(Seperti biasa malam senin, adalah waktu yang tepat untuk mengcek kotak surat. Feline atau satu – satunya pekerja keras di toko Moncake, mengambilkan semua surat untuk saya baca.)
Jarum jam seolah diputar mundur setelah Cake menjelaskan setiap kronologi dan aspek – aspek skenario yang ia buat. Waktu kembali pada…
Dua minggu lebih tiga hari yang lalu…
Malam hari, Feline yang melihat isi kotak surat penuh berjubel tanpa celah. Saat dibukanya, kebanyakan isinya hanyalah brosur. Lantas, dibawanya pada Cake sekali jalan. Agak sulit dilakukan sendirian memang.
(Di pikiran saya, isi kotak itu akan menyulitkan Feline. Bila memang seperti itu, berarti hari – hari aman toko Moncake sudah dipastikan. Seharusnya begitu.)
Terdengar sebuah langkah kaki agak tergesa – gesa menaiki tangga, lalu berjalan menuju koridor kecil. Kini Feline berhenti tepat di depan pintu kantor kecil Cake.
“Tu-tuan Cake…, bisakah to-tolong bukakan pintunya?” ucap Feline agak keras, merasa kesusahan karena tangannya dipenuhi setumpuk kertas dengan ukuran dan warna yang beraneka ragam.
Dalam dua detik, dibukanya pintu itu. Roman muka Cake mengencang saat menatap tumpukan kertas itu daripada wajah Feline. Untungnya, Feline telah mengikat tumpukan itu hingga membentuk sebuah bukit, agar tidak berjatuhan dan morat – marit.
(Feline selalu menggangu saya di jam – jam begini. Dan saat saya mengatakan isi kotak itu akan menyulitkannya, ternyata memang benar. Namun, saya tidak mengira tumpukan itu sampai menutupi wajah polos Feline. Saya tetap katakan rutinitas biasa dengan sedikit anomali. Tumpukan itu barangkali bisa ditukar dengan beberapa pounds, di tempat daur ulang.)
“Apa ini kontes menutup muka?” celoteh Cake. Kedua tangannya diulurkan menengadah segera mengambil alih tumpukan kertas tersebut.
“Saya tidak tahu menahu kenapa brosur ditimbun pada kotak surat. Tampaknya anda telah memupuk pertemanan pada orang – orang?” sindir Feline, suaranya terdengar capek. Setelah beban itu diambil, ia segera mengipat – ngipatkan tangannya. Barangkali besi 10 kilo sama beratnya dengan tumpukan kertas yang beratnya juga 10 kilo.
Feline segera pergi menutup pintu tersebut dari luar. Sementara Cake, menaruh tumpukan kertas merepotkan itu di lantai. Cake segera kembali pada layar komputer tuanya.
(Setiap malam, tak pernah terlewatkan mengcek email di komputer kantor kecil istana saya. Suara klik pada penunjuk mouse sudah menjadi teman akrab pada telinga. Selalu membuat jantung berdebar – debar setiap kali memasuki halaman email.)
Tangan Cake menggelung layar memanfaatkan tombol scroll pada penunjuk mousenya. Wajahnya tampak serius dan mengencang, seolah tentara sipil yang bertugas menerima informasi penting di perbatasan. Meskipun hatinya tampak bertolak belakang.
(Aku selalu menanti pesan kritik dari para pelanggan. Membuat saya senyum – senyum sendiri kalau itu pesan dari wanita, bahkan mereka sempat memfotokan kue yang mereka makan saat liburan di restoran lain)
(“Kalau saja Tuan Cake punya menu ini, aku akan ke tokonya sampai mati!” tulis salah seorang pelanggan favorit saya, Mademoiselle Ruthervendez. Saya tahu itu terlalu berlebihan, namun dalam arti baik. Sekali lagi, toko Moncake sedang dalam perhatian pelanggan.)
(Saya menggelung lagi, mencari pesan – pesan itu, alih – alih memang sebagai penenang diri. Feline selalu menyuruh saya pergi ke rumah sakit saat melihat saya senyum – senyum sendiri, tapi tidakkah itu berlebihan? Well, dia memang suka berkelakar. Alih – alih tersenyum, saya menggelung pesan yang aneh…)
From : 49N35
Pesan ini untuk teman lama, hanya bila dia ingat.
Tolong cari surat yang kami kirimkan lewat tumpukan brosur. Kami hanya butuh satu atau dua kata untuk dibicarakan. Kami siap membayar dengan jumlah yang tidak main – main.
Alis Cake naik sebelah. Cake menyapu – nyapu matanya, ternyata memang tidak salah lihat.
“Agnes… kenapa pesannya absurd begini?” Cake bergumam. Dibacanya pesan itu sampai dua kali. Dalam otak keranya, kata – kata yang membuatnya menarik adalah “Tolong cari surat yang kami kirimkan lewat tumpukan brosur.”
Dengan terpaksa dan perasaan beban, Cake mulai duduk di lantai. Ia sempat bingung mulai dari mana, meski pada akhirnya mengorak – arik tanpa metode yang rapi.
“Seperti kucing, huh? Well yang penting mudah,” ucapnya.
(Bila anda heran kenapa saya menebak yakin bahwa itu Agnes? Lagipula sejak kapan nama pengirim tertulis Agnes? Well, saya berikan itu pada imajinasi anda. Yang jelas seperti yang ditulisnya, kami memang kawan lama.)
(Tumpukan kertas itu bukan main banyaknya, hampir menyita waktu istirahat saya setelah mengurus toko. Umumnya siapapun pasti mengira kalau itu iseng. Karena saya membuktikan sebagai teman baik meski terpaksa, saya rela berperilaku seperti kucing yang mengorak – arik sampah.)
(Punggung, tangan, dan otak saya lelah hendak menyerah. Hingga mendekati sejam…)
Cake mendapati sebuah sebuah amplop yang tampak sederhana, berwarna putih dengan segel lilin hitam. Saat jemarinya menyentuh, Cake segera tahu bahwa bila luarnya sangat niat, apalagi dalamnya.
(Amplop putih itu tebal dan bertekstur semacam kulit imitasi. Satu pertanyaan yang terpikir di otak kera saya saat hendak melepas segel lilin itu, apa isi dalam surat itu? Pikiran saya tak pernah berhenti.)
Cake membuka amplop itu Dan dalam kulit amplopnya dicetak bahan lembut bludru, bergambar motif mawar merah. Saat surat itu diambilnya, terdapat tulisan berkilat emas.
“Lady De Polcester? Tak pernah dengar nama itu sebelumnya,” seru Cake, sambil menggeleng kecil heran.
Cake menelisik dalamnya berjaga – jaga ada sesuatu yang disembunyikan. Benar saja, hampir terlewatkan oleh Cake. Sepucuk kertas yang tertulis informasi yang membuat Cake sepenuhnya siap menerima permintaan surat itu.
(Seolah dibuat oleh orang yang tak punya waktu, dengan semua tema serius dan keindahan ini, serta… sepucuk kertas yang isinya sangat bernilai, mendorong saya untuk bertindak cepat dan konklusif. Berkesan cukup sentimental, saya bertanya pada diri sendiri. Sepenting apakah isi surat ini? Sepenting apa orang itu?)
Dibacanya dalam hati, mata Cake bagai scanner menyorot semua huruf dari yang paling awal.
From : De Polcester
Dear M. Cake,
Saya tidak ahli menaruh bahasa indah retorika, metafora, hiperbola dan yang lainnya. Saya akan berterus terang, saya butuh bantuan cepat. Melalui Agnes, teman baik yang merekomendasi nama anda, saya yakin reputasi anda tidak main – main.
Hadiah yang saya tawarkan lebih besar daripada sepucuk kertas itu. Maksimal dua hari setelah surat ini, tolong temui kami di:
Tay Forest, A827 Dunkeld, Scotland.
NB : Jalur A827 menuju perbatasan Fearnan setelah melewati tiga penginapan à Scotch Lodge, Brothy Shoreside, Letterellan.
Alis Cake saling bersalaman, keningnya berkerut. Cake membolak – balikkan pesan tersebut, barangkali ada pesan rahasia lainnya. Ternyata tidak.
(Saya sangat terkejut. Well, saya punya toko yang telah dibesarkan seperti anak sendiri dengan karyawan terbatas. Mustahil meninggalkannya apalagi di hari rutin mereka berjalan. Jadi saya berpikir….)
(Saya berpikir… dan terus menimbang – nimbang…. Hingga mencapai di titik kesimpulan, meski belum konklusif.)
Kasus apa yang memungkinkan seseorang untuk bertindak cepat? Cake bertanya pada dirinya sendiri. Melalui surat itu, sebenarnya Cake tak merasa kaget bila klien ingin bertemu dalam dua hari. Masalahnya pesan itu datang tiba – tiba yang membuatnya keteteran, belum melakukan persiapan.
(Pembunuhan? Tidak mungkin. Peristiwa itu justru membutuhkan waktu untuk proses menghasilkan data seperti data forensik, penyelidikan dan lainnya.)
(Percobaan pembunuhan? Mungkin saja. Peristiwa itu bisa terjadi kapanpun. Tapi karena itu pula, waktu dua hari terasa terlalu lambat. Tak akan pernah seseorang menebak pikiran orang lain, apalagi yang berotak pembunuh. Seharusnya sang pengirim lebih bagusnya bertemu dengan saya atau… pada saat surat ini dikirim, mungkin sang pengirim bisa saja telah terbunuh.)
(Saya masih berpikir dan terus berpikir lagi….)
(Kasus ini memberanikan klien saya untuk memberi tenggat waktu. Artinya, barangkali klien saya tahu tenggat waktu yang sebenarnya sehingga ia memberikan saya waktu?”
Seolah petir menyambar pabrik isi kepala Cake, ide datangnya dengan perasaan terkejut.
“Kalau itu…, mungkin saja itu yang terjadi!” seru Cake. Ia kemudian hilir – mudik di sekitar kantor kecilnya. Seolah tertular dengan rasa khawatir isi surat itu, hati Cake menjadi ketar – ketir. Cake terburu – buru, tapi juga dipaksa tenang.
(Kira – kira setengahnya saya mengerti pesan itu. Lantas pabrik otak saya menggerakan geriginya dengan cepat, hingga asap meluap – luap. Kemudian terciptalah sebuah daftar apa saja yang harus saya lakukan hari ini dan besok.)
(Sedikit membuat kepala saya pusing, meski setelah 30 menit berpikir untuk mendampratkan aktivitas 2 hari kedepan secara terstruktur.)
Cake berjalan cepat keluar dari kantor kecilnya, berbelok ke kiri untuk menuju kamarnya. Ia mengambil jas double breast hitam dan topi bowler seperti biasa, lalu segera menghampiri kamar mandi untuk menyampaikan pesan.
Cake berhenti tepat pada pintu kaca buram. “Feline, besok tokonya tutup saja dulu. Sementara itu tolong siapkan stok untuk tepung, buah - buahan yang akan dibuat selai, susu, telur dan gula. Besok ada diskon besar – besaran, tolong perhatikan itu. Aku akan kembali sekitar dua hari ke depan. Aku akan kirim pesan bila ada perubahan.”
Suara air bercipratan.
“E-eh? A-apa bagaimana?” Feline terperanjat mendengar informasi yang mendadak. Namun Cake tidak menggubris dan segera mencari taksi.
(Malam itu saya langsung memutuskan untuk meminjam mobil. Entah mengapa, otak kera saya mengatakan kalau saya butuh mobil, meski sebenarnya ada pilihan untuk naik angkutan umum seperti kereta. Pada akhirnya pilihan diberikan yang paling merepotkan, meminjam mobil milik tuan tanah toko. Yeah tuan tanah Toko Moncake, Mademoiselle Rachel Flemming.)
(Wanita karir dokter bedah dengan spesialis kepala tim bedah forensik dan kriminal. Karir sukses Mlle. Flemming membuat jam terbangnya sedikit. Saya hanya punya malam ini. Saya yang sebagai saudara angkat, tentu harus memohon dengan benar padanya.)
(Dengan begitulah, saya berhasil menuju ke Scotland besoknya, pagi – pagi sekali.)
ns216.73.216.239da2