Mendengar hal itu aku terkejut. Namun hal itu tidak terdengar aneh, masalahnya ini sedikit berkaitan dengan waktu pertama kali melihat wanita itu. Mondar – mandir, tapi raut mukanya agak geram. Pantas saja aku mengira ia menunggu pacarnya.
“Setelah mengetahui hal itu, ceritanya berubah sekian ratus derajat. Dari yang premisnya kasus menghilang, menjadi tanda tanya. Karena itulah wanita itu mengajukan proposal dengan premis yang seakan – akan kita percaya bahwa ini punya jalan cerita seperti yang ia kehendaki.”
Tn. Cake meneguk gelasnya.
Dasarnya semakin jelas, kira – kira aku sudah bisa membayangkan alur selanjutnya.
“Bahkan bisa saja ia bukan Nyonya Lombardi?” Nona Pussett menoleh bergantian ke arahku dan Tn. Cake. “Bahkan bisa saja tidak ada yang namanya Lombardi, bukan?”
“Ya, Beckey, itu bisa saja. Tapi Tn. Lombardi memang yang asli. Itu seharusnya bisa dengan mudah dibuktikan. Well, tapi aku tak tertarik membahas itu.”
Tn. Cake menyilangkan kakinya.
“Pertama, pertama kali signora- maksudku kita sebut saja wanita itu. Feline menawarkan bantuan, lalu ia mempertemukan wanita itu denganku. Mengutarakan kecemasannya dan dari sanalah aku mendapati surat yang penuh dengan keanehan. Saat aku bertanya padamu, Feline, tentang keanehan kasus ini, kita tidak hanya benar – benar mendengarmu mengoceh. Tapi aku mengambil saran dan pandangan seseorang, dalam hal ini kau. Dari pernyataan ini kau menyebutkan dari yang mungkin tidak dipikirkan orang. Yaitu kau mempertanyakan keanehan klien, Nyonya Lombardi.”
Balasku dengan yakin, “Yeah, maksudku itu hanya perasaanku saja, Tn. Cake. Well, saat itu aku berpikir ia seperti menunggu pacarnya. Makanya wajahnya terlihat geram.”
“Perasaan dan intusisi wanita kadang tidak simetris dengan logika. Yang berarti di beberapa kondisi, bisa jadi tepat,” tambahnya. “Lalu wanita itu bilang ia punya pekerjaan penting yang harus berpindah – pindah negara, mengatakan bahwa tiga hari lagi akan ke negara lain dan sengaja membuatku gagal.”
“Membuat anda gagal?”
“Oui, bila terjadi sesuatu dengan suaminya, plotnya akan berjalan mulus dengan bilang telah berkonsultasi padaku untuk mencari suaminya lalu kabur ke negara lain dengan aman.”
Itu lumayan bisa diterima dengan logika. Sementara Nona Pussett mengangguk – angguk kecil.
“Ah, dengan kata lain, ia perlu sesuatu yang karakter yang dijadikan tumbal untuk bulan – bulanan polisi.”
“Eh? Maksudnya?”
Nona Pussett menjelaskan padaku bahwa polisi akan menangkap sang suami karena suatu permasalahan, sementara dikenai masalah yang ia tentu bukan darinya. Tapi karakter palsu, yang bernama Nyonya Lombardi, alias mengaku sebagai istrinya ini bisa menimbulkan berbagai spekulasi.
“Atau kemungkinan yang lain, benar.”
“Tapi bagaimana anda seyakin itu, Tn. Cake?”
Ia berdiri lalu berjalan – jalan kecil di dekatku. Ini adalah caranya yang khas menjelaskan seperti berdongeng.
“Karena ia tidak pernah memberikan kartu namanya. Itulah alasan aku menyuruh Beckey untuk bertemu seseorang. Sebelum melanjutkan itu, mari kita ke bagian surat. Apa yang aneh dari surat itu, Feline?”
Balasku menjelaskan bahwa mengenai kalkulator yang eror itu, angka yang tidak bisa dikombinasikan, dan menurut Nona Pussett yang seharusnya suami istri tidak melakukan kirim surat, melainkan pesan melalui ponsel.
“Itu adalah hal umum, Feline.” Tambahnya. “Kepada : (titik dua) Nyonya Lombardi. Untuk suatu hal katakanlah klasik, aku tidak mempermasalahkan seseorang untuk menuliskan surat. Apalagi disangkut pahutkan dengan pra aksara. Tapi begitu kau membahas nama, berarti mengindikasikan dua hal.”
Aku tidak mengerti tentang anehnya hal itu. Aku bahkan saling bertatapan dengan Nona Pussett yang raut wajahnya juga tidak memahami maksud Tn. Cake. Lagipula apa salahnya menulis nama?
“Dua hal itu mengenai maksud untuk siapa yang paling tepat menerima itu. Apakah untuk Nyonya Lombardi?” tambahnya dengan nada sinis. “Atau untuk siapapun orang yang mampu menolongnya.”
“Eh? Tolong? Selama ini itu surat minta tolong? Tapi bukannya itu tertulis nama untuk siapa, bukan?” Nona Pussett bingung.
Tn. Cake menambahkan bahwa seperti yang dikatakan Nona Pussett, menulis surat untuk suami istri yang menurut Nona Pussett sendiri aneh sama seperti baginya menulis surat dengan mencantumkan nama istri. Lagipula mengapa tidak menggunakan kata istriku? Atau sejenisnya. Itu seperti menambahkan hal yang tidak perlu.
Kemudian Tn. Cake mengambil sebuah kertas dan surat itu dari sakunya. Ia kembali duduk dengan menyilangkan kakinya.
“Feline, kau punya cermin kecil?”
“Eh? Kenapa tiba – tiba?”
Ia menyuruhku untuk mengambil di kamar lantai atas. Itu cukup merepotkan, namun untungnya Nona Pussett ada satu di sakunya. Ia meminta kami yang penasaran untuk fokus.
“Surat ini adalah menyatakan bahwa sebodoh – bodohnya orang di dunia ini, orang ini adalah yang paling bodoh. Walaupun secara fakta, ini adalah orang yang cerdas. Meskipun benda tolol 10 ribu pounds itu ada, tapi tidak ada pembeli yang hanya untuk pekerjaan. Milik teman Nona Flemming sekitar seribu dolar, yang beliau adalah seorang akuntan dan ahli matematika. Jadi apa maksudnya kalkulator dan error 31V1 9314? Karena hal itulah, penulis menyebutnya hingga dua kali. Untuk apa? Supaya seseorang lebih memperhatikannya.”
Setelah kubaca sampai dua kali surat itu, Tn. Cake ada benarnya. Tn. Cake menyuruhku untuk membacanya di bagian tertentu.
“Kalkulator unikku error, tulisannya 31V1 9314.” Ia menyuruhku berhenti lalu menunjuk kalimat yang lain. “Wajahku tampak pucat di cermin, bahkan kalkulator ini tulisannya masih sama, 31V1 9314. Jadi… apa maksudnya ini?”
Nona Pussett mengangkat bahunya. Namun aku merasa satu hal tapi tidak terlalu yakin, yaitu bisa saja cermin yang Tn. Cake minta ada tadi ada hubungannya. Meskipun lagi – lagi, aku sama sekali nihil secara teknis cara kerjanya. Sementara itu Tn. Cake menuliskan sesuatu. Ia menulis tulisan yang sama, namun dengan gaya yang berbeda. Seperti tulisan digital.
“Itu tetap tulisan yang sama, aku ragu ini memecahkan masalah sebelumnya.”
“Non, non, non, Feline,” cermin itu disandarkan dan dipegang menghadap depan oleh Nona Pussett. Sementara Tn. Cake mengangkat kertasnya dihadapkan pada cermin tersebut. “Karena sesuai dengan pesan masuk dari ponsel Signora tadi, ‘Perhatikan dan tirukan petunjuknya’, maka aku mengikuti sang penulis. Anggap saja ini tulisan dengan gaya seperti kalkulator.”
Aku memperhatikan itu dengan seksama. Bahkan Nona Pussett yang matanya melirik ke bawah tanpa berkedip, baru kali ini wajahnya tidak terlihat bosan. Setelah sepersekian detik menyentuh satu menit, otakku mulai menerjemahkan huruf. Itu benar, dan bukannya sebuah permainan atau candaan, tapi itu benar – benar membentuk tulisan huruf. Siapapun bisa mempraktekannya.
“(HELP… ME…?) Tolong… saya…?” ucap Nona Pussett dengan sulit.
“Exactement! Tidak ada surat yang berisi hal sangat absurd, melainkan penulisnya menyisipkan sebuah pesan. Bila pertanyaan sejenisnya, mengenai mengapa penulis tidak berterus terang? Well, kurasa memecahkan makna kode ini adalah satu – satunya jalan.”
ns3.133.123.140da2