/story/115009/sepenggal-cerita-tentang-betapa-kerennya-lelaki-yang-ku-panggil-ayah
Sepenggal Cerita Tentang Betapa Kerennya Lelaki Yang Ku Panggil AYAH | Penana
arrow_back
Sepenggal Cerita Tentang Betapa Kerennya Lelaki Yang Ku Panggil AYAH
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
G
Sepenggal Cerita Tentang Betapa Kerennya Lelaki Yang Ku Panggil AYAH
fetigitaa
Intro Table of Contents Comments (0)


Hari ini, tepat setahun yang llu

Di pagi hari, seperti biasanya ayah bersiap untuk pergi bekerja. Tiba-tiba aku memanggilnya dan mengoceh tentang video tugas mata kuliahku yang hilang tak sengaja terhapus. Dengan spontan beliau mengucap

 “gapapa, ayo ambil video ulang. ayah antar”

 Awalnya aku ragu, karena kalau sekarang ayah memiliki pekerjaan lain selain membantuku menyelesaikan tugas kuliahku. Tapi mau bagaimana lagi, date line pengumpulannya sudah hampir tiba. Dan beliau tanpa ragu terus mengganti bajunya dengan baju santai layaknya orang mau ke Pantai (sebenernya mau ke Pantai si hehe...)


Singkat cerita kami sudah sampai di lokasi, Pantai Semilir namanya. Sebuah objek wisata alam yang menyediakan panorama pantai yang dirindangi pohon cemara berpadu dengan bentangan air laut yang menyapu pasir putih setiap sepersekian waktu.

Tanpa berlama-lama kami langsung bersiap untuk mengambil beberapa video seperti yang kukatakan tadi. Seperti biasa dengan rewel, ribet, dan riwehnya aku yang tak puas hanya dengan sekali take video saja, aku memintanya untuk mengulang pengambilan video beberapa kali. Namun dengan sabarnya beliau menurutiku dan beberapa kali menasehatiku agar tidak terburu-buru dan bisa menyelesaikan pengambilan video dengan tenang.


Setelah beberapa drama di pantai ini, kami pun segera pulang karena ayah juga harus segera berangkat ke tempat kerjanya. Dan untungnya saja tempat kerjanya tidak jauh dari rumah, walaupun sudah setengah dari total jamnya malah membahayakan dengan membantu tugasku, yang sebenarnya itu terjadi karena kecerobohanku sendiri. Tapi beliau tidak marah sedikitpun. Ya, memang sesabar dan sekeren itu beliau.


sebenarnya sederhana, namun tidak semua orang seberuntung aku.

Tidak semua anak memiliki orang tua sekeren itu.

Dan tidak semua orang tua bisa dan mau meluangkan waktunya untuk membantu anaknya, atau bahkan sekadar bercengrama hangat dengan anaknya.

Saya sangat bersyukur memiliki dua orang hebat yang memberikan kasih sayang yang tulus dan setulus itu. Momen yang saya tulis ini hanya setitik dari banyaknya cerita-cerita tentang betapa kerennya orang yang saya panggil “Ayah”.

Terimakasih Ayah telah menjadi tangan, telinga, mata, dan pundak untuk pulang.

Tidak ada yang bisa menggantikanmu, dan yang terakhir aku mencintaimu seluruh dunia cinta pertamaku.

Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time: 3 minutes
toc Table of Contents
No tags yet.
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.