Farel Bintang POV883Please respect copyright.PENANA4o7LrByaiM
883Please respect copyright.PENANAgdpasAicAA
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
883Please respect copyright.PENANAZlJgFO9yX8
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
883Please respect copyright.PENANAeHqwDdf7lc
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
883Please respect copyright.PENANApnLZ1nRnBJ
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
883Please respect copyright.PENANABM8LDzcP5T
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
883Please respect copyright.PENANAvqEZHU7fxj
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
883Please respect copyright.PENANA7w3bASosLQ
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
883Please respect copyright.PENANAAvK65dpPEZ
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
883Please respect copyright.PENANAZ4NDuck6T8
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
883Please respect copyright.PENANAVTxTBvzcRO
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
883Please respect copyright.PENANAErFBkJBYFx
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
883Please respect copyright.PENANAPWqdfb1jw9
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
883Please respect copyright.PENANAsLn21svQis
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
883Please respect copyright.PENANAP4ccIUOQOb
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
883Please respect copyright.PENANAkjJ1y6TB1e
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
883Please respect copyright.PENANA95vxqC4ABf
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
883Please respect copyright.PENANAMsADaj7VGc
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
883Please respect copyright.PENANAQhnwdxTYWu
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
883Please respect copyright.PENANAKYuKLzFgs9
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
883Please respect copyright.PENANA33llu0h2Cq
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
883Please respect copyright.PENANAWE3blgoZMu
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
883Please respect copyright.PENANAXNjJYGGLt3
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
883Please respect copyright.PENANAScn0P3Lpd0
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
883Please respect copyright.PENANAkY9Hb8BmJS
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
883Please respect copyright.PENANAEJP3WPJnM4
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
883Please respect copyright.PENANAJGOoMBw2IH
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
883Please respect copyright.PENANAsgfqxjKq0N
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
883Please respect copyright.PENANAMusKIqmofw
883Please respect copyright.PENANAmgg0HsJHys
883Please respect copyright.PENANApIX4apmz3i
883Please respect copyright.PENANAd9HrgeIMdX
883Please respect copyright.PENANAUy5ApSRK2e
883Please respect copyright.PENANAIemYvW8gHd
883Please respect copyright.PENANAmasw7kOcuL
883Please respect copyright.PENANA1ktnGrjn7k
883Please respect copyright.PENANAfhOyxaYtG5
883Please respect copyright.PENANApUmcilCfpS
883Please respect copyright.PENANAl2pHwNkFtY
883Please respect copyright.PENANAMpt1Uh4uKe
883Please respect copyright.PENANAi6Fprr0U3U
883Please respect copyright.PENANAT69QyQPfNH
883Please respect copyright.PENANAFqftW73LCX
883Please respect copyright.PENANAfTNVXP8zm0
883Please respect copyright.PENANAnpdCjytMEh
883Please respect copyright.PENANANbNQ1RxXk0
883Please respect copyright.PENANA3qGWEJs81s
883Please respect copyright.PENANADlF5gEOC9f
883Please respect copyright.PENANA2SjpjWCCNo
883Please respect copyright.PENANA9iRMletNH3
883Please respect copyright.PENANAZZcwScEbrc
883Please respect copyright.PENANAvgG8oLYG02
883Please respect copyright.PENANA2ldR8EAu32
883Please respect copyright.PENANAqlHzYQ6xDf
883Please respect copyright.PENANAYaCAUeTvSD
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
883Please respect copyright.PENANAIqAJ3p52Kk
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
883Please respect copyright.PENANA19ljXNliqK
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
883Please respect copyright.PENANAxIBgQcW37L
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
883Please respect copyright.PENANA7NtCsmi6H5
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
883Please respect copyright.PENANAju5qvZfCXn
"Kau, kan?" tanyaku.
883Please respect copyright.PENANAotEJpIyAKw
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
883Please respect copyright.PENANAPOq7Uw712z
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
883Please respect copyright.PENANAij5IGih88N
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
883Please respect copyright.PENANAyjLzuOwlmx
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
883Please respect copyright.PENANAwcY5lupBFe
Ia benar-benar membenciku.
883Please respect copyright.PENANAreFVZZp4Sx
***
883Please respect copyright.PENANAVMJ7KuVYTd
ns216.73.216.199da2