Di pagi buta, seorang gadis telah terbangun. Sibuk melipat selimut kumalnya. Senyuman tipis tersemat di bibir mungilnya tatkala melihat adik kecilnya masih setia meringkuk dibalik selimutnya.1382Please respect copyright.PENANA91zUb2EO50
1382Please respect copyright.PENANABC56xOJZlf
"Dika, bangun." Ditepuknya pelan tubuh adiknya. Namun hanya erangan saja yang terdengar. Adiknya tampaknya masih terbuai ke alam mimpi.1382Please respect copyright.PENANALcVDRW2F2s
1382Please respect copyright.PENANAsOIGaFMk0e
"Dika bangun. Sholat subuh." Tak menyerah, gadis bermata cokelat itu menepuk bahu adiknya. Namun kali ini tepukannya lebih keras.1382Please respect copyright.PENANAz2JOioN52H
1382Please respect copyright.PENANAOplzbNXw50
"Iya, Kak... Iya..." Setengah sadar adiknya berucap demikian.1382Please respect copyright.PENANABTitQLEmwT
1382Please respect copyright.PENANAGXBghquTeK
Merasa adiknya belum mau terbangun dari tidurnya, gadis itu memutuskan untuk melakukan cara jitunya. Dibisikinya pelan adiknya itu, namun caranya itu ternyata ampuh. Adiknya sontak terbangun.1382Please respect copyright.PENANAI4rL2dSjFj
1382Please respect copyright.PENANAhNQdTO4YTl
Mata anak lelaki itu masih setengah terpejam, namun gadis itu hendak beranjak pergi untuk menyucikan diri.1382Please respect copyright.PENANAZjauNCt5nX
1382Please respect copyright.PENANApZxJqgUqqT
"Buruan kamu wudhu, Ka."1382Please respect copyright.PENANA6dJYQrGQDg
1382Please respect copyright.PENANA2xIOtBEzqI
Begitulah kalimat gadis itu sebelum melengos pergi. Melewati daun pintu dari kayu lapuk. Hendak ke sumur belakang rumah.1382Please respect copyright.PENANASDzGgvgcoE
1382Please respect copyright.PENANAJLeeed4097
Adiknya disana bersungut-sungut. Sedikit sebal kakaknya telah memecahkan mimpinya. Padahal ia baru saja menang pertarungan kelereng raksasa. Hadiah sudah di depan mata, pupus karena kakaknya.1382Please respect copyright.PENANANVh8yp6XMn
1382Please respect copyright.PENANALrLQcS4UdO
Kakaknya itu selalu tahu cara membangunkannya. Apa lagi bisikannya tadi?1382Please respect copyright.PENANAQeni3uQ3ND
1382Please respect copyright.PENANAf3Bc6VekMs
'Nenek Parende suka anak-anak yang malas bangun, Dika.'1382Please respect copyright.PENANATTOSDWZ97I
1382Please respect copyright.PENANAqgE6bGAE0B
Bergidik ia mengingat kalimat kakaknya itu. Tak mau berlama-lama sendirian di kamar mereka, anak lelaki itu segera menuju tempat kakaknya berada.1382Please respect copyright.PENANApeH5x4iIpn
1382Please respect copyright.PENANAb0QCKXnRxG
1382Please respect copyright.PENANAZyXhWIB80c
🍑🍑🍑1382Please respect copyright.PENANAA0SidnwroM
1382Please respect copyright.PENANAn6AUHEQKJO
1382Please respect copyright.PENANAReVOlARmaj
Gadis berjilbab putih lusuh itu meraih tas kantong kreseknya. Memeriksa apa ada sesuatu yang lupa dibawanya. Ia memang sudah menyiapkan peralatan sekolahnya sejak semalam. Namun tak ada salahnya melihatnya lagi.1382Please respect copyright.PENANArSRAyYh29b
1382Please respect copyright.PENANAkziEjUb25w
"Matematika. Ada."1382Please respect copyright.PENANAZZ3hwI4kxX
1382Please respect copyright.PENANACm1CjonioK
"IPA. Ada."1382Please respect copyright.PENANAQyC9l9l5Yc
1382Please respect copyright.PENANA6jGX0fybQP
"Bahasa Indonesia. Ada."1382Please respect copyright.PENANATWqBksP98B
1382Please respect copyright.PENANA8GkGMMGfdw
"Oke, aku bawa semuanya." Gadis itu tersenyum cerah. Kemudian ia menoleh kepada adik lelakinya yang sedari tadi sibuk menunduk. Entah apalagi yang terjadi padanya.1382Please respect copyright.PENANAtDeEfedmPF
1382Please respect copyright.PENANAj0cN33XR6h
"Kamu kenapa, Ka?" Tanyanya penasaran. Namun tak ada suara dari adiknya itu.1382Please respect copyright.PENANAcanyrr3JxG
1382Please respect copyright.PENANAcxHUrH7ezO
"Dika? Buruan, kita harus ke sekolah." Ujar gadis itu sedikit tak sabaran.1382Please respect copyright.PENANANORSoiBYgw
1382Please respect copyright.PENANAyIc6jhZC0C
Walaupun hari masih gelap, namun ia harus bergegas menuju sekolahnya. Pasalnya sekolah tempatnya mengenyam pendidikan sejauh 5 km. Tentu jika berjalan kaki memerlukan waktu yang cukup lama.1382Please respect copyright.PENANAfimclujx0S
1382Please respect copyright.PENANA7Do4NXuhZa
"Dika nggak mau sekolah, Kak." Balas adiknya kesal.1382Please respect copyright.PENANAom1OPqkbtq
1382Please respect copyright.PENANAMPWH42h61N
Sukses gadis itu tersentak. Tak pernah sekalipun ia pernah mendengar adiknya mengatakan itu. Namun kenapa tiba-tiba seperti ini?1382Please respect copyright.PENANAMmYf8kJACK
1382Please respect copyright.PENANAZ1XE1Mj833
"Dika... Kamu kenapa?" Tanyanya melembut. Ia ikut berjongkok, sembari menatap lekat wajah anak lelaki itu.1382Please respect copyright.PENANABsoro2MZmP
1382Please respect copyright.PENANARYRU2ijbTD
Dika terdiam. Enggan menatap wajah kakaknya.1382Please respect copyright.PENANAaBP1hylDPf
1382Please respect copyright.PENANA3g1HdL6yn0
"Ayo cerita ke Kakak." Pinta gadis itu lembut. Diusapnya kedua bahu adiknya.1382Please respect copyright.PENANAejSEuKca2z
1382Please respect copyright.PENANAzNH9gnTJtd
Tangisan anak lelaki itu akhirnya pecah. Tangan mungilnya teracung menunjuk kedua sandal jepit lusuhnya.1382Please respect copyright.PENANA6B7PChCIcy
1382Please respect copyright.PENANAfEdinR8XVK
"Di sekolah teman-teman mengejek Dika, Kak. Bilang Dika make sandal jepit, bukannya sepatu. Dika malu Kak..."1382Please respect copyright.PENANAP5RmKXn3yw
1382Please respect copyright.PENANArJ4X6Att2c
Mendengar ucapan adiknya, gadis berjilbab putih itu menahan getir. Dengan segala keterbatasan mereka, hal itu bisa menjadi cemohan. Namun, adiknya tidak boleh menyerah hanya karena itu.1382Please respect copyright.PENANAwMJwryTAjn
1382Please respect copyright.PENANAY86FXfgoc5
"Dengarin Kakak, Ka." Dipegangnya kedua bahu adiknya. Tatapan matanya lembut namun tegas. "Kamu jangan nyerah hanya karena itu. Ingat Bapak, Ka. Bapak selalu berusaha untuk kita."1382Please respect copyright.PENANATITTBN4lb9
1382Please respect copyright.PENANA15t1sZF0im
Perlahan tangisan adiknya mereda. Tatkala terbayang-bayang sosok kepala keluarga mereka. Yang bahkan sebelum kakaknya terbangun, sudah pergi mencari peruntungan dari alam. Bapak adalah satu-satunya yang mereka miliki. Dan tidak akan pernah menyerah demi tercapainya masa depan mereka yang lebih baik.1382Please respect copyright.PENANAoFcu6S8enK
1382Please respect copyright.PENANAbP7wF0P9OV
"Udah jangan nangis. Lain kali kalo kamu dengar itu, senyum aja. Anggap angin lalu. Oke, Ka?" Tanya gadis itu dengan senyuman merekah indah.1382Please respect copyright.PENANAiKQ7VKkJyA
1382Please respect copyright.PENANAPQoEFx8ZLG
Dan anggukan pelan adik kecilnya menjadi balasannya. Kedua kakak beradik itu akhirnya berjalan menuju sekolah. Dengan kantong kresek sebagai pengganti tas, dan sandal jepit kusam. Namun tak mengapa, dengan serba apa adanya, mereka tetap berhak menuntut ilmu.1382Please respect copyright.PENANAJhJX0SQLiB
1382Please respect copyright.PENANAwVUmGt0cTF
Embun menggelayut di dedaunan. Kabut membentang di persawahan. Mentari perlahan naik ke atas cakrawala. Kampung masih sunyi senyap. Hanya suara tapak kaki dua kakak beradik yang terdengar membelah sunyi.1382Please respect copyright.PENANAEAukSCm25x
1382Please respect copyright.PENANAzAmBlbKu7c
Perjalanan menuju sekolah memang cukup panjang. Sekolah Dasar adiknya sekitar 3 km dari rumah. Sementara sekolahnya lebih jauh lagi.1382Please respect copyright.PENANAubYC0LmZJO
1382Please respect copyright.PENANADnE3ddaVme
Usai mengantarkan adiknya, gadis berjilbab putih itu segera menuju ke sekolahnya. Sekolahnya terletak di perbatasan kampung. SMP biasa dengan murid yang jumlahnya tiga ratusan. Walaupun begitu, gadis itu tetap bersyukur masih bisa bersekolah.1382Please respect copyright.PENANAwzf1WyPOkL
1382Please respect copyright.PENANAvP14TPq241
Langit semakin terang. Jalanan mulai ramai. Tak ayal, matanya menangkap satu-dua teman berseragam batik yang sama melintas dengan sepedanya. Gadis itu tersenyum. Ia kenal mereka. Salah satunya teman sekelasnya yang rumahnya lumayan dekat ke sekolah, berkisar 2 km. Dengan sepeda, tentu ia lebih cepat lagi.1382Please respect copyright.PENANAvImsqtp5x1
1382Please respect copyright.PENANAVC3ajVE8mW
'Tak apa, Kia. Bersyukur.' Peringatnya pada diri sendiri.1382Please respect copyright.PENANAWuipEqDcaQ
1382Please respect copyright.PENANAIvZs6sPbdd
Berjalan riang dengan senyuman terkembang. Keterbatasan tak akan menghalanginya untuk bisa sekolah.1382Please respect copyright.PENANAMMBC0RfMbb
1382Please respect copyright.PENANAoDr0QElgpb
Karena ia harus punya masa depan.1382Please respect copyright.PENANA4bZBfCQTYQ
1382Please respect copyright.PENANAVVnqXun130
arrow_back
Sekolah
more_vert
-
info_outline 資料
-
toc 目錄
-
share 分享
-
format_color_text 介面設置
-
exposure_plus_1 推薦
-
打賞
-
report_problem 檢舉
-
account_circle 登入
X
Sekolah
作者:
Selena Agatha

篇 #1
Oneshoot - Sekolah
喜歡 0
閱讀 1378
書籤 1
campaign
催更 0
打賞
提出編輯建議

Ad
按此加載下一章
X
每次催更後,作者都會收到通知!
smartphone100 → 催更
×
Sekolah
兒童
短篇故事
最後更新: Jan 31, 2025
總字數: 723
總閱讀時間: 3 分鐘
作者:
keluarga
sekolah
saudara
檢舉這個故事
×
寫下你喜歡這個故事的地方
×
對此喜歡的人