Di pagi buta, seorang gadis telah terbangun. Sibuk melipat selimut kumalnya. Senyuman tipis tersemat di bibir mungilnya tatkala melihat adik kecilnya masih setia meringkuk dibalik selimutnya.947Please respect copyright.PENANAz2YJ7R1FXH
947Please respect copyright.PENANAgxJpGqUaXF
"Dika, bangun." Ditepuknya pelan tubuh adiknya. Namun hanya erangan saja yang terdengar. Adiknya tampaknya masih terbuai ke alam mimpi.947Please respect copyright.PENANAq3Y71ytIKX
947Please respect copyright.PENANAMuzRTaWVab
"Dika bangun. Sholat subuh." Tak menyerah, gadis bermata cokelat itu menepuk bahu adiknya. Namun kali ini tepukannya lebih keras.947Please respect copyright.PENANAwSgvWmar8l
947Please respect copyright.PENANASJzk4oUfe0
"Iya, Kak... Iya..." Setengah sadar adiknya berucap demikian.947Please respect copyright.PENANAd4ad7pO6Q1
947Please respect copyright.PENANApetcQ3PJB8
Merasa adiknya belum mau terbangun dari tidurnya, gadis itu memutuskan untuk melakukan cara jitunya. Dibisikinya pelan adiknya itu, namun caranya itu ternyata ampuh. Adiknya sontak terbangun.947Please respect copyright.PENANAboBFiyT7Pc
947Please respect copyright.PENANAlYvLonzIpP
Mata anak lelaki itu masih setengah terpejam, namun gadis itu hendak beranjak pergi untuk menyucikan diri.947Please respect copyright.PENANAh9BsdCb3ym
947Please respect copyright.PENANApFhYjxzr1P
"Buruan kamu wudhu, Ka."947Please respect copyright.PENANAMpmX9E1HWw
947Please respect copyright.PENANAor9H9Hfm0o
Begitulah kalimat gadis itu sebelum melengos pergi. Melewati daun pintu dari kayu lapuk. Hendak ke sumur belakang rumah.947Please respect copyright.PENANAPNKXn7xBiP
947Please respect copyright.PENANAMkZZnIHEN3
Adiknya disana bersungut-sungut. Sedikit sebal kakaknya telah memecahkan mimpinya. Padahal ia baru saja menang pertarungan kelereng raksasa. Hadiah sudah di depan mata, pupus karena kakaknya.947Please respect copyright.PENANA9YrjQvTFlY
947Please respect copyright.PENANA3iCqrnNnxW
Kakaknya itu selalu tahu cara membangunkannya. Apa lagi bisikannya tadi?947Please respect copyright.PENANApZYHWizGgl
947Please respect copyright.PENANA3wksi5yjpB
'Nenek Parende suka anak-anak yang malas bangun, Dika.'947Please respect copyright.PENANAFSYKt1o5ul
947Please respect copyright.PENANAFJC3XQRsPo
Bergidik ia mengingat kalimat kakaknya itu. Tak mau berlama-lama sendirian di kamar mereka, anak lelaki itu segera menuju tempat kakaknya berada.947Please respect copyright.PENANARYwu5ZlNh7
947Please respect copyright.PENANAXY3oNFcBCq
947Please respect copyright.PENANAKoBjKDhL1M
🍑🍑🍑947Please respect copyright.PENANAUdoQGMzVsL
947Please respect copyright.PENANAfUwP7FDXRr
947Please respect copyright.PENANAkBlyJHGMg8
Gadis berjilbab putih lusuh itu meraih tas kantong kreseknya. Memeriksa apa ada sesuatu yang lupa dibawanya. Ia memang sudah menyiapkan peralatan sekolahnya sejak semalam. Namun tak ada salahnya melihatnya lagi.947Please respect copyright.PENANAbzf4j39oDe
947Please respect copyright.PENANAtJWNPFwKb5
"Matematika. Ada."947Please respect copyright.PENANAbPSGAlZ498
947Please respect copyright.PENANAnEnpRb1myc
"IPA. Ada."947Please respect copyright.PENANAWw6trbzHjd
947Please respect copyright.PENANAU75Tar1htV
"Bahasa Indonesia. Ada."947Please respect copyright.PENANAE6PfEDaX6Z
947Please respect copyright.PENANAS3X2Xs57KV
"Oke, aku bawa semuanya." Gadis itu tersenyum cerah. Kemudian ia menoleh kepada adik lelakinya yang sedari tadi sibuk menunduk. Entah apalagi yang terjadi padanya.947Please respect copyright.PENANAIhl5GJ3GRL
947Please respect copyright.PENANAr4IsldHcVi
"Kamu kenapa, Ka?" Tanyanya penasaran. Namun tak ada suara dari adiknya itu.947Please respect copyright.PENANAruOb2IeTbz
947Please respect copyright.PENANAT8qK7ATmbz
"Dika? Buruan, kita harus ke sekolah." Ujar gadis itu sedikit tak sabaran.947Please respect copyright.PENANAYBy3Y5xA0N
947Please respect copyright.PENANAcTjIGt2jEs
Walaupun hari masih gelap, namun ia harus bergegas menuju sekolahnya. Pasalnya sekolah tempatnya mengenyam pendidikan sejauh 5 km. Tentu jika berjalan kaki memerlukan waktu yang cukup lama.947Please respect copyright.PENANAIqHXHgegnX
947Please respect copyright.PENANAVOLeCFwBEe
"Dika nggak mau sekolah, Kak." Balas adiknya kesal.947Please respect copyright.PENANAgm23UVZaj6
947Please respect copyright.PENANAerDtR1ByiK
Sukses gadis itu tersentak. Tak pernah sekalipun ia pernah mendengar adiknya mengatakan itu. Namun kenapa tiba-tiba seperti ini?947Please respect copyright.PENANA0gbwoA8zAr
947Please respect copyright.PENANAS6EboraFEY
"Dika... Kamu kenapa?" Tanyanya melembut. Ia ikut berjongkok, sembari menatap lekat wajah anak lelaki itu.947Please respect copyright.PENANADmUulbVPbn
947Please respect copyright.PENANA5ETgoqZZKT
Dika terdiam. Enggan menatap wajah kakaknya.947Please respect copyright.PENANAa4P5S5Koyz
947Please respect copyright.PENANA93nxr9piLj
"Ayo cerita ke Kakak." Pinta gadis itu lembut. Diusapnya kedua bahu adiknya.947Please respect copyright.PENANAjR3d5Wu9dg
947Please respect copyright.PENANAeaYAFSlPiX
Tangisan anak lelaki itu akhirnya pecah. Tangan mungilnya teracung menunjuk kedua sandal jepit lusuhnya.947Please respect copyright.PENANAypYrPyQZKI
947Please respect copyright.PENANApFheagMfRU
"Di sekolah teman-teman mengejek Dika, Kak. Bilang Dika make sandal jepit, bukannya sepatu. Dika malu Kak..."947Please respect copyright.PENANACyQHyupagH
947Please respect copyright.PENANAmxS69Dt1xW
Mendengar ucapan adiknya, gadis berjilbab putih itu menahan getir. Dengan segala keterbatasan mereka, hal itu bisa menjadi cemohan. Namun, adiknya tidak boleh menyerah hanya karena itu.947Please respect copyright.PENANAyr6HQg4X65
947Please respect copyright.PENANAWu5j1HwGXU
"Dengarin Kakak, Ka." Dipegangnya kedua bahu adiknya. Tatapan matanya lembut namun tegas. "Kamu jangan nyerah hanya karena itu. Ingat Bapak, Ka. Bapak selalu berusaha untuk kita."947Please respect copyright.PENANAbZuY2YtVfw
947Please respect copyright.PENANARpZ1Gikr6e
Perlahan tangisan adiknya mereda. Tatkala terbayang-bayang sosok kepala keluarga mereka. Yang bahkan sebelum kakaknya terbangun, sudah pergi mencari peruntungan dari alam. Bapak adalah satu-satunya yang mereka miliki. Dan tidak akan pernah menyerah demi tercapainya masa depan mereka yang lebih baik.947Please respect copyright.PENANACLKFx9Qz5u
947Please respect copyright.PENANAqUxuIgXdbT
"Udah jangan nangis. Lain kali kalo kamu dengar itu, senyum aja. Anggap angin lalu. Oke, Ka?" Tanya gadis itu dengan senyuman merekah indah.947Please respect copyright.PENANArzpvxmlM1Y
947Please respect copyright.PENANA9wQCfyTuZI
Dan anggukan pelan adik kecilnya menjadi balasannya. Kedua kakak beradik itu akhirnya berjalan menuju sekolah. Dengan kantong kresek sebagai pengganti tas, dan sandal jepit kusam. Namun tak mengapa, dengan serba apa adanya, mereka tetap berhak menuntut ilmu.947Please respect copyright.PENANAh0Da6PbV3s
947Please respect copyright.PENANACYewoBfoXK
Embun menggelayut di dedaunan. Kabut membentang di persawahan. Mentari perlahan naik ke atas cakrawala. Kampung masih sunyi senyap. Hanya suara tapak kaki dua kakak beradik yang terdengar membelah sunyi.947Please respect copyright.PENANAaJS12TPCjT
947Please respect copyright.PENANASIIL7qMBHh
Perjalanan menuju sekolah memang cukup panjang. Sekolah Dasar adiknya sekitar 3 km dari rumah. Sementara sekolahnya lebih jauh lagi.947Please respect copyright.PENANA0ChfOw5lI5
947Please respect copyright.PENANAxDxySKPsot
Usai mengantarkan adiknya, gadis berjilbab putih itu segera menuju ke sekolahnya. Sekolahnya terletak di perbatasan kampung. SMP biasa dengan murid yang jumlahnya tiga ratusan. Walaupun begitu, gadis itu tetap bersyukur masih bisa bersekolah.947Please respect copyright.PENANAnPCfKmPGNB
947Please respect copyright.PENANA3Bqy7MoTrT
Langit semakin terang. Jalanan mulai ramai. Tak ayal, matanya menangkap satu-dua teman berseragam batik yang sama melintas dengan sepedanya. Gadis itu tersenyum. Ia kenal mereka. Salah satunya teman sekelasnya yang rumahnya lumayan dekat ke sekolah, berkisar 2 km. Dengan sepeda, tentu ia lebih cepat lagi.947Please respect copyright.PENANA6EuEXsFAmu
947Please respect copyright.PENANAJX51p9RbGT
'Tak apa, Kia. Bersyukur.' Peringatnya pada diri sendiri.947Please respect copyright.PENANAtL4C3fY3h9
947Please respect copyright.PENANAWaGTwtpWIl
Berjalan riang dengan senyuman terkembang. Keterbatasan tak akan menghalanginya untuk bisa sekolah.947Please respect copyright.PENANAkieSORDl0k
947Please respect copyright.PENANAseG9nrE7Bb
Karena ia harus punya masa depan.947Please respect copyright.PENANAOtc3WmkBU5
947Please respect copyright.PENANA7HKrtnBAKd
arrow_back
Sekolah
more_vert
-
info_outline 資料
-
toc 目錄
-
share 分享
-
format_color_text 介面設置
-
exposure_plus_1 推薦
-
打賞
-
report_problem 檢舉
-
account_circle 登入
X
Sekolah
作者:
Selena Agatha

篇 #1
Oneshoot - Sekolah
喜歡 0
閱讀 943
書籤 1
campaign
催更 0
打賞
提出編輯建議

Ad
按此加載下一章
X
每次催更後,作者都會收到通知!
smartphone100 → 催更
×
Sekolah
兒童
短篇故事
最後更新: Jan 31, 2025
總字數: 723
總閱讀時間: 3 分鐘
作者:
keluarga
sekolah
saudara
檢舉這個故事
×
寫下你喜歡這個故事的地方
×
對此喜歡的人