(Di Tempat Keributan)184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8B2YJpwTkp
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpLgIbwd8Br
"Dasar kau p*****r sialan!!", kata seorang pria paruh baya yang menghujat seorang wanita.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFko98kNTS
"Aku tau kau sengaja menabrakku kan?!", kata pria paruh baya itu melanjutkan ucapan nya.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡahIibXXBWH
"Tuan, maaf sekali lagi. Saya sudah meminta maaf kepadamu kan?", kata perempuan itu berkata lembut yang ternyata adalah Heendon.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxAdvWk66J2
"Kau cantik tapi tidak memiliki mata!!", kata pria paruh baya itu yang bernama Dodi Jatmiko.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCsbVJFnUpY
"Saya harus berapa kali untuk meminta maaf padamu Tuan?", kata Heendon dengan ekspresi memelas.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV5ysoaeVoJ
"Kau tidak pantas di maafkan. Kau membuatku malu saja kepada calon klienku!!", kata Dodi yang benar-benar sangat marah.
Dodi sudah berdandan super rapi untuk menemui klien nya ini. Tapi seperti di sengaja, Heendon memang terlihat sangat jelas menabrak dan kemudian menumpahkan minuman kopi hitam ke baju putih nya. Kacau sudah pertemuan nya saat ini.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡavHr1amNGk
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZlMZlTaDdv
Karena terlalu marah, Dodi akhir nya melayangkan tamparan nya ke wajah Heendon. Heendon mencoba diam saja dan menutup mata. Lama Heendon menunggu tamparan itu, tapi tidak kunjung datang.
Akhir nya Heendon pun membuka mata nya.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbCk7lJL9Jf
Seorang lelaki yang sudah cukup tua ternyata memegang tangan Dodi. Pak Rudi lah orang nya. Dengan ekspresi menatap tajam pada Dodi, Pak Rudi berkata.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8nFnpkW1b
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqHt2gBjMsb
"Aku malu padamu. Sebagai sesama lelaki, kau bertindak seperti banci. Kau adalah seorang laki-laki tapi bisa-bisa nya akan menampar wanita yang tidak berdaya!", kata Pak Rudi marah kepada Dodi.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzADcq9aV5A
"Tidak usah ikut campur urusanku!!", kata Dodi kepada Pak Rudi.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgf1zgyeOm0
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGefGCMHkov
Kraakkkk...184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmsGQdTB761
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGA3tZFModQ
Terdengar suara renyah dari pergelangan tangan manusia. Kemudian di ikuti dengan teriakan. Pak Rudi yang sudah cukup tua ternyata mampu mematahkan pergelangan lelaki itu dengan hanya meremas nya.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzsFybsWEAc
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Xi7DITWzd
"Aarrghhhh!!", kata Dodi yang berteriak kesakitan.
Dodi refleks memegang pergelangan tangan nya yang patah. Belum selesai dengan kesakitan nya, badan nya di tendang lagi oleh lelaki lain yang sedang berdiri bersama orang itu hingga Dodi jatuh terjerembab ke pasir.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3kmBv9UHb
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKDg1kEeT1d
Duaagggg..184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGNKoUYXqgl
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCE8WHc07cS
Dodi masih dalam keadaan sadar dengan mulut yang mengeluarkan darah. Meskipun kepala nya sudah berkunang-kunang, Dodi coba menahan sebisa mungkin agar tidak pingsan.
Seperti nya saat ini organ dalam nya sudah terluka. Dodi menatap kedua pria yang ada di hadapan nya itu dengan ekspresi yang ketakutan.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu6UL6Zfv5y
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ550Q9SVH1F
"Jika kau tidak terima, kau bisa mencariku!", kata Pak Rudi yang melemparkan kartu nama nya ke arah Dodi.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡABPJvLQKof
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlpR6Q3JXQD
"Rudi Sadewo!!!", kata Dodi yang tahu bahwasa nya Rudi Sadewo adalah salah satu pejabat di Kota Derisa ini.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVvBV4nFDak
"Seperti nya kau mengenalku dengan cukup baik. Pergilah dan jangan lagi-lagi berbuat seperti itu kepada wanita", kata Pak Rudi yang seolah-olah adalah seorang guru sedang menasehati murid nya.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKQ4IXGmBII
"Maaf Pak Rudi. Maaf. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi. Permisi!!", kata Dodi yang segera melarikan diri dari tempat itu.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOl4IxlJTdP
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDCHUrBg38I
'Yes.. it works!!', kata Heendon dalam hati nya yang memang sengaja memancing Pak Rudi dan Komisaris Wawan agar keluar dari tempat nya.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyi1A1vCWJ
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzqegB7UyxI
"Terima kasih Pak. Terima kasih juga untuk Bapak yang ini. Maaf sebenar nya saya yang salah tadi. Orang itu tidak salah", kata Heendon yang berakting dengan sangat baik.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyfLecLkaAX
"Nona, meskipun kau yang salah, dia tidak berhak memukulmu. Ngomong-ngomong apa yang anda lakukan di tempat ini?", kata Pak Rudi berlagak seperti ayah.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6OmbZRwHo
"Itu.. itu.. maaf.. ", kata Heendon yang kemudian berakting menangis tersedu-sedu yang membuat Pak Rudi dan Komisaris Wawan saling memandang.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLdQgzMUBUb
"Sebaiknya kita bicarakan di sana saja Nona. Kebetulan kami sedang makan di sana", kata Pak Rudi menunjuk ke suatu arah.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXxMIpW03z8
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj25sw1sHGR
"Apa itu tidak mengganggu kalian Pak.. Saya kan hanya..", kata Heendon yang kemudian langsung di sela perkataan nya oleh Pak Rudi.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCA6RvUeNEo
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwf7gaFrc9v
"Nona, tidak usah sungkan. Mari silahkan. Kami berdua mengundang anda", kata Pak Rudi yang sopan dan mendapatkan persetujuan juga dari Komisaris Wawan.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYtxIpbPx2W
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyQAhrodoE
Akhir nya mereka bertiga menuju ke tempat yang ditunjuk tadi.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEeYmosFHOU
'Tidak ku sangka aktingku sangat sempurna. Aku cukup hebat juga dalam hal ini', kata Heendon berbicara di dalam hati nya.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy4F18eMck2
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIldHxHBFSi
==========================184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlXbVU6vcQM
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcBTFuqs3RM
(Saat ini di Rumah Pak Abdullah)184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBG5Re0FkMI
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNBhQaXuUSj
"Abi, Umi. Tolong jujur sama Zia", kata Fazia yang kini sedang menangis sesenggukan.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyBzVHtM3zX
"Zia..", kata Bu Hajjar yang juga menangis karena tidak menyangka rahasia besar keluarga nya akan terbongkar.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVLGKOb1la
"Tidak apa-apa Umi, Zia ikhlas. Abi sama Umi sudah Zia anggap orang tua Zia sendiri. Abi, tolong ceritakan sama Zia ya", kata Fazia memohon.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV01ffxcTJb
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfWjo5Y99iv
Pak Abdullah menarik nafas sesaat. Kemudian dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYXkgdnqKp
"Semua ini berawal dari 25 tahun yang lalu", kata Pak Abdullah mengawali cerita. Sedangkan Bu Hajjar dan Fazia hanya diam mendengarkan.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXMCYwlOB07
"Anak dari kakekmu, seperti yang sudah kau tau, memiliki 3 orang anak. Aku dan ke 3 bibimu itu. Kau sudah mengenal nya bukan?", kata Pak Abdullah yang mata nya semakin berkaca-kaca.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvMgYbX8i93
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG3BbyY3qqO
Pak Abdullah lalu melanjutkan cerita nya. Pak Abdullah menarik nafas dalam-dalam kemudian berbicara.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ31BH3xFouI
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡweX1amYxwi
"Sebenarnya ada satu lagi anak dari kakekmu. Dia bernama Zaid Al-Ghifari. Dia adalah ayah kandungmu", kata Pak Abdullah kembali menjelaskan.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbNhqbbeMKg
"Karena suatu hal, ayahmu dan kakekmu bertengkar hebat. Itu hanya gara-gara seorang wanita, Sofiyya Nur. Dan dia adalah ibu kandungmu", kata Pak Abdullah dan tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipi nya.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡym3sZGgY7A
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsP7bJRB6Jt
Akhir nya mulailah Pak Abdullah menceritakan segala nya. Cerita ini bersumber dari Zaid sendiri, ayah kandung Fazia.
Cerita itu di mulai dari kisah awal pertama ayah dan ibu Fazia bertemu, hingga merembet menuju inti pokok masalah. Itu adalah saat dimulai nya perseteruan antara ayah kandung Fazia dan kakek nya.
Kemudian identitas ibu Fazia yang masih menjadi misteri, hingga akhir nya ayah Fazia di usir dari keluarga besar Al-Ghifari. Sebab nya hanyalah karena Ayah kandung Fazia sudah menikah diam-diam dengan Ibu kandung Fazia tanpa restu kakek nya.
Dan cerita itu di akhiri saat Fazia yang masih bayi terpaksa harus di titipkan kepada Pak Abdullah. Karena pada saat itu Zaid, adik Pak Abdullah sedang dalam situasi genting dan Zaid sendiri tidak mau memberitahu dengan detail tentang masalah nya.
Sampai sekarang, Zaid dan Sofiyya tidak pernah kembali lagi untuk menemui Fazia.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt4RFOKcSuL
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgN8LJIntT
(NB : Akan diceritakan dengan detail di bab-bab selanjutnya ketika waktunya sudah tepat. He he.. Sabar ye)184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyoQC3mDi9S
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ087pdKJG5z
Hanya tangis yang terdengar setelah Pak Abdullah menceritakan semua kisah itu. Kisah yang mungkin akan menyakitkan untuk Pak Abdullah dan keluarga nya.
Juga pasti akan menyakitkan untuk hati Fazia saat mengetahui kebenaran nya. Pak Abdullah dan Bu Hajjar tidak pernah tahu bahwa Fazia ternyata sudah menyiapkan diri untuk hal ini.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vSUbPPxnt
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7HDs5aFbBd
"Abi.. Umi.. apapun yang terjadi, kalian berdua tetap ku anggap orang tuaku", kata Fazia tersenyum.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr7lzm5iUOh
"Zia.. apa kau tidak sedih?", tanya Pak Abdullah yang heran melihat kondisi Fazia yang hanya sedih untuk sesaat saja.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtz7hjThRix
"Zia sedih. Sangat sedih. Tapi bagaimana pun, Zia juga mendapatkan hikmah dari semua ini. Dan yang pasti sekarang Zia sangat bahagia. Itu yang membuat Zia bisa tetap tersenyum", kata Fazia menjelaskan.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKF184iHO8E
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUMbAXQzIqa
"Maksudmu Zi?", kata Bu Hajjar penasaran begitu pula Pak Abdullah.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZGtkPfOwbC
"Semua nya karena akhiy, maksudku Bang Zein Mi..", kata Fazia membalas.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7hgfFyXJR5
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEzvZbPgGLG
"Maksudmu Zein sudah tau masalah ini?", tanya Pak Abdullah merasa terkejut.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRC5d5yeM6
"Bang Zein belum tau Bi. Yang Zia maksud, Zia dan Bang Zein dengan status Zia saat ini", kata Fazia yang membuat Pak Abdullah dan Bu Hajjar semakin kebingungan.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQmZku5DMFf
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWQJfAnLNeb
"Abi dan Umi gak ngerti. Wallahi gak ngerti", kata Pak Abdullah lagi.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu4nMvy0gYs
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKLcspAIjzk
"Maksud Zia, dengan status Zia saat ini, Bang Zein itu kakak sepupu Zia kan?", kata Fazia menambahkan lagi.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrOEpHinXCd
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxzkAMawgJu
"Benar.. Kau dan Zein sebenar nya adalah sepupu", kata Pak Abdullah mengangguk.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdNnKTXb0jD
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJCcxHN3qzW
"Dan itu artinya, Zia dan Bang Zein bukanlah mahrom kan? Zia juga berharap.. Zia bisa menikah dengan Bang Zein", kata Fazia yang akhir nya jujur mengakui perasaan nya kepada Dokter Zein di depan Pak Abdullah dan Bu Hajjar.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjN6grQQT2h
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQm7uTye5Jz
Duuaaaaaarrrrrrrrrrrrrr...184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRl77GFP8Rt
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYqv3z0bZ4q
"Apaaaaaaaa?!!!", kata Pak Abdullah dan Bu Hajjar yang berteriak bersamaan.184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM3B3DuO7D1
184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ9RH1rTXeD
=======================184Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpnWV5qr7rw
然後按「加至主畫面」