(Konsorsium kecil, huh? Well setidaknya mereka ingin mematri isi kepala orang yang tertarik menyeret kedoknya, agar menurunkan pengawasan. Menurunkan sedikit pamor, untuk jaminan keamanan cukup paten.)
Air kesedihan spontan berjatuhan, tersedu – sedu membelah muka Lady De Polcester yang inti dalamnya hanya menginginan keadilan. Otak kera Cake seakan membeku sesaat, menerjemahkan maksud “tambahan” yang diucapkan Agnes tadi.
Mulai berkembang signifikan wajah – wajah muram mereka. Mulai berkembang dan menerjang setiap insan, rasa takut dan putus asa. Cake mungkin tidak terlalu ngeri kalau mereka hanya sekedar melarikan diri. Masalahnya pencurian sesuatu yang penting, adalah dosa yang tidak bisa dimaafkan. Ini seperti kutukan, yang terus bermanifestasi pada teror.
Jadi inilah maksudnya, Agnes? Cake kepikiran dan terus menimbang. Bukannya melawan seorang tapi sekumpulan orang. Bukannya sekumpulan pria berdasi kelas teri, tapi mereka kelas paus. Bukannya merendah, tapi hanya dengan Agnes dan Bibi Mildsven, Cake sudah boleh mengkhawatirkan dirinya sendiri daripada orang lain.
“Ini seperti permulaan video game dan langsung dihadapkan bos terakhir, huh?” celoteh Cake, lalu memutar – mutar bibirnya.
(Tak ada hidup tanpa tantangan, mungkin seharusnya begitu. Tapi menyadari musuh yang tak bisa kau menangkan dan tetap melawan, adalah perbuatan gigih yang sia – sia. Tapi saya tetap ingin tahu rincinya.)
“Jadi bagaimana rincinya?”
Lady De Polcester mengatur ritme tangisnya. Ia menguatkan dan menenangkan hatinya sejenak.
Lady De Polcester menceritakan bahwa suaminya, Michizaburo Shio, adalah ilmuwan dan dokter umum yang jenius dan sangat kompeten. Ia cenderung memberi dua langkah solusi konklusif pada pasiennya. Seperti bila orang sakit parah hingga masa kritis namun prosedur kedokteran membatasi pada anti inflamasi biasa, maka Michizaburo Shio lebih memilih memakai Steroid. Pola pikirnya mengedepankan keselamatan.
“Saat konferensi online perusahaan diadakan, saya cukup sering bertemu dengannya. Saya cukup senang dengan ide gagasannya yang unik meski terkadang agak nyeleneh, cara berpikirnya selalu mencari alternatif. Waktu itu, vila ini masih rumah berlantai dua biasa dan saya hanya pion perusahaan tanpa tahu kebenaran. Suatu saat, ia menghubungi saya secara pribadi,”
“Mengenai apa?” tanya Cake.
“Katanya, ia dipindahtugaskan untuk mencari tanaman di Britania. Lalu ia mengunjungi tempat ini. Hingga setahun lamanya pada akhirnya menetap di Scotland, dan sering menemui saya. Sangat bahagia waktu itu dia melamar saya dan kami menikah. Seminggu setelah pernikahan, ia tampak telah memantapkan sesuatu. Suami saya menceritakan satu hal yang sangat mengejutkan…,”
Tampak sorotan pandangannya agak menunduk. Lady De Polcester sedikit enggan menceritakan lebih lanjut.
(Mendengar itu, saya merasa merinding. Bagaimana tidak? Saya merasa selangkah lebih dekat mengetahui sesuatu.)
(Lady Fogarty De Polcester menceritakan bahwa suaminya, Michizaburo Shio, selama setahun kabur dari perusahaan dengan berdalih dipindahtugaskan. Dia memilih Lady De Polcester sebagai istrinya karena pemikirannya yang manusiawi dan terukur. Lady De Polcester diberitahu bahwa laboratorium bawah tanah Prefektur Yamanashi Jepang, mengadakan percobaan yang sangat aneh dan menyimpang. Percayalah, mendengar ini siapapun juga merasa ngeri.)
Seolah mendapat rahasia besar dari gelapnya perusahaan. Informasi itu tak mudah didapatkan, tak sembarang orang. Cake merasa mendapat sebongkah berlian dalam bentuk informasi.
“Percobaan pada reaktivitas antibodi manusia. Maksudnya, mereka mengotak – atik tubuh orang tak bersalah, Madame?”
Lady De Polcester menggeleng kecil. “Relawan memang ada, tapi kebanyakan kriminal yang telah divonis hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati.”
“Tapi para kriminal itu tidak diinformasikan terlebih dahulu, melalui pemberitahuan dalam bentuk apapun itu?”
“Yeah. Tidak akan ada kabar, dan mereka akan hilang. Begitulah yang dikatakan suami saya,”
(Konsepnya mirip di film – film, well itu ada benarnya karena cara tersebut efektif dan efisien. Lagipula meski mereka hilang, tidak ada yang merindukan para kriminal. Mereka secara alami dikucilkan. Dan para relawan itu? entah pengangguran yang dimingi uang besar atau hanya sekedar insan sebatang kara dan kurang punya tujuan hidup. Sekali lagi tak ada yang merindukan, ataupun kehilangan)
Lebih lanjut, Lady De Polcaster mengatakan bahwa pekerjaan itu dibagi menjadi beberapa tim dan belum ada satupun yang berhasil. Banyak dari subjek percobaan mengalami sekedar muntah – muntah, mengalami gejala demam flu, berhalusinasi seperti orang gila, atau bahkan langsung mati. Percobaan itu bertujuan untuk mengembangkan vaksin yang memberi imun kebal terhadap wabah mendatang. Vaksin tersebut hampir berkembang di fase final. Namun semakin mendekati fase terakhir, vaksin tersebut efeknya semakin kuat. Dan satu – satunya jawaban bila gagal, subjek akan mati seketika.
Suatu ketika, suami Lady De Polcester, Michizaburo Shio, berhasil menyelesaikan tahap akhir vaksin tersebut. Namun masih jauh dari perayaan keberhasilan, karena dua komponen harus terpenuhi. Vaksin tahap akhir dan subjek yang bertahan hidup setelah diinjeksi.
“Suami saya merasa lelah harus melihat setiap subjek hanya berakhir mati begitu saja. Rasa bersalahnya terus bersarang hari demi hari, hingga dia memutuskan sesuatu yang nekad. Vaksin itu disuntikkan pada dirinya sendiri,”
“Dan apa yang terjadi?” tanya Cake penasaran.
(Tentu Michizaburo Shio merasakan semua yang dirasakan oleh para subjeknya. Muntah, pusing, berhalusinasi, lemas, sesak nafas dan lainnya. Bila rasa sakit itu terus lebih dari lima menit, ia pasti akan mati. Namun dewi fortuna masih mencintainya, seketika setelah itu tubuhnya tak merasakan apapun. Normal senormal – normalnya, malahan ia lebih bugar, itulah yang dikatakan Lady De Polcester.)
“Kemudian ia menuliskan semua resep itu di dalam komputer, tentu dengan satu kesalahan. Agar benda tersebut tak terwujud. Ia menyadari kalau darahnya menjadi kunci atas vaksin itu. Masalahnya dengan bermacam – macam masalah yang dilaluinya, subjek – subjek yang mati, dan rasa sakit setelah menerima vaksin itu sendiri, suami saya mulai sadar. Bahwa ada sesuatu yang tak beres. Ia segera mencari tahu lebih dalam pada loker administrasi khusus. Lalu dia menemukan sesuatu.” Lady De Polcester menyuruh Bibi Mildsven untuk mengambilkan sesuatu dari kamarnya di lantai dasar.
(Lady De Polcester tidak pernah gagal membuat saya penasaran. Baik dari penampilannya, maupun segudang rahasia yang berusaha dipendamnya sendiri.)
Dalam beberapa saat, ia membawa sebuah koper. Koper itu dibuka tepat di tengah – tengah antara Cake dan Lady De Polcester. Dipilahnya beberapa berkas, lalu diberikan pada Cake berupa amplop.
Amplop tersebut tertulis sesuatu.
Perjanjian pendanaan projek skala besar “Jalan Tikus” – Konsorsium kecil, Route54B
Tangan Cake perlahan membuka membuka amplop itu dan mengambil sepucuk surat.
Hasil harus selesai di waktu yang ditentukan saat konferensi. Daftar yang menjadi sorotan perhatian kami :
Tinzaferon Pharmaceutical (Japan)
Estrodenu Biotoxin (Africa)
Macrospinex (USA)
SecretGate (Scotland)
Kami akan berikan suntikan dana yang lebih untuk daftar di atas. Mari berkompetisi lebih untuk penghargaan yang lebih. Mari kita sukseskan proyek ini.
“Apa artinya ini, Milady?” tanya Cake. Kulit wajahnya mengencang.
“Saya adalah salah satu karyawan di SecretGate dan suami bekerja di Tinzaferon. Amplop itu tidak pernah diberikan oleh saya, tapi suami yang diam – diam mengambil itu. Diputuskanlah setelah saya mengetahui semua fakta itu. Saat telah menikah, kami memutuskan untuk hengkang secara sepihak dengan perusahaan, mengingat tujuan mereka yang berbahaya.. Mungkin karena itu mereka mulai menyelidiki kami. Tapi seharusnya mereka tak tahu alamat ini karena saya menuliskan alamat lain saat mendaftar di perusahaan saya bekerja,” tambahnya. “Informasi selebihnya ada banyak beserta hadiah yang telah saya persiapkan setelah anda menyelesaikan kasus yang saya ajukan.” Segera tangan Lady De Polcester menutup koper itu dan menariknya menjauh dari Cake.
(Dengan kata lain, Lady De Pocester secara garis besarnya ingin barter. Saya tahu informasi itu bisa membunuh kebahagiannya di masa mendatang. Melalui Agnes, setidaknya Lady De Polcester bisa memahami apa yang saya inginkan.)
(Memanfaatkan momentum itu, saya sepenuhnya hanya punya satu pilihan. Pilihan itu tentu akan berdampak bagi siapapun.)
Seolah didamprat pada ruang isolasi berkedok interogasi, Cake dihadapkan negosiasi yang cukup beresiko. Selama kaki menginjak lumpur, selamanya berpijak akan membentuk jejak. Tidak sebelum kaki itu dibersihkan lagi. Cake mengencangkan pinggangnya, menelan ludah berisi duri.
Aku tahu cepat atau lambat, mau tidak mau tak ada pilihan lari, kata Cake dalam dirinya berulang kali.
“Ini sangat gila! Biar saya tebak, setelah suami anda menulis satu kesalahan pada resep, mencurinya, lalu melarikan diri. Dan dengan pembagian data keanggotaan pada perusahaan, anda berdua jadi buronan?”
“Bertiga lalu kembali lagi berdua. Setelah mereka tahu saya punya calon penerus dan suami saya berhasil meledakkan dirinya sendiri di danau Loch Tay,” kata Lady De Polcester bernada pasrah.
(Tidak ada anak kecil yang ingin meminta bendanya kembali saat dicuri, seperti itulah kiranya hukum sebat akibat. Tidak peduli apapun alasannya, saya merasa Lady De Polcester dan suaminya memilih jalan yang benar. Dan karena alasan itu, saya berkomitmen dan kompeten untuk tidak membiarkan lebih jauh tindakan pihak yang salah.)
(Lantas, apa yang bisa saya perbuat?)
ns216.73.216.195da2