Aku masih terdiam disini, di sela sunyi yang setia menemani setelah kau pergi. Angin berhembus lirih membawa rindu yang masih saja hadir bersama luka yang semakin terasa. Kau yang teristimewa kini membuatku begitu kecewa. Mengapa kau tanamkan harap hingga akhirnya kau pergi tanpa ucap? Mengapa kau tumbuhkan rasa hingga akhirnya kau pudarkan warna senja yang sudah kita lukis berdua? Tak tau kah kau? Aku begitu rapuh setelah kau buat luluh.

Ingin rasanya kusampaikan rindu ini, tapi apa daya, menatapmu saja membuatku bisu seketika. Kau yang terindah namun pada nyatanya membuatku gundah. Adakah ini tujuanmu? Membuatku tersiksa oleh rasa yang kau cipta?

Mengapa kau menghilang setalah aku kau buat nyaman? Kini, kemana lagi tempat aku berpulang? Jika pelukmu saja sudah enggan ku genggam? 

Ingin aku membencimu, tapi nyatanya aku lebih merindukanmu. Ucapan sayangmu yang dulu biasa kini tak lagi ada. Senyumanmu pun tak mampu lagi ku temui. Rindu terasa begitu sesak hingga membuatku terisak. Bagaimana bisa aku menyimpan rindu? sedang aku tahu, temu tak mungkin lagi bertamu. Bagaimana aku mengeja hari tanpa ada lagi kamu disisiku? Sedang jejakmu masih tertinggal jelas di ingatan.

Dan risauku kembali berlagu begitu merdu. Mengiris hati dan membunuh logika dalam satu rasa. 

Lalu pada siapa aku harus mengadu? Sedang belai tanganmu yang menenangkan tak bisa lagi aku rasakan.

Ketiadaanmu menghapus warasku hingga semua terasa begitu kosong. Detik nadi bergerak melambat dibeban luka yang tersisa disetiap rasa.  Jam berputar begitu saja tanpa mengenal waktu. Dan aku hilang arah tak tau kemana harus melangkah.

Melupakanmu masih menjadi mimpi yang teramat sulit ku jadikan nyata. Dan merindukanmu masih menjadi rutinitas setiap waktu meski perih terus saja mengganggu.142Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkrNpZ79LO0