“Tuan Monkey? Anda tampak terburu – buru?”
Ia berhenti sebentar.
“Ah, Bibi Kathryn. Saya hari ini akan keluar,” tambahnya sebelum pergi. “Saya akan tiba di sini saat makan malam.”
“O—oh baik.”
Wanita parubaya itu menuju gerbang depan, sementara Monkey berbalik arah sesaat menuju taman. Ia berjalan cepat menghampiri wanita parubaya lainnya yang sedang menyirami tanaman.
“Selamat pagi, Nyonya Dornicle.”
“Pagi, Tuan Monkey.”
“Hari yang cerah, bukan?”
“Ya.” Kata Nyonya Dornicle yang masih menyirami tanaman..
“Ini milik anda?” Kata Monkey sambil menyodorkan sesuatu.
Wanita itu membeku lalu mengambil benda tersebut dan segera dimasukkan ke dalam tasnya.
“I—iya terima kasih.”
“Maaf, beberapa terinjak tadi malam.” Kata Monkey sedikit menyesal.
“Ah, ti—tidak masalah. Kadang – kadang pe—pekerjaan malam membuat saya lupa.” Katanya yang seolah – olah tersenyum.
“Saya permisi.”
Monkey pnn berbalik dan langsung menuju gerbang depan.
Mobil itu telah diparkir. Sesampainya di sana ia langsung bertemu dengan wajah familiar.
“Kangen?” Kata wanita itu sambil senyam snyum.
Bajunya terlihat lebih baik dari sebelumnya yang hanya mengenakan kemeja abu – abu lusuh dan celana lari biru gelap agak kotor.
Sekarang penampilannya agak lebih menarik dengan jas dan rok hitam. Bagian leher yang terbuka membentuk huruf V, terlihat kaos putih. Rambutnya daripada quiff seperti pria marketing, kini poninya diatur menyamping ke arah kiri.
“Anda kenal dia, Tuan Monkey?”Tanya Bibi Kathryn.
“Sejujurnya itu bukanlah hal spesial. Beliau adalah anak nakal yang pernah dititipkan untuk saya urus. Well, setidaknya ia tampak anggun sekarang.”
“Hey, itu sangat tidak nyaman untuk didengar.”
Monkey pun membuka pintu taksi.
“Sejauh ini peningkatan yang bagus bila anda ingin mendengar,” ia memandang senyum pada wanita parubaya itu sebelum kacanya ditutup.
Mobil pun melaju.
“Ya itu karena anda tua yang ketinggalan jaman.” Balasnya seolah – olah tak mau kalah.
Monkey membuka ponselnya.
“Karena pak tua ini juga anda merubah penampilan.” Ucap Monkey spontan.
Wanita itu pipinya memerah, ia berusaha seolah – olah tidak terpancing.
“Ma—mana ada yang begituan! Lagipula tidak ada salahnya uang kemarin sedikit berlebih. Meskipun kata – kata pahit anda ada benarnya untuk masa depan. Saya berbicara investasi.” Nadanya membanggakan dirinya sendiri.
“Persis. Penampilan anda kemarin memang pahit dilihat.”
Wanita itu mengerang, ia mengangkat mulutnya seolah – olah bicara dengan wajah mengejek.
Monkey menghela nafas.
“Wisbech.”
Mobil itu berhenti tepat pada lampu merah pertigaan Woodstock Road dan Blandford Avenue.
Wanita itu masih dengan wajah mengejeknya, namun terdengar suara rendah menirukan kata ‘Wisbech’ yang dibuat jelek.
Monkey tangannya yang telah meraih pintu mobil.
“Oh ayolah, seperti yang dikatakan Nona Desdemona kemarin. Pencet ini untuk memesan taksi—”
Lampu akhirnya hijau.
Mobil diinstruksikan maju menuju A4414 Woodstock Road.
“Me—melaju ke wisbech!” Kata wanita itu menyela dengan panik dan nadanya seolah – olah dibuat semangat.
Setelah beberapa menit, mobil jepang Nona Egremont baru saja melewati bundaran Pearltree. Dari spion tengahnya ia melirik Monkey yang sedang memegang sesutu pada tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya menyandarkan ponsel pada telinganya.
“Selamat pagi, Tuan Periwinkle. Maaf menganggu…”
“…” Suara dari telepon samar – samar.
“Ya saya juga baik. Nona Egremont? Entahlah,” tambahnya membalas pandangan mata dari spion tengah. “Mungkin saja ia keluyuruan seperti anak hilang.”
Supir itu menjadi sebal, ia sengaja menginjak rem dengan tiba – tiba. Untungnya tidak diinjaknya dalam - dalam.
Monkey sedikit mengerang dengan guncangannya.
“…”
“Ah, benar ia remaja yang sedang tumbuh. Kalau tidak hati – hati arahnya bisa salah…” Kata Monkey.
“…”
“Keluarga Antoinette… itu yang saya ingin bicarakan sekarang… Sayangnya…”
Supir wanita itu mendengar lalu alisnya seolah – olah berkerut.
“…”
“Saya ingin menanyakan sedikit hal…”
Monkey kemudian menjelaskan singkat.
“…”
“Eh? Begitu ya… Terima kasih.”
“…?”
Monkey diam sejenak.
“Bila itu mungkin, malam ini.”
ns18.216.64.93da2