"dokter, pasien ruang rawat 3 krisis"
144Please respect copyright.PENANALzoTy7iNCd
"Oke, bagaimana keadaannya"
144Please respect copyright.PENANAJ7aOeoV1Mm
Suasana tegang menghiasi salah satu kamar pasien. Terlihat seorang remaja yang terbaring di sana dengan keadaan sulit bernafas.
144Please respect copyright.PENANAQOa23IM52c
Laki-laki tinggi berjas putih itu segera menanganinya, setelah beberapa saat di tangani oleh sang dokter, pasien dengan nama Arya itu akhirnya kembali tenang.
144Please respect copyright.PENANAQZPMPKGBrU
"Arya, bagaimana perasaan mu sekarang?" Tanya sang dokter
144Please respect copyright.PENANAJ1nTa4mVhh
"Baik, dok. Sudah lebih baik" jawab Arya
144Please respect copyright.PENANAGnyjoT5smn
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, dokter tersebut barulah keluar dari ruang rawat Arya dan kembali pada pekerjaannya yg lain.
144Please respect copyright.PENANAK9X5XhwgAU
Namanya Ryandra Reyasa Maharga, laki-laki 25 tahun yg sudah menjabat sebagai dokter. Dokter muda nan tampan yg banyak di kagumi baik dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, tapi sampai sekarang belum juga menambatkan hati pada siapapun. Bahkan pada dokter Aura yang katanya paling cantik di divisinya.
144Please respect copyright.PENANAM6yEajVact
"Kak Ryan!" Sapa gadis kecil 13 tahun yg tengah duduk di depan rumah sakit sambil melambaikan tangannya ke atas pada Reyasa.
144Please respect copyright.PENANAutshNgOtCo
"Aulia..."
144Please respect copyright.PENANAO9rKTcwTJa
Namanya Aulia, adik angkat satu-satunya Reyasa.
144Please respect copyright.PENANA1Nc8Z1G0vC
"Kenapa tidak masuk?"
144Please respect copyright.PENANAZDik82hpqX
"Kakak tau, aku sangat tidak suka aroma rumah sakit"
144Please respect copyright.PENANAdPimGmTMoC
"Aromanya tidak seburuk itu"
144Please respect copyright.PENANA5Ccj71fR3H
"Bagiku sangat buruk"
144Please respect copyright.PENANABqRJ2smO7G
"Baiklah... Jadi kenapa kau kemari?"
144Please respect copyright.PENANAW8vxreoRfO
"Ini ibu menyuruhku membawa makanan untukmu" ucapnya sambil memberikan kotak bekal yg di bawanya tadi.
144Please respect copyright.PENANAIVOc05II1f
"Jangan lupa di makan sampai habis ya, kakak!" Tambahnya lagi sambil menaik-turunkan alisnya, bercanda pada sang kakak
144Please respect copyright.PENANAWcKzNwIwA2
Mereka tau betul bagaimana rasa masakan sang ibu. Jika tidak asin maka itu bukan masakan sang ibu.
144Please respect copyright.PENANAdTNKer5tEI
"Iya... Iya, akan aku habiskan"
144Please respect copyright.PENANAbsu1XDR3sf
"Good" Aulia mengacungkan jempolnya
144Please respect copyright.PENANAJnTzbMJh07
"Yaudah, kau mau pulang sekarang?" Tanya Reyasa dan diangguki oleh adiknya itu.
144Please respect copyright.PENANAyYvL7VD5Ty
"Perlu kakak antar?"
144Please respect copyright.PENANAJkwPxfGG7F
"Tidak perlu, jarak ke sanggar juga gak jauh-jauh banget"
144Please respect copyright.PENANAu73xBzYhBz
Walau masih kecil, Aulia sudah di sekolahkan di sekolah besar dan di masukkan ke banyak tempat les, katanya bagus untuk melatihnya dari kecil, dan itu semua pun dari kemauan Aulia sendiri.
144Please respect copyright.PENANAF7BLTqaARd
Dari kecil mereka di ajarkan untuk memutuskan jalan mereka sendiri, sisanya akan di bantu oleh ayah dan ibunya. Begitulah mereka menjadi orang besar yg mandiri nantinya.
144Please respect copyright.PENANA4qqELwSi3u
"Yaudah aku jalan sekarang, bye bye.."
144Please respect copyright.PENANA4KgcZ7WZzo
Setelah melihat sang adik pergi barulah Reyasa masuk kembali ke dalam rumah sakit.
144Please respect copyright.PENANAUHIgURShAw
***
144Please respect copyright.PENANADJh5e7C7Nb
"Bahkan langit sekarang sedang merasakan kesedihanku, Sky" ucap gadis berambut hazel dengan panjang sepinggang itu pada peliharaan kecil di sampingnya, seekor anak anjing berbulu putih yg bernama Sky.
144Please respect copyright.PENANAaGOenKYByM
"Sky, apa kau lapar?" Tanya nya pada Sky sekali lagi.
144Please respect copyright.PENANAoRWJPEEQvJ
"Aku lapar, tapi hujan membuatku tidak mood. Dewi air pasti sengaja menurunkan hujan untuk membuat ku kesal sekarang"
144Please respect copyright.PENANAZZrM1t6vxr
Hujan sedang deras-derasnya mengguyur kota, dan gadis itu hanya bisa mengeluh.
144Please respect copyright.PENANAuBPCz4pGxC
Lucine Quila Adelia, begitulah dewi Quila di panggil sekarang. Dengan tubuh manusia nya sekarang dia tidak bisa melakukan apapun.
144Please respect copyright.PENANAJCCvmSPTxI
Tidak bisa dengan gampangnya menghentikan hujan atau mendatangkan angin seperti saat di alam langit.
144Please respect copyright.PENANArWv3PD5xDO
"Apa yang kau lihat?" Tanya Quila pada Sky yang terus menatapnya tanpa menggonggong.
144Please respect copyright.PENANAiI7zCdcAwL
"Iya, sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa! Ejek saja sepuas yang kau mau Sky!"
144Please respect copyright.PENANAsndPG8W2vV
Walau mati dan terlahir kembali berapa kali pun, Quila tidak ingin ingatannya di hapus. Ia pikir ini sama dengan hukuman yang pantas di dapatkannya karena hancurnya dua alam, serta hukuman atas kematian Reyasa.
144Please respect copyright.PENANA1lOyOMfozL
"Tuan Reyasa, seharusnya kau melihat ini, dewi air membuatku kesal lagi" gumam Quila menatap butiran hujan yg berjatuhan di luar.
144Please respect copyright.PENANAgFpv979YEC
"Seandainya kau ada di sini, maka kau pasti akan menghibur ku dengan guyonan mu yg tidak lucu itu" tambahnya lagi.
144Please respect copyright.PENANAszSZF5ujYa
"Ini tidak seberapa, seharusnya hukumanku lebih besar lagi" Quila memejamkan matanya karena merasa sakit di dadanya akibat mengingat kejadian-kejadian di masa lalu.
144Please respect copyright.PENANAFYjDO936gQ
'Criiingg' suara bell di depan toko berbunyi
144Please respect copyright.PENANAqh48I3xqXk
"Selamat datang" ucapnya pada sang pelanggan
144Please respect copyright.PENANALdWgKvcNfh
Quila membuka sebuah toko kelontong kecil yg di kelolanya sendiri. Toko di di kota besar yg jarang di tau orang.
144Please respect copyright.PENANAHZneAWubh0
Pukul 9 malam, Quila sedang membersihkan tokonya dan bersiap-siap untuk menutupnya.
Tapi, sebelum itu terjadi...
144Please respect copyright.PENANASFKXaw70VO
"Tunggu sebentar!" Ucap seseorang saat Quila akan menutup tokonya
144Please respect copyright.PENANAUsfvIGtnSg
"Sebentar saja, tolong buka tokonya" ucap laki-laki itu lagi.
144Please respect copyright.PENANAvD93YJgwFX
'Tak!' Quila menjatuhkan kuncinya
144Please respect copyright.PENANAqFvLEB6bgH
Matanya menatap laki-laki di depannya tanpa berkata apa-apa. Ia refleks menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, dan air matanya sudah luruh membasahi pipinya.
144Please respect copyright.PENANAWzy2HSmL6t
Laki-laki di depannya sangat mirip dengan Reyasa-nya.
144Please respect copyright.PENANA19dcblotid
"Tuan Reyasa" ucapnya pelan
144Please respect copyright.PENANAuQvXyxuwWG
"Kenapa kau menangis?"
144Please respect copyright.PENANAvpvKGeqd9v
"Quila..." — Reyasa
144Please respect copyright.PENANA4bsBI6lh6C
—Bersambung—
ns 108.162.216.226da2