Semakin dekat kami, entah kenapa semakin ramai pula suasananya. Bukan seperti keramaian sebuah festival, tapi kerumunan orang yang penasaran. Semakin dekat, semakin banyak. Semakin dekat, semakin firasatku tidak enak. Masalahnya dua mobil polisi diparkirkan di halaman Widehope.
Kami bergegas cepat, menemui orang terdekat.
“Hey, apa yang terjadi?” tanyaku.
“Nak, sebenarnya…”
Bibi Edelweiss menjelaskan secara rinci apa yang terjadi.
Mendengar hal itu aku semakin tidak percaya. Aku langsung menuju tempatnya. Kepalaku nyeri, dadaku sesak karena frustasi. Temanku, yang padahal aku sudah berniat membuatkan biskuit itu suatu saat, hendak diangkat tandu oleh petugas ambulan. Sementara tiba – tiba pria berwajah kaku itu menghampiriku yang mematung.
“Nak, katakan dimana kau saat siang hari?”
Mulutku tak mau bergerak, sama sekali tidak ada sepatah kata. Tapi di sana ada Beagle, itulah yang kupikirkan. Aku menoleh ke arahnya, tatapanku kosong.
“Tolong jawab pertanyaan superintendant Mcpherson, nak.” kata Beagle padaku.
“Sa-saya-“
Gwendoline dan Beckey datang. Mereka membantuku menjawab sekaligus sebagai saksi. Setelah itu mereka mengadakan interogasi kepada kami. Itu tidak berlangsung lama karena kami bertiga tidak berada di lokasi.
“Pak, setidaknya beri tahu saya apa yang menyebabkan Foscow meninggal?” tanyaku ngotot pada polisi arogan itu.
“Maaf, prosedurnya tidak seperti itu. “tambahnya sambil menghela nafas. “Kami bertanya dan anda menjawab, itu saja.”
“Ta-tapi saya juga berhak tahu!” kataku masih mengotot.
“Begitu pula saya.”
Seseorang tiba – tiba masuk. Ia berbisik sambil membawa serbuk putih.
Ia menyentuh itu dengan jari kelingkingnya.
“Ow, Fentanyl,” kata Superintendant Mcpherson setelah menjilat benda itu.
“Well, sepertinya kau perlu mimpi buruk malam ini. Tampaknya temanmu keracunan,” tambahnya sambil menyodorkan benda putih itu. “Salah satu kawanku menemukan ini di saku temanmu yang lain.”
Kemudian aku keluar dari mobil interogasi. Sementara dari kejauhan aku melihat seseorang yang ditemani para petugas polisi. Ia memberontak saat hendak dibawa.
“Itu bukan aku! Aku tidak bersalah!”
Bola matanya melirik ke arahku. Selain air matanya, perasaanku mengatakan kalau mata itu sedikit menyiratkan protesnya. Padahal jauh sebelumnya aku selalu tidak senang berada di dekatnya.
“Itu Sonia!” Kata Beckey.
Beberapa orang menghampiriku.
“Kalian tidak papa?” tambah Pebble dengan sedih. “Aku tidak menyangka itu Sonia. Bukannya dia ini selalu baik?”
“Ngomong – ngomong Beckey, kau tadi dari mana?” tanya Verdamant.
Beckey menjawab dengan rinci, sementara aku masih diributkan dengan isi kepalaku.
“Hey, Verd, bagaimana kejadiannya?” tanya Gwendoline penasaran.
“O-oh, Gwen, ya? Aku tidak mengerti secara jelas, tapi kata Isa…”
Verdamant menjelaskan seluruh kejadian waktu itu. Sementara aku masih kaget dengan apa yang terjadi. Tapi tidak satupun penjelasannya kulewatkan.
“Kalian titipkan pada Isa?”
“Yeah, aku sekotak susu. Verdamant roti isi. Tapi sepertinya membawa dari yang lain juga.” Jelas Pebble dengan lembut.
Gwen mengangguk, ia mencatat di buku kecilnya.
“Bagaimana denganmu?” tanyanya pada Higgs.
“Well, itu tidak seperti kami punya uang banyak, jadi- aku, Roddy, Rodriguez, Colt, Gabbi, dan Chandler urunan untuk beli biskuit milik Bibi Edelweiss, jadi-“
“Biskuit? Tapi itu tidak ada di TKP.” Sanggah Gwen sambil memicingkan matanya.
“Kau ini kenapa? Jangan berlagak detektif! Untuk apa kau peduli dengan kami? Kau juga punya urusan sendiri!” sahut Roddy dengan geram.
‘Hentikan’, kataku dalam hati.
“Kami memang tidak terlalu pintar, tapi ada harga diri!” tambahnya sambil menarik kerah Gwendoline. “Kalau kau tidak percaya dengan otak dangkalmu, tanyakan padanya, dasar pendek kurang gizi!”
‘Hentikan’, kataku dalam hati. Namun kali ini otakku berhenti, tindakanku yang bergerak.
Tangan Roddy kuraih, kuambil gerakan memutar. Menggunakan tekanan pada punggungku, tanpa sadar Roddy terbanting di tanah. Seketika mereka menjauh dariku. Aku bisa mengerti rasa ketakutan yang luar biasa, itu terjadi bila otakku sudah kunomor duakan.
“Ma-mark? A-apa yang kau lakukan?” katanya merintih kesakitan.
“Memberimu pelajaran, agar kau mengerti betapa pentingnya berperilaku.” Balasku dengan lembut.
Posisiku sudah siap, kupandangi mereka dengan penuh kekecewaan.
“Higgs, apa itu benar?”
“Y-y-ya! Kau bisa tanyakan itu kok! Ya ampun kau tak perlu berbuat sejauh itu, kan?” Balasnya dengan sedikit takut.
Setelah itu kuulurkan tanganku pada Roddy. Sementara Gwendoline sudah mencatat semuanya.
“Hm… kau,” tunjuk Gwendoline.
“Ya?”
“Kau yang satu kelas dengan Sonia, bukan?”
“Ya. Ada apa?”
James segera mengetahui dari ekspresi Gwendoline dan tangannya yang siap menulis.
“Lalu apa? Dia tidak bilang apa – apa padaku. Bahkan tadi aku juga tidak di tempat. Aku dan kelas B bermain tenis, di Harrogate, itu hanya 6 menit dari sini. Lagipula Superintendant Mcpherson juga sudah mengonfirmasi kami.” Kata James yakin.
“I-itu benar! Sonia datang sendirian!” tambah Isabeau. “Kalau tidak salah ia membawa sebungkus jeruk. Benar kan, Eldritch? Rebecca?”
Mereka mengangguk.
“Kami berpapasan dengannya.” Kata Eldritch, gadis yang punya kantong mata agak menghitam.
“Ia bahkan terlihat sakit!” tambah Rebbeca sambil membenarkan kaca matanya. “Dia memakai masker dan terlihat agak lemas.”
Gwendoline menuliskan kesaksian mereka. Tapi aku sangat sangsi dengan yang disampaikan Isabeau.
“Kalau begitu-“
Aku menyela.
“Hey, bukannya itu aneh, James?”
Angguk James. Kami menceritakan yang sebenarnya.
“Kau yakin itu Sonia, Mark?”
Saat ia bertanya itu agak memberatkanku. Namun setelah aku menoleh pada James, ia mengangguk setuju.
“Well, dia pernah mengabaikan pertanyaanku. Setidaknya aku tahu kalau itu dia.”
James mengangguk ragu.
Kemudian Gwendoline menanyakan apa saja yang dibawa Isabeau dan lainnya.
“Aku bawa sebotol jus jeruk, Eldritch dan Rebbeca bawa anggur. Tentunya aku yang bawa itu semua,” tambahnya agak panik. “O-oh benar juga! Aku juga melihat ada jeruk di sana! Ti-tidak hanya jeruk, ada roti manis juga!”
“Mmmhmm… aku masih tidak mengerti masalah Sonia ini. Bagaimana bisa doppleganger sonia? Maksudku itu bahkan membawa barang yang sama.” Tanya Gwen padaku.
Inilah yang membingungkan. Tapi untuk soal doppleganger sebaiknya kutanyakan pada orangnya langsung. Sekarang siapa yang membawa roti manis itu? Tapi pertanyaan itu bila tidak dijawab aku tidak masalah. Satu kelas kami hanya 20 orang. Jadi kemungkinan dalam catatan Gwendoline ada yang belum tercatat. Orang itulah jawabannya.
Hanya saja kenapa ini terasa sangat aneh. Kenapa polisi bisa menemukan fentanyl di saku Sonia? Apa yang sebenarnya terjadi? Lalu lewat apa racun itu dimasukkan?
“Itu aku, roti manis,” gadis berkulit hitam itu mengacungkan tangan. “Dan seharusnya ada mie instan pedas. Tapi Miss Beagle tidak membolehkan, jadi ia memakannya. Benar, Miette?”
“Yeah seperti yang Bernice bilang, kukira Foscow sudah sembuh. Jadi kupikir aku memberinya makanan rahasiaku, pedas neraka!” kata wanita berambut keriting coklat itu dengan ekspresi dan suara melodramatis.
“Terdengar mencurigakan.”
“Well, apapun itu tapi dia benar. Foscow juga pernah bilang.”
Para petugas kepolisian wilayah Yorkshire menuju ke arah kami, bersama dengan Sonia.
“Dengarkan kami murid – murid. Seperti yang kalian tahu, sebuah fentanyl ditemukan di saku nona ini,” tambahnya sambil menunjukkan sebuah botol. “Tapi, racun itu kami temukan di botol ini. Bisakah salah satu dari kalian mengaku?”
Isabeau maju dengan ketakutan dan khawatir.
“Gadis baik,” lalu katanya pada kami agak tegas. “Semua yang telah diinterogasi agar tidak keluar dari wilayah kami! Pemeriksaan berlangsung seminggu, dan siapapun tidak boleh keluar. Jangan coba - coba, karena kami punya mata di sekitar, atau anda menyesal!”
Setelah itu ia pergi. Kami pun bubar. Insiden ini lebih rakus memakan waktu. Mereka juga terlihat lelah. Aku butuh kejelasan Sonia. Namun melihat wajahnya, kupikir waktunya bukan sekarang. Bahkan Gwendoline sudah menaruh buku kecil itu dalam sakunya lagi. Semua guru juga kembali pada kamarnya masing – masing. Setidaknya aku tidak perlu cemas pada Isabeau. Lagipula Beagle masih dengan para petugas, juga ada James di sana.
***
ns 172.70.100.184da2
and then Add to home screen.