Kamu menikah, tapi ga punya privacy. Omaigosh.... Seperti takdir tidak berpihak pada kita. Seolah seluruh kehidupanmu ditelanjangi oleh komitmen pernikahan.

Setiap insan bernyawa pasti punya rahasia, besar kecil, aib atau tidak dan rahasia itu bukan untuk berbagi. Ketika masalah tak terselesaikan, pasti butuh seseorang untuk berbagi. Bahkan terkadang sahabat jauh lebih nyaman diajak bertukar cerita. Kalau sama pasangan ya sudah pasti ceritanya seputar kehidupan berdua. Padahal as a woman, akan ada saatnya kalian butuh oranglain selain pasangan untuk berbagi kisah.

Wajar ga seh punya rahasia?...

Rahasia yang tidak merugikan, rahasia yang masih sesuai norma pernikahan, rahasia macam inilah yang masih dianggap wajar dan pasangan pun bisa bertoleransi. 

Kita ngga pernah tau kapan jodoh akan berakhir, kapan kematian akan datang, yang kita bisa pastikan adalah Pernikahan adalah proses menyeimbangkan dua hati, proses penyesuaian. Sehingga selama batas2 pernikahan tidak dilanggar, kita tentunya masih layak punya privacy.

Lalu bagaimana kalau pasangan tidak sependapat?....

Bukan dengan cara menentang, melawan atau bertindak ekstrim untuk membangkang. Berikan pengertian sedikit demi sedikit, kasih alasan yang masuk akal menurut pasangan.

Biarkan pasanganmu menerima rahasia kecilmu perlahan. Kalau perlu yakinkan pasanganmu bahwa apa yang kamu sembunyikan tidak akan pernah berdampak negatif terhadap pernikahan kalian.

Ketika pasangan tetap menentang adanya rahasia?... Biasanya yang paling sulit dihadapi adalah pasangan yang terlalu overprotektif boleh dibilang sedikit posesif. Bukan berarti tipikal pasangan seperti ini ngga bisa berubah, hanya saja waktu yang diperlukan jauh lebih ekstra daripada pasangan yang open minded.

Prinsip utamanya: Percaya, yakinkan dan teguhkan hati. Karena itulah dasar utama supaya pasangan bisa yakin bahwa rahasiamu tidak akan merugikannya.