/story/140160/candramawa/toc
Candramawa | Penana
arrow_back
Candramawa
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
coins
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
G
Candramawa
Runtunan Frasa
Intro Table of Contents Top sponsors Comments (0)

Secarik kertas kutulis dengan kata yang menyapa,

Menatap tinta hitam dengan senyuman pada setiap umpan.


Waktu berdenting,

Angin tersipu.

Cukup sunyi yang memuaskan,

Hingga akhirnya terlelap pada senduku yang tidak berpintu.


Kini waktu telah merayu embun,

Mengajak berlari lewat syahdu syair.

Pada semilir angin yang berlalu,

Terlantun sebait doa kecil penerang relung qalbu.


Pucuk patah tidak akan membuat akar busuk.

Sedikit terpuruk bukan berarti terburuk.

Perlahan-lahan, percikan doa dapat memukul luka hingga hilang semua remuk.

Semua hiruk pikuk di kepala kian menyejuk.


Usahlah terburu-buru untuk menyemai asa.

Pahami, p elajari setiap liuk rasa yang melingkar tanpa paksaan.

Perlahan, sekar akan mekar menjadi gambar yang lebih berkilau.

Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time: 1 minute
toc Table of Contents
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.