/story/100287/1-bermula/?v=mobile
1. Bermula | Penana
arrow_back
1. Bermula
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
PG
1. Bermula
Endah Liani
Intro Table of Contents Comments (0)

Setiap malam, banyak serigala yang berdiri di depan jendela kamar ku. Mereka berbulu juga melolong. Mengadu cerita yang membuatku ketakutan penuh rindu. Jangan buka jendelanya, atau nanti aku ditarik masuk ke mulut penuh liur yang kemudian baur. 

Pada hari-hari yang penuh orang, juga asap kota. Seringkali kau datang dengan bau. Memaksa ku mengingat siapa yang pernah memeluk ku. Sampai-sampai tulang ku remuk butuh susu. Kadang aku ingin membunuh ibumu, juga ibuku.  Agar kita tidak bertemu dalam satu waktu kemudian abu-abu.

Apakah kau sadar, sedari tadi yang kutulis adalah waktu, juga kau yang hanya buat sendu juga halu.

Aku adalah perempuan, yang sudah lama kehilangan kata. Tubuhku dilucuti seorang penyair yang pamit mati tanpa aku tahu dimana kuburannya.




Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time:
toc Table of Contents
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.