Farel Bintang POV915Please respect copyright.PENANAGr5HULvb58
915Please respect copyright.PENANAI4EGKNMRnP
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
915Please respect copyright.PENANATTcCI1fLtC
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
915Please respect copyright.PENANABo3xfTCUWQ
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
915Please respect copyright.PENANA8JonOWxOCD
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
915Please respect copyright.PENANASMaziXs1G5
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
915Please respect copyright.PENANAtZ120Vy3Ia
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
915Please respect copyright.PENANAgTVcEKGklk
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
915Please respect copyright.PENANA4ZgfStq3wy
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
915Please respect copyright.PENANAvaa0USN7bi
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
915Please respect copyright.PENANADnK8QM3Eaf
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
915Please respect copyright.PENANAhMXiZrMbU4
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
915Please respect copyright.PENANAZm7SB7Rj5J
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
915Please respect copyright.PENANADzSGssAWm9
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
915Please respect copyright.PENANAJU5JHD4PlZ
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
915Please respect copyright.PENANAOmeqejUxtO
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
915Please respect copyright.PENANAuu4LcS2hVR
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
915Please respect copyright.PENANAFxdGp0Jz8s
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
915Please respect copyright.PENANAQsr1EXhFnQ
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
915Please respect copyright.PENANA2a6wpQCgJv
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
915Please respect copyright.PENANAuv4aQMWyox
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
915Please respect copyright.PENANADa2ePI50fv
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
915Please respect copyright.PENANA5X0s7qHQBH
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
915Please respect copyright.PENANAmMalyoBWBh
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
915Please respect copyright.PENANAK62PXszMiM
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
915Please respect copyright.PENANAoorzhc2KXI
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
915Please respect copyright.PENANAQr3C4RmoXz
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
915Please respect copyright.PENANA3Pu86LNgb9
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
915Please respect copyright.PENANAk9CNBstwIk
915Please respect copyright.PENANANa01ZlpFAP
915Please respect copyright.PENANAEl5QaUYCz7
915Please respect copyright.PENANAEvRwxXM8cK
915Please respect copyright.PENANAWtQT6ilcmf
915Please respect copyright.PENANADC9FKrtaZb
915Please respect copyright.PENANAcP6GilmYQn
915Please respect copyright.PENANAeMhjnpfzC8
915Please respect copyright.PENANAOskB0slyrt
915Please respect copyright.PENANAjo4nYAcuoM
915Please respect copyright.PENANAKSRi4D74PD
915Please respect copyright.PENANA53mBSsw7XK
915Please respect copyright.PENANAzYrL5phT4f
915Please respect copyright.PENANA0JyfAY4Aqw
915Please respect copyright.PENANAUzxuFnunIV
915Please respect copyright.PENANADm2sCINBCm
915Please respect copyright.PENANAQLNuH7LGen
915Please respect copyright.PENANAnILrHlXebV
915Please respect copyright.PENANAslUQA0FImR
915Please respect copyright.PENANAj5W6eV80sS
915Please respect copyright.PENANA1JvcyMcO90
915Please respect copyright.PENANAO7qd82nO1B
915Please respect copyright.PENANAYNpzPBRKUJ
915Please respect copyright.PENANAMLFLR3urV9
915Please respect copyright.PENANAeOTNmV3ggm
915Please respect copyright.PENANAfak89LueZ0
915Please respect copyright.PENANAk1ZSWHM4NA
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
915Please respect copyright.PENANApBnvbmNvjc
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
915Please respect copyright.PENANA5QcHK4zSJ8
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
915Please respect copyright.PENANAJtbed1Iq4Z
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
915Please respect copyright.PENANApzA7YtnwUf
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
915Please respect copyright.PENANA1GEn2k68QJ
"Kau, kan?" tanyaku.
915Please respect copyright.PENANAGZ060xijPn
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
915Please respect copyright.PENANA6skIipiAMb
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
915Please respect copyright.PENANAVODBxjgh8T
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
915Please respect copyright.PENANAg1Xur3Sv8C
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
915Please respect copyright.PENANAEExZ9fxXq4
Ia benar-benar membenciku.
915Please respect copyright.PENANAzyPe4uYwXN
***
915Please respect copyright.PENANAoTvS0lWUhW
ns216.73.217.1da2