Farel Bintang POV850Please respect copyright.PENANAMSFhV6ddsl
850Please respect copyright.PENANAMdNWpIWBS9
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
850Please respect copyright.PENANA55my0k69Eq
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
850Please respect copyright.PENANA6ajSWfxRlx
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
850Please respect copyright.PENANAEaGlDMiTk2
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
850Please respect copyright.PENANAkuqR3ytvMg
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
850Please respect copyright.PENANAI2NOVnBRm9
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
850Please respect copyright.PENANACXsRgYTsuJ
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
850Please respect copyright.PENANAikkLSHP4qx
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
850Please respect copyright.PENANAFb2llMpPaR
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
850Please respect copyright.PENANARebiM1mbNm
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
850Please respect copyright.PENANAHSSfSEDucC
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
850Please respect copyright.PENANAckQRqitTNi
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
850Please respect copyright.PENANAAR9IxP1vsZ
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
850Please respect copyright.PENANA7QMNGygG1D
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
850Please respect copyright.PENANAAGkKcko6F2
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
850Please respect copyright.PENANADT1I8orZiZ
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
850Please respect copyright.PENANA6caJSB2ula
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
850Please respect copyright.PENANAbN0rcbI133
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
850Please respect copyright.PENANAasMNFsSYNY
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
850Please respect copyright.PENANA1R7v3NLaF4
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
850Please respect copyright.PENANATso5QwLefx
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
850Please respect copyright.PENANAhTynGn3xih
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
850Please respect copyright.PENANAwp5Vx4TUbF
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
850Please respect copyright.PENANAIw1ThED8MX
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
850Please respect copyright.PENANAgb1fWMnuqJ
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
850Please respect copyright.PENANAXUxot4XsoR
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
850Please respect copyright.PENANAmdSuOwv5j1
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
850Please respect copyright.PENANASTj7B9KpWq
850Please respect copyright.PENANAZl6HFnjglP
850Please respect copyright.PENANAP9Aody8Fqn
850Please respect copyright.PENANAjTrw4XjBI3
850Please respect copyright.PENANAlZYVG81KOx
850Please respect copyright.PENANAOSBS0K6mDJ
850Please respect copyright.PENANAR6QzaGshfx
850Please respect copyright.PENANAZCxz6kQwBo
850Please respect copyright.PENANATJMX8niomw
850Please respect copyright.PENANAcRhSBBJpX8
850Please respect copyright.PENANAPbytFaxhRa
850Please respect copyright.PENANAhVf45Nb7GU
850Please respect copyright.PENANAy9tSvxWvKc
850Please respect copyright.PENANAImacYcpvwy
850Please respect copyright.PENANAFC7jjtnA2h
850Please respect copyright.PENANAvrQ7QBmw4s
850Please respect copyright.PENANAE7mCcVDZAV
850Please respect copyright.PENANAkvLFysAxIs
850Please respect copyright.PENANAOQ4WGxpA6k
850Please respect copyright.PENANA47xZsPbh1s
850Please respect copyright.PENANAYMEy55UFTH
850Please respect copyright.PENANAKtaiHOeh0B
850Please respect copyright.PENANArm3U6FsiaV
850Please respect copyright.PENANA0cNMqYXwrd
850Please respect copyright.PENANAgwkmdTucN9
850Please respect copyright.PENANAkBdMW85eBp
850Please respect copyright.PENANAhBIVwO48kU
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
850Please respect copyright.PENANAd0ewrWO6q3
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
850Please respect copyright.PENANAbsHXfrTlZ4
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
850Please respect copyright.PENANAWw8TwCXTbp
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
850Please respect copyright.PENANAbm5OkM75G2
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
850Please respect copyright.PENANAToGVJ4s3lG
"Kau, kan?" tanyaku.
850Please respect copyright.PENANAmJwcODoAD9
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
850Please respect copyright.PENANAmbaTTDWyl3
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
850Please respect copyright.PENANAFC2oWmhWG1
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
850Please respect copyright.PENANACx5QOGLrza
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
850Please respect copyright.PENANAazBmO4OOcI
Ia benar-benar membenciku.
850Please respect copyright.PENANAb9Ho2iMyGu
***
850Please respect copyright.PENANAtCht2OQMJS
ns18.222.153.166da2