11867Please respect copyright.PENANAJHyPXMQSQT
Aku harus bekerja keras, karean putra tunggalku satu-satunya harus terus sekolah dan kini dia sudah kelas 2 SMA. Dia setidaknya menyelsaikan sekolahnya, agar kelak, setidaknya dia tidak bodoh seperti diriku yang hanya tamas SMP dan tak sempat ikut ujian. Keluarga setuju, kalau kami tinggal di perladangan, berkisar 3 kilometer dari desa.11867Please respect copyright.PENANAn03ZIaUlKP
Setelah keluraga membantu kami mendirikan sebuah gubuk (rumah panggung) ukuran kecil, kami diberi modal untuk bertani dan beternak. Pagi-pagi sekali aku dan anakku Ikmran bangun, kemudian Imran akan mengutipi telur bebek dan sayur mayur, lalu membawanya ke pasar. Dia haerus menitipkan semuanya kepada kenalanku. Pulang sekolah, Imran akan mengambil uangnya. Aku m ulai menerjakan sawah, satu-satunya peninggalan warisan ayah ibuku dan sedikit ladang warisan mertuaku.11867Please respect copyright.PENANAcHmJpmw9BJ
Aku bersyukur, Imran demikian rajin membantuku, dan tidak malu menjadi anak seorang janda miskin. Di sela-sela waktu senaggang, seperti usai makan siang, Imran mengulang kembali mata pelajarannya dan mengerjakan PR. Kemudian malam hari dengan cahaya lampu minyak, dia mengerjakan pelajarannya. Aku bangga sekali padanya.11867Please respect copyright.PENANAuPVd5hmq8C
Aku selalau tidur melepaskan lelahku di sampingnya yang sedang belajar. Tak jarang, aku terlelap bahkan mendengkur saat Imran sedang belajar. Katanya dia senang mendengar dengkurku.11867Please respect copyright.PENANAHej1txiHF4
Satu sore, Imran menanyakan, kenapa aku tidak menikah lagi, padahal usiaku masih muda, 35 tahun. Aku tidak mau menikah, karena aku setia pada ayahnya, walau hanya mampu menghadiahiku seorang anak saja dan aku harus banting tulang karean hampir sebulan sekali aku harus membawa ayah Imran berobat ke dokter di ibukota kecamatan.11867Please respect copyright.PENANAjRekP0VdXi
"Aku tahu, ada seseoang yang sangat mencintai ibu. menikahlah dengannya," kata anakku. Aku diam. Lalu aku menanyakannya, apakagh dia sudah bosan menjadikan diriku sebagai ibunya. Imran meminta maaf, sebaliknya justru dia ingin membahagiakan diriku.11867Please respect copyright.PENANAPFUenKLGPr
"Siapa laki-laki yang kau maksudkan sangat mencintaku dan akan menjadi suamiku," tanyaku datar. Imran tersenyum, membuat aku semakin penasaran.11867Please respect copyright.PENANAK4kYnZLzdw
"Apakah laki-laki itu orang kaya dan kamu sudah bosan menajdi orang miskin?" aku bertanya lebioh datar lagi walau hatiku sangat marah.11867Please respect copyright.PENANAEY7DEaKWuR
"Tidak. Ibu pasti menyayangi dan mencintai laki-laki itu," katanya sembari memotong-motong singkong untuk makanan bebeknya.11867Please respect copyright.PENANAK4Q2jkKw6u
"Siapa dia," tanyaku lebih penasaran lagi.11867Please respect copyright.PENANAwYoezIcskz
"Aku. Aku yang ingin menikahi dirimu," katanya dengan datar tanpa beban pula. Aku terperanjat. Ingin aku menampar pipinya kuat-kuat karena sudah memperolok-olokkan diriku. Aku yakin dia tidak serius, karean dia adalah anak kandungku sendiri.11867Please respect copyright.PENANA0WkZ0XfXaz
Imran tersenyum manis dan merangkul diriku. Yah... Imran kenap kau sampai hati memperolok-olokkan ibumu sndiri bathinku dan menandarkan kepalaku di dadanya. Aku sangat senang, ketika Imran mengelus-elus kepalaku dengan kasih sayangnya.11867Please respect copyright.PENANA8IwfZMLbzv
Seperti biasa, kami duduk makan malam dan bercira apa saja, sembari mendengarkan lagu-lagu dangdut dari radi kecil. Imran pun mulau membuka buku-bukunya di atas meja kecil dari tripleks yang diperoleh entah dari mana. Dia duduk bersila di lantai dan buku itu dibentangnya di atas meja mini yang dibuatnya sendiri. Aku pun tidur di sisinya, sembari mendengarkan lagu-lagu dangdut dari radio. Sesekali penyiarnya suka melucu. Seperti biasanya, tak alam aku pun mendengkur.11867Please respect copyright.PENANAImtOsPcIaa
Ayam berkokok pagi itu, peretanda aku harus segara bangun. Aku terkejut, karena kain sarungku terlepas dari tubuhku dan dari pusat ke bawah, aku telanjang. Di sisiku Imran teertidur pulas. Cepat aku memakai kembali kain sarungku dan membanghunkan IMran agar mempersiapkan segalanya. Sembari memasak nasi, aku menceritakan kepada Imran, kalau tadi pagi waktu terbangun, kain sartungku melorot. Pantas aku merasa dingin, kataku. Menurut IMran, dia lupa memakaikannya kembali. Menuerutnya, hampir setiap malam kain sarungku melorot dan dia yang membetulkan. "Setiap malam?". "Ya... Setiap malam!" Rasanya aku kurang percaya, kemudian aku diam saja.11867Please respect copyright.PENANAmF89AciKQQ
AKu ingin membuktikannya. Saat Imran mengarit rumput untuk kambing,.aku sengaja tidur. Ada dua jam aku tidur siang yang tak pernah kulakukan. Ternyata tidur siang menyenangkan juga.11867Please respect copyright.PENANAJrjKOb6DAz
Saat Imran belajar, kembali aku tidur di sampingnya. Tak lama aku berpura-pura mendengkur, ingin tau apakah sarungku memang melorot. Satu jam lebih aku menunggu, ternyata tidak. IMran pyun menggeletakkan tubuhnya di sisiku. Dia memelukku dan menutup tubuh kami dengan selimut. Hal ini memang setiap malam kami lakukan untuk menahan dingin dari celah-celah lubang-lubang kecil dinding bambu.11867Please respect copyright.PENANAFwzIxV8TKB
Imran mencium pipiku, kemudian bibirku, lalu aku mendengar bisikan di telingaku. Aku mencintaimu. Mernikahlah denganku Ibu. Kemudian tanganya mengelus-elus tetekku dan mengeluarkannya dari celah bajuku dan mengisap-isapnya. Haruskah aku bangun dan menolaknya? Tapi....11867Please respect copyright.PENANAWSFcDo54SC
Kain sarungku sudah lepas dari selipannya di pinggangku dan Imran masuk ke dalam kain sarung itu. Aku merasakan kemaluan anakku menyentuh-nyentuh tubuhku. Dengan kasar, Imran menindihku dan sudah berada di antara kedua pahaku. Ditusukkannya kemlauajn ke dalam kemaluannku yang memang suadh basah.11867Please respect copyright.PENANAxI3byGiHj1
"Imran...." kataku.11867Please respect copyright.PENANAERWBLFMBdf
"Jadilah istriku, Ibu," bisiknya sembari terus menerus memompa tubuhku dari atas. Aku tak kuasa menolaknya. Aku juga pernah berpikir selintas, entah kapan, kalau aku mengagumi anakku Imran yang ganteng dan gagah.11867Please respect copyright.PENANAT5TQwqwy46
Usah melakukan persetubuhan, masih dalam dekapannya aku bertanya, apakah sebelumnya dia sudah m\pernah melakukan persetubuhan denganku?11867Please respect copyright.PENANAg9DC1u4nVz
Menurut Imran, begitu kasmi pindah ke ladang itu, seminggu kemudian dia sudah menyetubuhiku. Sudah hampir setahun dia menyetubuhiku, karena, bila tidur, aku bagaikan mayat tak bernyawa. Aku terdiam.11867Please respect copyright.PENANA0LnYPzjOhS
Berarti aku sudah disetubuhinya puluhan bahkan mungkin sudah ratusan kali.11867Please respect copyright.PENANAqbYxUFb7Yw
Bagaimana kalau aku hamil? Tuhan mungkin sudah menakdirkan diriku tak akan hamil lagi, karena dengan suamiku, hanya Imran yang terlahir.
arrow_back
MENIKAH DENGAN ANAK LELAKI
more_vert
-
info_outline Info
-
toc Table of Contents
-
share Share
-
format_color_text Display Settings
-
exposure_plus_1 Recommend
-
report_problem Report
-
account_circle Login
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
MENIKAH DENGAN ANAK LELAKI
Author:
SHINN

ISSUE #1
Suamiku meninggal dunia dan banyak meningalkan hutang. Hutang, karena dia harus dirawat di rumahsakit selama hampir setahun. Tumor ganas, telah menghabiskan semuanya. Sebenarnya, dia sudah lama sakit-sakitan dan peningggalan warisan mertuaku pun terkuras habis. Keluarga juga sudah habis-habisan membantu kami.
LIKES 2
READS 11863
BOOKMARKS 57
Suggest Edits

Ad
Click to load the next chapter
×
Write down what you like about the story
×
Reading Theme:
Font Size:
Line Spacing:
Paragraph Spacing:
Load the next issue automatically
Reset to default
×
People Who Like This