(Di Tempat Keributan)153Please respect copyright.PENANADWP7l6QJiN
153Please respect copyright.PENANAdIh46OHEsB
"Dasar kau p*****r sialan!!", kata seorang pria paruh baya yang menghujat seorang wanita.153Please respect copyright.PENANAh46SvpaXxB
"Aku tau kau sengaja menabrakku kan?!", kata pria paruh baya itu melanjutkan ucapan nya.153Please respect copyright.PENANAAMOgTYsebk
"Tuan, maaf sekali lagi. Saya sudah meminta maaf kepadamu kan?", kata perempuan itu berkata lembut yang ternyata adalah Heendon.153Please respect copyright.PENANAJI6jAhf7aW
"Kau cantik tapi tidak memiliki mata!!", kata pria paruh baya itu yang bernama Dodi Jatmiko.153Please respect copyright.PENANAWdPsxMrZJy
"Saya harus berapa kali untuk meminta maaf padamu Tuan?", kata Heendon dengan ekspresi memelas.153Please respect copyright.PENANAiMm8mRXuNj
"Kau tidak pantas di maafkan. Kau membuatku malu saja kepada calon klienku!!", kata Dodi yang benar-benar sangat marah.
Dodi sudah berdandan super rapi untuk menemui klien nya ini. Tapi seperti di sengaja, Heendon memang terlihat sangat jelas menabrak dan kemudian menumpahkan minuman kopi hitam ke baju putih nya. Kacau sudah pertemuan nya saat ini.153Please respect copyright.PENANAPBt2baktkp
153Please respect copyright.PENANAotoZJfbsfA
Karena terlalu marah, Dodi akhir nya melayangkan tamparan nya ke wajah Heendon. Heendon mencoba diam saja dan menutup mata. Lama Heendon menunggu tamparan itu, tapi tidak kunjung datang.
Akhir nya Heendon pun membuka mata nya.153Please respect copyright.PENANAdM2cmxsWlo
Seorang lelaki yang sudah cukup tua ternyata memegang tangan Dodi. Pak Rudi lah orang nya. Dengan ekspresi menatap tajam pada Dodi, Pak Rudi berkata.153Please respect copyright.PENANA4uTSg1029g
153Please respect copyright.PENANAOW5WgS9Ehc
"Aku malu padamu. Sebagai sesama lelaki, kau bertindak seperti banci. Kau adalah seorang laki-laki tapi bisa-bisa nya akan menampar wanita yang tidak berdaya!", kata Pak Rudi marah kepada Dodi.153Please respect copyright.PENANAD3IuvHR9vI
"Tidak usah ikut campur urusanku!!", kata Dodi kepada Pak Rudi.153Please respect copyright.PENANAU6g4ttljHm
153Please respect copyright.PENANA8tCL34YQFe
Kraakkkk...153Please respect copyright.PENANAQA21JEdU3m
153Please respect copyright.PENANA5eVPBuqRBX
Terdengar suara renyah dari pergelangan tangan manusia. Kemudian di ikuti dengan teriakan. Pak Rudi yang sudah cukup tua ternyata mampu mematahkan pergelangan lelaki itu dengan hanya meremas nya.153Please respect copyright.PENANAxsAht7oSvD
153Please respect copyright.PENANAya2MgRm3Ct
"Aarrghhhh!!", kata Dodi yang berteriak kesakitan.
Dodi refleks memegang pergelangan tangan nya yang patah. Belum selesai dengan kesakitan nya, badan nya di tendang lagi oleh lelaki lain yang sedang berdiri bersama orang itu hingga Dodi jatuh terjerembab ke pasir.153Please respect copyright.PENANAlHr4Wj82Gm
153Please respect copyright.PENANA9Ee1TfbPLg
Duaagggg..153Please respect copyright.PENANAOwWhonL4XF
153Please respect copyright.PENANAQWk98juxpq
Dodi masih dalam keadaan sadar dengan mulut yang mengeluarkan darah. Meskipun kepala nya sudah berkunang-kunang, Dodi coba menahan sebisa mungkin agar tidak pingsan.
Seperti nya saat ini organ dalam nya sudah terluka. Dodi menatap kedua pria yang ada di hadapan nya itu dengan ekspresi yang ketakutan.153Please respect copyright.PENANAOyUxhHcoTG
153Please respect copyright.PENANAGSq9skJLtX
"Jika kau tidak terima, kau bisa mencariku!", kata Pak Rudi yang melemparkan kartu nama nya ke arah Dodi.153Please respect copyright.PENANANVizFRzv3B
153Please respect copyright.PENANAsRcvlPn8Gv
"Rudi Sadewo!!!", kata Dodi yang tahu bahwasa nya Rudi Sadewo adalah salah satu pejabat di Kota Derisa ini.153Please respect copyright.PENANAduO7M1Zgen
"Seperti nya kau mengenalku dengan cukup baik. Pergilah dan jangan lagi-lagi berbuat seperti itu kepada wanita", kata Pak Rudi yang seolah-olah adalah seorang guru sedang menasehati murid nya.153Please respect copyright.PENANA9QsKHSj2G0
"Maaf Pak Rudi. Maaf. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi. Permisi!!", kata Dodi yang segera melarikan diri dari tempat itu.153Please respect copyright.PENANAXtZR8WTOS5
153Please respect copyright.PENANAbiG5zRkFA2
'Yes.. it works!!', kata Heendon dalam hati nya yang memang sengaja memancing Pak Rudi dan Komisaris Wawan agar keluar dari tempat nya.153Please respect copyright.PENANAFJt1dhsHgd
153Please respect copyright.PENANAcSlQM8eKqc
"Terima kasih Pak. Terima kasih juga untuk Bapak yang ini. Maaf sebenar nya saya yang salah tadi. Orang itu tidak salah", kata Heendon yang berakting dengan sangat baik.153Please respect copyright.PENANAxpYVSWDwqI
"Nona, meskipun kau yang salah, dia tidak berhak memukulmu. Ngomong-ngomong apa yang anda lakukan di tempat ini?", kata Pak Rudi berlagak seperti ayah.153Please respect copyright.PENANA5A20MCkGhf
"Itu.. itu.. maaf.. ", kata Heendon yang kemudian berakting menangis tersedu-sedu yang membuat Pak Rudi dan Komisaris Wawan saling memandang.153Please respect copyright.PENANAt8Y78huRMK
"Sebaiknya kita bicarakan di sana saja Nona. Kebetulan kami sedang makan di sana", kata Pak Rudi menunjuk ke suatu arah.153Please respect copyright.PENANAeCG4DwXR6C
153Please respect copyright.PENANAJI6cVFxS0p
"Apa itu tidak mengganggu kalian Pak.. Saya kan hanya..", kata Heendon yang kemudian langsung di sela perkataan nya oleh Pak Rudi.153Please respect copyright.PENANAu40xC7JgED
153Please respect copyright.PENANA2Dm0ghMQLg
"Nona, tidak usah sungkan. Mari silahkan. Kami berdua mengundang anda", kata Pak Rudi yang sopan dan mendapatkan persetujuan juga dari Komisaris Wawan.153Please respect copyright.PENANAaS42F19cDV
153Please respect copyright.PENANACOPWB8UEzD
Akhir nya mereka bertiga menuju ke tempat yang ditunjuk tadi.153Please respect copyright.PENANAfcTbOqoRgs
'Tidak ku sangka aktingku sangat sempurna. Aku cukup hebat juga dalam hal ini', kata Heendon berbicara di dalam hati nya.153Please respect copyright.PENANAucG3L3sWo0
153Please respect copyright.PENANAz5R13pf4RN
==========================153Please respect copyright.PENANAxNerVlEDRE
153Please respect copyright.PENANArPN3V4jtxQ
(Saat ini di Rumah Pak Abdullah)153Please respect copyright.PENANAM9rfzx89tI
153Please respect copyright.PENANAd3kVGTlOii
"Abi, Umi. Tolong jujur sama Zia", kata Fazia yang kini sedang menangis sesenggukan.153Please respect copyright.PENANAVb4k5AV1zn
"Zia..", kata Bu Hajjar yang juga menangis karena tidak menyangka rahasia besar keluarga nya akan terbongkar.153Please respect copyright.PENANANQsqu93hUp
"Tidak apa-apa Umi, Zia ikhlas. Abi sama Umi sudah Zia anggap orang tua Zia sendiri. Abi, tolong ceritakan sama Zia ya", kata Fazia memohon.153Please respect copyright.PENANA7bHZYm2tip
153Please respect copyright.PENANAA0j5MFiTKh
Pak Abdullah menarik nafas sesaat. Kemudian dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan.153Please respect copyright.PENANAx7SHwC0m0m
"Semua ini berawal dari 25 tahun yang lalu", kata Pak Abdullah mengawali cerita. Sedangkan Bu Hajjar dan Fazia hanya diam mendengarkan.153Please respect copyright.PENANARnIT0cIEU8
"Anak dari kakekmu, seperti yang sudah kau tau, memiliki 3 orang anak. Aku dan ke 3 bibimu itu. Kau sudah mengenal nya bukan?", kata Pak Abdullah yang mata nya semakin berkaca-kaca.153Please respect copyright.PENANAAbxB1WuwPw
153Please respect copyright.PENANABWt5yY90HZ
Pak Abdullah lalu melanjutkan cerita nya. Pak Abdullah menarik nafas dalam-dalam kemudian berbicara.153Please respect copyright.PENANADYGNgGt4QH
153Please respect copyright.PENANAmgH03Sx5Gl
"Sebenarnya ada satu lagi anak dari kakekmu. Dia bernama Zaid Al-Ghifari. Dia adalah ayah kandungmu", kata Pak Abdullah kembali menjelaskan.153Please respect copyright.PENANA9EnFpTA9G2
"Karena suatu hal, ayahmu dan kakekmu bertengkar hebat. Itu hanya gara-gara seorang wanita, Sofiyya Nur. Dan dia adalah ibu kandungmu", kata Pak Abdullah dan tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipi nya.153Please respect copyright.PENANAxb2zYYMJAR
153Please respect copyright.PENANAIzMKXcQmjQ
Akhir nya mulailah Pak Abdullah menceritakan segala nya. Cerita ini bersumber dari Zaid sendiri, ayah kandung Fazia.
Cerita itu di mulai dari kisah awal pertama ayah dan ibu Fazia bertemu, hingga merembet menuju inti pokok masalah. Itu adalah saat dimulai nya perseteruan antara ayah kandung Fazia dan kakek nya.
Kemudian identitas ibu Fazia yang masih menjadi misteri, hingga akhir nya ayah Fazia di usir dari keluarga besar Al-Ghifari. Sebab nya hanyalah karena Ayah kandung Fazia sudah menikah diam-diam dengan Ibu kandung Fazia tanpa restu kakek nya.
Dan cerita itu di akhiri saat Fazia yang masih bayi terpaksa harus di titipkan kepada Pak Abdullah. Karena pada saat itu Zaid, adik Pak Abdullah sedang dalam situasi genting dan Zaid sendiri tidak mau memberitahu dengan detail tentang masalah nya.
Sampai sekarang, Zaid dan Sofiyya tidak pernah kembali lagi untuk menemui Fazia.153Please respect copyright.PENANA2Dj1k7N3GK
153Please respect copyright.PENANAB1u5o56Y00
(NB : Akan diceritakan dengan detail di bab-bab selanjutnya ketika waktunya sudah tepat. He he.. Sabar ye)153Please respect copyright.PENANAGtFw7AxPMe
153Please respect copyright.PENANAFhdGxpIOei
Hanya tangis yang terdengar setelah Pak Abdullah menceritakan semua kisah itu. Kisah yang mungkin akan menyakitkan untuk Pak Abdullah dan keluarga nya.
Juga pasti akan menyakitkan untuk hati Fazia saat mengetahui kebenaran nya. Pak Abdullah dan Bu Hajjar tidak pernah tahu bahwa Fazia ternyata sudah menyiapkan diri untuk hal ini.153Please respect copyright.PENANAaiN2ggVjqk
153Please respect copyright.PENANAjT8oSSovPr
"Abi.. Umi.. apapun yang terjadi, kalian berdua tetap ku anggap orang tuaku", kata Fazia tersenyum.153Please respect copyright.PENANAZvQrY5qx6g
"Zia.. apa kau tidak sedih?", tanya Pak Abdullah yang heran melihat kondisi Fazia yang hanya sedih untuk sesaat saja.153Please respect copyright.PENANAR7GoHhL1jd
"Zia sedih. Sangat sedih. Tapi bagaimana pun, Zia juga mendapatkan hikmah dari semua ini. Dan yang pasti sekarang Zia sangat bahagia. Itu yang membuat Zia bisa tetap tersenyum", kata Fazia menjelaskan.153Please respect copyright.PENANAiqwdRLzIj3
153Please respect copyright.PENANAZhBaTGOFwo
"Maksudmu Zi?", kata Bu Hajjar penasaran begitu pula Pak Abdullah.153Please respect copyright.PENANAuC5UtwGNOx
"Semua nya karena akhiy, maksudku Bang Zein Mi..", kata Fazia membalas.153Please respect copyright.PENANATIkMwhx9pt
153Please respect copyright.PENANAkxmMlwYaWX
"Maksudmu Zein sudah tau masalah ini?", tanya Pak Abdullah merasa terkejut.153Please respect copyright.PENANAvGHh6yZ9Wp
"Bang Zein belum tau Bi. Yang Zia maksud, Zia dan Bang Zein dengan status Zia saat ini", kata Fazia yang membuat Pak Abdullah dan Bu Hajjar semakin kebingungan.153Please respect copyright.PENANAzBAP8tCpGD
153Please respect copyright.PENANAXh5T01BoA0
"Abi dan Umi gak ngerti. Wallahi gak ngerti", kata Pak Abdullah lagi.153Please respect copyright.PENANATy0SuqVE6c
153Please respect copyright.PENANAiRASWemEdD
"Maksud Zia, dengan status Zia saat ini, Bang Zein itu kakak sepupu Zia kan?", kata Fazia menambahkan lagi.153Please respect copyright.PENANAA8B3ynjdhM
153Please respect copyright.PENANAZC6u6IvC9T
"Benar.. Kau dan Zein sebenar nya adalah sepupu", kata Pak Abdullah mengangguk.153Please respect copyright.PENANAFU5jO8H0NM
153Please respect copyright.PENANAMNxAvlfZfH
"Dan itu artinya, Zia dan Bang Zein bukanlah mahrom kan? Zia juga berharap.. Zia bisa menikah dengan Bang Zein", kata Fazia yang akhir nya jujur mengakui perasaan nya kepada Dokter Zein di depan Pak Abdullah dan Bu Hajjar.153Please respect copyright.PENANAKt9DbfPxeE
153Please respect copyright.PENANALLBBZlk8jF
Duuaaaaaarrrrrrrrrrrrrr...153Please respect copyright.PENANA51jH99e8yU
153Please respect copyright.PENANAm2DAFMgjDF
"Apaaaaaaaa?!!!", kata Pak Abdullah dan Bu Hajjar yang berteriak bersamaan.153Please respect copyright.PENANA3xt5d7TKHg
153Please respect copyright.PENANArCUZnZmRq2
=======================153Please respect copyright.PENANAiUWtKGAz6V