Di pagi buta, seorang gadis telah terbangun. Sibuk melipat selimut kumalnya. Senyuman tipis tersemat di bibir mungilnya tatkala melihat adik kecilnya masih setia meringkuk dibalik selimutnya.1175Please respect copyright.PENANAJur6otxTwK
1175Please respect copyright.PENANAWT0NrYXv1M
"Dika, bangun." Ditepuknya pelan tubuh adiknya. Namun hanya erangan saja yang terdengar. Adiknya tampaknya masih terbuai ke alam mimpi.1175Please respect copyright.PENANAmi6VRlULRh
1175Please respect copyright.PENANAW7sGjM4Q6u
"Dika bangun. Sholat subuh." Tak menyerah, gadis bermata cokelat itu menepuk bahu adiknya. Namun kali ini tepukannya lebih keras.1175Please respect copyright.PENANAKb4wvfqisT
1175Please respect copyright.PENANARd6wFBqote
"Iya, Kak... Iya..." Setengah sadar adiknya berucap demikian.1175Please respect copyright.PENANAMcZM86RO5M
1175Please respect copyright.PENANAQcT3Bdp1zb
Merasa adiknya belum mau terbangun dari tidurnya, gadis itu memutuskan untuk melakukan cara jitunya. Dibisikinya pelan adiknya itu, namun caranya itu ternyata ampuh. Adiknya sontak terbangun.1175Please respect copyright.PENANASogxmU8VrH
1175Please respect copyright.PENANAipgMB1iq1E
Mata anak lelaki itu masih setengah terpejam, namun gadis itu hendak beranjak pergi untuk menyucikan diri.1175Please respect copyright.PENANAyOhzmM944n
1175Please respect copyright.PENANAlRbBZ4Xx18
"Buruan kamu wudhu, Ka."1175Please respect copyright.PENANAs91NZ5mGCu
1175Please respect copyright.PENANAsbvmlZCoAE
Begitulah kalimat gadis itu sebelum melengos pergi. Melewati daun pintu dari kayu lapuk. Hendak ke sumur belakang rumah.1175Please respect copyright.PENANAB286Fi4Iyw
1175Please respect copyright.PENANAKFKAOlHh4A
Adiknya disana bersungut-sungut. Sedikit sebal kakaknya telah memecahkan mimpinya. Padahal ia baru saja menang pertarungan kelereng raksasa. Hadiah sudah di depan mata, pupus karena kakaknya.1175Please respect copyright.PENANAvlcPfN72ih
1175Please respect copyright.PENANAz0lwZ9bbnb
Kakaknya itu selalu tahu cara membangunkannya. Apa lagi bisikannya tadi?1175Please respect copyright.PENANA4TqF31t1Tt
1175Please respect copyright.PENANAXtCIjPuCdh
'Nenek Parende suka anak-anak yang malas bangun, Dika.'1175Please respect copyright.PENANAvVRnqcv9Gu
1175Please respect copyright.PENANAsaBMbVjqGu
Bergidik ia mengingat kalimat kakaknya itu. Tak mau berlama-lama sendirian di kamar mereka, anak lelaki itu segera menuju tempat kakaknya berada.1175Please respect copyright.PENANATMzITIKufT
1175Please respect copyright.PENANAmrH9JFpf8N
1175Please respect copyright.PENANAVqal1y0vjb
🍑🍑🍑1175Please respect copyright.PENANAqlqV5k6Lsf
1175Please respect copyright.PENANAS6Jmk79Z5P
1175Please respect copyright.PENANAzqqSmC6zmO
Gadis berjilbab putih lusuh itu meraih tas kantong kreseknya. Memeriksa apa ada sesuatu yang lupa dibawanya. Ia memang sudah menyiapkan peralatan sekolahnya sejak semalam. Namun tak ada salahnya melihatnya lagi.1175Please respect copyright.PENANAgAktFG5haS
1175Please respect copyright.PENANAs5d2nF4cEi
"Matematika. Ada."1175Please respect copyright.PENANAp0tk13jqZ0
1175Please respect copyright.PENANAcS5LoDJaeF
"IPA. Ada."1175Please respect copyright.PENANAA8AaCS06nz
1175Please respect copyright.PENANAGsLwpWPt17
"Bahasa Indonesia. Ada."1175Please respect copyright.PENANA7MfQDCgyn7
1175Please respect copyright.PENANAubw6THwWi6
"Oke, aku bawa semuanya." Gadis itu tersenyum cerah. Kemudian ia menoleh kepada adik lelakinya yang sedari tadi sibuk menunduk. Entah apalagi yang terjadi padanya.1175Please respect copyright.PENANAi30AggP2qd
1175Please respect copyright.PENANA2sSz2DJwd7
"Kamu kenapa, Ka?" Tanyanya penasaran. Namun tak ada suara dari adiknya itu.1175Please respect copyright.PENANAO06qLGAopY
1175Please respect copyright.PENANAl34felzM87
"Dika? Buruan, kita harus ke sekolah." Ujar gadis itu sedikit tak sabaran.1175Please respect copyright.PENANAwC5wY3oHeD
1175Please respect copyright.PENANA3TjdDwlwWj
Walaupun hari masih gelap, namun ia harus bergegas menuju sekolahnya. Pasalnya sekolah tempatnya mengenyam pendidikan sejauh 5 km. Tentu jika berjalan kaki memerlukan waktu yang cukup lama.1175Please respect copyright.PENANAUH5szLR4eB
1175Please respect copyright.PENANAxtYOMoZdTx
"Dika nggak mau sekolah, Kak." Balas adiknya kesal.1175Please respect copyright.PENANAl7yFTdKyBL
1175Please respect copyright.PENANAu1cGXBTviT
Sukses gadis itu tersentak. Tak pernah sekalipun ia pernah mendengar adiknya mengatakan itu. Namun kenapa tiba-tiba seperti ini?1175Please respect copyright.PENANAq11wPEOIq4
1175Please respect copyright.PENANANlkogGxRGP
"Dika... Kamu kenapa?" Tanyanya melembut. Ia ikut berjongkok, sembari menatap lekat wajah anak lelaki itu.1175Please respect copyright.PENANADv0DMZV1KA
1175Please respect copyright.PENANAQzi5Y0DpsW
Dika terdiam. Enggan menatap wajah kakaknya.1175Please respect copyright.PENANALg0K280NyF
1175Please respect copyright.PENANAgvaiBWXCQ3
"Ayo cerita ke Kakak." Pinta gadis itu lembut. Diusapnya kedua bahu adiknya.1175Please respect copyright.PENANALtg1pvEvB4
1175Please respect copyright.PENANA9gHsGtVARD
Tangisan anak lelaki itu akhirnya pecah. Tangan mungilnya teracung menunjuk kedua sandal jepit lusuhnya.1175Please respect copyright.PENANATZmPkD4ep9
1175Please respect copyright.PENANAJqywArytPc
"Di sekolah teman-teman mengejek Dika, Kak. Bilang Dika make sandal jepit, bukannya sepatu. Dika malu Kak..."1175Please respect copyright.PENANA7obxlyjD66
1175Please respect copyright.PENANAq1u1NrRAZN
Mendengar ucapan adiknya, gadis berjilbab putih itu menahan getir. Dengan segala keterbatasan mereka, hal itu bisa menjadi cemohan. Namun, adiknya tidak boleh menyerah hanya karena itu.1175Please respect copyright.PENANAnw9GanRBqN
1175Please respect copyright.PENANAZ2hRkV8HmY
"Dengarin Kakak, Ka." Dipegangnya kedua bahu adiknya. Tatapan matanya lembut namun tegas. "Kamu jangan nyerah hanya karena itu. Ingat Bapak, Ka. Bapak selalu berusaha untuk kita."1175Please respect copyright.PENANALhuprHz8Le
1175Please respect copyright.PENANA0ra1ZCc7Lz
Perlahan tangisan adiknya mereda. Tatkala terbayang-bayang sosok kepala keluarga mereka. Yang bahkan sebelum kakaknya terbangun, sudah pergi mencari peruntungan dari alam. Bapak adalah satu-satunya yang mereka miliki. Dan tidak akan pernah menyerah demi tercapainya masa depan mereka yang lebih baik.1175Please respect copyright.PENANAErhp9rhNpB
1175Please respect copyright.PENANARHwaAqIUXF
"Udah jangan nangis. Lain kali kalo kamu dengar itu, senyum aja. Anggap angin lalu. Oke, Ka?" Tanya gadis itu dengan senyuman merekah indah.1175Please respect copyright.PENANAFX1liG0cY9
1175Please respect copyright.PENANA9zX7FqDDCB
Dan anggukan pelan adik kecilnya menjadi balasannya. Kedua kakak beradik itu akhirnya berjalan menuju sekolah. Dengan kantong kresek sebagai pengganti tas, dan sandal jepit kusam. Namun tak mengapa, dengan serba apa adanya, mereka tetap berhak menuntut ilmu.1175Please respect copyright.PENANAWt8dgIVH1V
1175Please respect copyright.PENANA36YdlcRaPB
Embun menggelayut di dedaunan. Kabut membentang di persawahan. Mentari perlahan naik ke atas cakrawala. Kampung masih sunyi senyap. Hanya suara tapak kaki dua kakak beradik yang terdengar membelah sunyi.1175Please respect copyright.PENANA6oo2E660ex
1175Please respect copyright.PENANAF0mYDMHjG3
Perjalanan menuju sekolah memang cukup panjang. Sekolah Dasar adiknya sekitar 3 km dari rumah. Sementara sekolahnya lebih jauh lagi.1175Please respect copyright.PENANA5NvqS1tD4O
1175Please respect copyright.PENANAo47RlARjhv
Usai mengantarkan adiknya, gadis berjilbab putih itu segera menuju ke sekolahnya. Sekolahnya terletak di perbatasan kampung. SMP biasa dengan murid yang jumlahnya tiga ratusan. Walaupun begitu, gadis itu tetap bersyukur masih bisa bersekolah.1175Please respect copyright.PENANAnisO3qi1XJ
1175Please respect copyright.PENANAWdCNOB7L6K
Langit semakin terang. Jalanan mulai ramai. Tak ayal, matanya menangkap satu-dua teman berseragam batik yang sama melintas dengan sepedanya. Gadis itu tersenyum. Ia kenal mereka. Salah satunya teman sekelasnya yang rumahnya lumayan dekat ke sekolah, berkisar 2 km. Dengan sepeda, tentu ia lebih cepat lagi.1175Please respect copyright.PENANAxQW5lIlG0V
1175Please respect copyright.PENANAEITWn1LBIR
'Tak apa, Kia. Bersyukur.' Peringatnya pada diri sendiri.1175Please respect copyright.PENANA1MXWbBd50n
1175Please respect copyright.PENANABE8AeIrC8t
Berjalan riang dengan senyuman terkembang. Keterbatasan tak akan menghalanginya untuk bisa sekolah.1175Please respect copyright.PENANAOC1D6mhpOi
1175Please respect copyright.PENANA0XQBdhUGi8
Karena ia harus punya masa depan.1175Please respect copyright.PENANAkNPbqXSRDd
1175Please respect copyright.PENANA6nj7Tuad6h
arrow_back
Sekolah
more_vert
-
info_outline 資料
-
toc 目錄
-
share 分享
-
format_color_text 介面設置
-
exposure_plus_1 推薦
-
打賞
-
report_problem 檢舉
-
account_circle 登入
X
Sekolah
作者:
Selena Agatha

篇 #1
Oneshoot - Sekolah
喜歡 0
閱讀 1171
書籤 1
campaign
催更 0
打賞
提出編輯建議

Ad
按此加載下一章
X
每次催更後,作者都會收到通知!
smartphone100 → 催更
×
Sekolah
兒童
短篇故事
最後更新: Jan 31, 2025
總字數: 723
總閱讀時間: 3 分鐘
作者:
keluarga
sekolah
saudara
檢舉這個故事
×
寫下你喜歡這個故事的地方
×
對此喜歡的人