya Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ37NWObyXgJ
"Panggil aku, kamu aja, Pak!" kataku mencoba mencairkan suasana.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJHB2mQEH0
"Aku bawa beberapa sachet kopi instan sama mie instan tadi dari kost-kostan. Kamu mau yang mana?" tanya Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRZiEfvT0J1
"Kopi instan aja, Pak," kataku sambil tersenyum.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8PwwxRxFrY
"Tunggu ya!" kata Pak Salim menyeduh air panas dari thermos ke dalam gelas plastik.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHjCP3KCrG
"Ini, diminum biar masalahnya ilang!" kata Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSoctvTdVVT
"Hihihi, Pak Salim bisa aja ngehibur aku," kataku tersenyum lalu menyesap kopi di dalam gelas.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUFSJIfQrjT
"Aku seneng ngelihat kamu kembali ceria, Fa" kata Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡivG2F9dHwT
"Terima kasih ya, Pak," kataku sambil tersenyum.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2juqwymyDV
"Sama-sama," kata Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcC8mwHwHhc
Sekarang Pak Salim duduk di sebelahku. Aku dan Pak Salim saling tatap cukup lama. Lalu aku menunduk tertawa malu-malu. Pak Salim mengangkat daguku ke atas, kita pun saling tatap. Dan Pak Salim mendekatkan wajahnya ke wajahku, nafas kita saling beradu. Saat Pak Salim mendekat hendak mengecup bibirku, aku membuang muka dengan tersenyum malu-malu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ87edwVQkNw
"Nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNpPpwpglJL
"Boleh nggak ya?"
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLW7FlXUle3
"Oh nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡizzPkzA6F3
"Iya, nggak boleh, hihi," kataku tersenyum lalu menunduk.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXU88B2lVD8
"Oh..."
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCsPsb4dD1X
"Hihihi, boleh kok Pak," kataku tergelak tawaku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJdHThJ4JoT
"Ngerjain aku lagi kan?" kata Pak Salim dengan wajah kesel.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTsumJiT3KE
"Duh, Pak Salim. Jangan kesel dong! Aku kan becanda!" kataku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNh8axN2jkW
Pak Salim memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya agar aku menatap ke arahnya. Lalu wajah Pak Salim mendekat ke arahku, karena kutahu apa yang akan terjadi, kupejamkan mataku. Jantungku deg-degan menunggu kecupan bibir hitam Pak Salim pada bibirku. Sesekali kubuka mataku. Pak Salim meresponku dengan tersenyum saja.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoPuJPOt8A1
"Pak?" kataku dengan sedikit kesal, karena Pak Salim mengerjaiku. Padahal aku sudah menunggu kecupan pada bibirku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxCQpLRJEz9
"Hehe, kok manyun gitu mukanya?" tanya Pak Salim sambil terkekeh.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlztOxWBydm
"Pak, Salim jahat, hiks hiks."
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlxGG1Mv7uE
"Aduh, malah nangis..." kata Pak Salim kebingungan.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8l7GqKmDxA
Aku pura-pura menangis sambil melirik Pak Salim. Saat Pak Salim menatapku, aku kencangkan tangisku lebih kencang lagi.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjZUcQgvB3F
Huwaaaaa...
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw5RlIu9dH5
"Jangan nangis dong, Fa! Takut Mbok Darmi sama papa kamu denger..." kata Pak Salim dengan wajah khawatir.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMXhj2GBOE
Aku berhenti menangis, hanya saja aku tetap menatap Pak Salim dengan wajah kesal. Penasaran saja, bagaimana respon Pak Salim. Awas aja pokoknya, jika Pak Salim mengerjaiku lagi, aku yang akan ambil alih.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpLAsojLBTg
"Seharusnya aku yang kerjain Pak Salim, bukan Pak Salim," kataku kesal.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvHU4ccAg1m
"Loh, keselnya soal itu? Hahaha. Kirain kesel gara-gara nggak jadi aku cium bibirnya," kata Pak Salim tertawa meledak.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhz3SYnNllH
Kupandang Pak Salim dengan wajah cemberut, "Nggak peka..."
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ3kcCSeE18
"Maksudnya?" tanya Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ILmwKAzAI
"Tuh kan..." kataku dengan masih menyembunyikan maksudku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP3Ak58dNOX
Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Ya udah aku tinggal ngerokok dulu ya, Fa?" tanya Pak Salim.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhl6Q9m377M
"Pak Salim, ih. Kok nggak paham sih?" tanganku menarik tangan Pak Salim agar tetap duduk di sampingku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpBQUNPYSyp
Kupejamkan mataku dengan sedikit kumonyongkan bibirku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMfF3I8KZ9a
Muah...
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTMfdYf5Z43
"Kok pipi sih Pak?" tanyaku protes.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEZwhsToht9
"Maunya? hehe," tanya Pak Salim sambil terkekeh.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJxBV8BnaE
"Disini!" kataku sambil mengetuk-ngetuk bibirku dengan ujung jari.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5cpJ5slGMX
"Bilang dong, daritadi! haha," kata Pak Salim sambil tertawa.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhHZ15t7vcl
"Huuu. Ya udah nggak jadi, aku udah nggak mood," kataku pura-pura.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXw23yqKD9B
Pak Salim memegang daguku, aku yang awalnya menunduk menatap ke arahnya. Wajah Pak Salim mendekat, sampai bibir kita berjarak semakin dekat. Dengan jantung yang berdetak kencang, tanganku kini sudah berpindah ke kedua pipi Pak Salim. Pak Salim pun kedua tangannya juga berada di kedua pipiku. Kupejamkan mataku, saat hembusan nafas Pak Salim mulai menerpa wajahku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6XTm88yTu
"Kamu cantik banget, Fa," kata Pak Salim yang membuat aku membuka mataku, lalu kubuang muka karena merasa tersanjung.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaKhKZGQbns
"Terima kasih..." kataku malu-malu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwanYYvYpdZ
Lalu Pak Salim mulai mengecupku. Kubalas kecupan itu dengan kecupan juga. Kita saling mengecup. Setiap sentuhan pada bibirku, kurasakan sensasi yang merambat ke seluruh syarafku. Aku benar-benar hanyut karena kecupan bukan lagi sekedar kecupan. Kecupan sebagai simbol dari sebuah ikatan. Yang tak sekedar penyatuan dari gejolak dari insting terdasar manusia. Namun, ikatan emosi yang menyatukan. Tak ada lagi batasan antara siapa aku, siapa ia. Kita bukan lagi dua orang yang berbeda. Dari sentuhan bibir, kecupan, ludah kita yang bercampur jadi satu. Dan benih di dalam rahimku yang mulai membuahiku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSiaD8FKxz
Kedua tangan Pak Salim memegang kedua tanganku. Memegangnya erat, dengan jari-jari kita yang menyatu.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡagxMNhfQ7n
Aku yang sekarang terlentang, ditindih Pak Salim dengan kecupannya yang menjelajahi wajah dan leherku. Kuresapi sensasi yang semakin melambungkan hasratku. Kupejamkan mataku, merasakan tubuh Pak Salim yang kembali menyatu ke dalam tubuhku.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcBL4clXL09
"Aaaaah, Pak."
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtVOw0Y0nER
Keringat kita mengucur deras, menyatu dengan sensasi yang menyentuh syaraf dinding vaginaku. Begitu sesak, begitu nikmat.
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡupHtP2P4JR
"Aaaaah, Pak."
5982Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqQgadynmYf
然後按「加至主畫面」