Sekarang aku sedang berdandan di depan cermin. Meskipun pada akhirnya wajahku kututup dengan cadar, tetap saja aku tak mau melihat orang-orang yang menatapku, memicingkan matanya karena aku tak menarik. Aku tetap memoles wajahku, mempercantik mataku dan memakai parfum favoritku. Membayangkannya saja, membuatku horny. Karena ada norma agama yang aku langgar seperti tabarruj.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYVeNe8rUUv
"Udah cantik kok, Sayang," kata Papa memelukku dari belakang sambil mencium tengkukku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrW4F41IBO1
"Mandi sana! Udah jam segini lho..." kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5bzOH0fvWH
"Bentar lagi ah... pengen peluk pacarku dulu," kata Papa sambil tetap memelukku dari belakang.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡro8tAhW1BV
"Aku kok deg-degan ya, Jo?" tanyaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ5FOigPdTe
"Kenapa?" tanya Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGbGK7ei6dN
"Aku kebayang di villa nanti..." kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt9WNIu1fHO
"Nggak perlu cemas, Sayang! Nanti yang perempuan bukan cuma kamu aja. Kita orgy... tapi mungkin, ada sedikit variasi kayak gangbang juga..." kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3OxOgXwScA
"Bukake juga? Bukankah bukake tanpa penetrasi?" tanyaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNOM9giuZ5G
"Bener, bukake cuma ejakulasi aja. Di muka, di dada..." kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ19z3IZOF5r
"Aku kebayang gangbang, Pa... Kenapa aku horny ya?" tanyaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS3uAvwGHX5
"Kamu suka digilir banyak laki-laki?" tanya Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71df9M8cDL
"Hehe, nggak sih..." kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLzsMJAUkCH
"Horny juga nggak ngebayangin banyak laki-laki ejakulasi di wajahmu?" tanya Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnzJjki8kXp
Kugigit bibir bawahku, "Horny banget, Pa," kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4F3wIlMZd9
"Kelihatan kok... dari memek kamu yang basah ," kata Papa yang tangannya berada di balik dress panjangku yang tersingkap ke atas. Dengan tangan Papa masuk ke dalam celana dalam putihku yang tipis.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXHSqQHFymh
"Pa... udah ah!" kataku sambil memejamkan mataku menikmati colokan dua jari Papa ke dalam liang senggamaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7CkZvdXac
"Nanggung, Sayang... Memek kamu udah basah banget," kata Papa yang mencolok vaginaku lebih cepat.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxc4lOUL6By
"Sssssh, aaaahh... aku sampe, Pa," kataku dengan tubuh mengejang.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVz3MRKq1VX
Lalu Papa menarik tangannya sambil menunjukkan jarinya yang basah padaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdPOwnY0GcO
Dengan nafas yang masih memburu, kulirik Papa yang sedang menjilati jarinya yang berleleran cairan cintaku. "Pa... kotor, Pa."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhzcoevPxoi
Papa hanya tersenyum saja, sambil terus menjilati jarinya sampai bersih.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡssrCDoyRyw
"Pa..." kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWekT2LyN9F
"Iya, Sayang?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡieVrfNPozw
"Apa yang bakal dibahas dewan direksi nanti ya?" tanyaku khawatir.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmRJlzp1GRQ
"Papa nggak tau, Fa..." kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5YQOgt45Iv
"Aku takut ketemu, Mama..." kataku menunduk.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4YHJwfPgx1
"Kenapa?" tanya Papa yang sekarang melingkarkan tangannya ke pundakku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ys5tMML86
"Aku nggak siap, saat melihat Mama memperjuangkan Akbar buat posisi CEO," kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTIVsl3TFAh
"Siapkan hatimu, Fa! Kadang kenyataan emang sulit buat diterima," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRyVVRvs27O
"Udah, Pa. Udah aku siapin. Meski aku merasa sakit hati, tapi sama sekali nggak iri," kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW5nmj27LC6
Lalu Papa menarik tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Papa memegang pundakku sambil membungkuk, mendekatkan wajahnya di depan wajahku. Matanya menatapku dengan sorot mata menyelidik, "Papa tau... kamu berbohong," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1z2XdoJ2Lq
Saat Papa menatapku seperti itu, kutundukkan wajahku. "Aku nggak tau, Pa," kataku dengan menghembuskan nafas panjang.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtpPVgPabYn
"Kamu iri, Fa? Iri karena posisi CEO bakal dipegang Akbar atau karena perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa menatapku dengan sorot mata menyelidik.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0XVb5LacT3
Kubuang muka ke samping, bukan karena jengah. Namun, dadaku pun semakin sesak. Aku tak tau, sebenarnya apa yang kuinginkan. Apakah aku cemburu? Aku sama sekali tidak tau.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyP9xhRACd4
Kugeleng-gelengkan kepalaku, "Aku cuma nggak suka, Pa," kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgIyjuQpdvv
"Kalo kamu menginginkan posisi CEO, kamu bisa merebutnya saat Akbar menjadi suami kamu nanti!" kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfgj7PJd7Hg
"Nggak, Pa. Aku nggak pengen posisi itu," kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoqMbl1IYy9
"Kamu cemburu sama perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqtnzC6bgBO
"Aku nggak tau, Pa. Yang jelas dadaku sesak sekarang..." kataku dengan nafas berat.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeur2CmGOfq
"Jangan terlalu dipikirin! Papa bakal perjuangin kamu," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFKRqhkPWJl
"Peluk aku Pa!" kataku terisak.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkoDJ0gPt3i
Papa memelukku sambil mengusap-usap punggungku. Saat aku melepas pelukan Papa, Papa menatapku hangat.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrp6O2UTmRB
"Jangan nangis! Ntar blush on'nya luntur lho," kata Papa sambil mengusap air mataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTMPfBBTNdQ
Aku tersenyum mendengar candaan Papa,"Hihi, kenapa kalo luntur? Aku jelek ya?" tanyaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsG0hd4tB1T
"Hehe, cantik sih," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8RnhURNtLa
"Beneran?" tanyaku sambil mengikat rambutku lalu aku memakai ciput.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGHZ8c8vKqW
"Iya, Sayang," kata Papa mengecup pundakku sambil memelukku dari belakang.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrtogOvtx8
"Sebentar ya, Pa. Aku pake hijab dulu!" kataku sambil memakai hijabku dan cadarku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLqyDtXf5ko
Papa kembali memelukku, "Tetep cantik, meski keliatan matanya doang," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQQPGvvnMb0
"Udah ah, dipuji terus. Bisa terbang nanti..." kataku sambil tersenyum.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQKjYNDmik
"Nggak apa-apa, nanti aku ikut terbang..." kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtw5H4LmFeB
"Mau ngapain?" tanyaku sambil merapikan cadarku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnHo8MojHQS
"Nggak tau, emang mau ngapain?" tanya Papa berkelakar.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCVzmZu4tN5
"Hihihi, gimana sih? Gaje deh..." kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4UEuJUMjti
"Ya udah, udah jam segini... Yuk berangkat!" kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpII35ZMGib
"Gandeng!" kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqIlASgJqqb
"Manja banget..." kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmgwi6h7trf
"Bodo..." kataku sambil menggamit tangan Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV163ngUY2w
***********
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBl6wZNw5L
Sesampainya di villa, banyak banget mobil-mobil mewah berjajar di pelataran. Kulihat, ada beberapa perempuan berpakaian kantoran turun dari mobil.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwT0TsXwPJB
"Dia siapa, Pa?" tanyaku penasaran.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9k2WJOxVd
"Pegawai, Papa..." kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQTnDfCgPEG
"Cantik ya..." kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8TrTGsKXhW
"Ah masih cantikan kamu, Fa," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhM9nI2mWnD
"Alah gombal," kataku sambil menggamit tangan Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbUlyUt9glY
Deg-deg'an juga sih, melihat kerumunan orang. Karena tak terbiasa juga dengan suasana formal seperti ini.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCZvNAibwCv
Di dalam villa, aku berpapasan dengan Mama, namun saat aku memanggil Mama. Mama membuang muka. Kupanggil Mama berkali-kali, Mama tetap tak mau meresponku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXyANiZLXVm
Aku mengernyitkan dahiku. Rasanya sedih melihat Mama acuh padaku. Entah apa kesalahanku. Sampai Mama, dengan wajah dinginnya memandangku saja tak mau.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5WJxJK0LBK
"Fa... " Papa membuyarkan lamunanku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFAj5WTbq1z
"Iya, Pa?" tanyaku dengan senyum tertahan.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7JJAY5MdP
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Papa dengan wajah khawatir.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBwBO8HkJL4
"Nggak apa-apa, Pa," kataku tersenyum pura-pura.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxkvIVhcbVC
Sekarang Papa membawaku ke kamar yang ada di dalam villa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt0N5QA3czj
"Papa tinggal dulu ya, Fa... buat meeting sama dewan direksi," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSQK2ja2bi2
"Iya, Pa..." kataku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfPPUAO5Fev
Setelah Papa pergi, aku mulai merasa sedih. Di hari pertamaku bukan kesan baik yang membekas. Justru kesan buruk yang menggores hatiku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKoDLhT6df1
**********
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUQO4BcFNo
Di hari pertama, kuhabiskan di kamar saja. Namun, aku tetap dilayani oleh pembantu yang aku tak tau namanya. Agak membosankan juga sebenarnya. Apalagi aku harus mengalami pengalaman yang membekas di hatiku. Seperti saat aku berpapasan dengan Mama kemarin...
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPrx2dIA88Z
Hari ini, hari kedua aku berada di villa. Aku dengan stelan hijab dan cadarku berjalan menyusuri setiap pojok, di dalam ruangan villa. Hanya sekedar ingin menikmati suasana yang cukup klasik di dalam villa, yang menurutku lumayan berkelas. Dengan banyak perabotan antik dan pajangan seperti lukisan dan patung.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWdl7vG7yiG
Aku sempat kagum dengan Papa, ternyata Papa penggila seni juga. Saat aku membandingkan antara aku dengan Papa, tak ada sedikit pun kemiripan karena perbedaan antusiasme. Aku bukan penikmat seni, seperti lukisan atau pun patung. Namun, meskipun begitu aku juga memiliki kesamaan dengan Papa seperti sama-sama jago coding.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWnXWxkJB0c
Saat aku sedang melihat-lihat lukisan yang kemungkinan adalah lukisan sureal. Aku dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba berada di belakangku. Setelah aku menoleh ke belakang, betapa terkejutnya aku. Ternyata itu Mama.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuffd3fm3oI
"Halo nyonya, Johan!" kata Mama sinis.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRAz0zjUbfX
"Mama apa kabar?" tanyaku dengan tetap elegan di depan Mama.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94bgr1yQWl
"Halah nggak perlu basa-basi!"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf72wGnb0cB
"Mama kok kasar gitu sama aku?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzU4bJsGCtv
Dengan tangan terlipat di dada Mama mendekatiku, berdiri dengan jarak yang sangat dekat di depanku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCQMTIPHgZW
"Aku nggak pernah mengira, kalo sainganku adalah anakku sendiri..." kata Mama.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWnlxJBDdj2
"Apa maksud, Mama?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7x5yFUVtB2
"Nggak perlu pura-pura! Pelakor..."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbVmOYvOqgo
"Pelakor? Aku ngerebut suami siapa, Ma?" tanyaku tak mengerti.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOz4t9m8QdQ
"Masih pura-pura lagi..."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuwIUtqZeRz
Setelah cukup lama, aku baru memahami maksud Mama. "Merebut Papa dari Mama gitu?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdAdlOnRqq5
"Ya..."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZMSxEPwfH
"Mama masih berharap sama Papa? Apakabar sama suami baru Mama? Sadar Ma, Mama udah bercerai sama Papa" tanyaku tak kalah sinis.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGtQaCMgp8G
Tiba-tiba wajah Mama berubah murung. Dengan gaun tradisional khas Tionghoa lengan panjang. Berhijab simpel dan high heels, Mama terlihat cantik. Namun, di wajahnya menyiratkan sesuatu yang tak kupahami.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjpVQGMoBCP
"Tapi, nggak seharusnya kamu melanggar batasan tabu...", kata Mama lirih lalu meninggalkanku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq75zPVmZWZ
"Ma..." kataku memanggilnya.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpzZ2umQFr4
"Jangan panggil aku, Mama!"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzWDe4sDUw
"Mama kenapa sih?" tanyaku dengan terisak.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdp4MmmBVcC
"Papamu emang nggak waras. Dia menikmati saat jadiin kamu obyek fantasy. Dan sekarang lebih intim dari itu, menyetubuhimu," kata Mama sinis.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjZ3iDTvk3
"Mama yang minta!" kataku dengan terisak.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBxDU0aPZgV
Lalu Mama tersenyum sinis, "Sejak awal, aku nggak memandangmu seperti anak gadisku sendiri, meski kamu terlahir dari rahimku. Kamu mau tau kenapa? Kamu iblis kecil yang merebut cintaku, sejak pertamakali kamu lahir ke dunia."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFcyTGcNns
Aku langsung terperangah mendengar pengakuan Mama. "Mama cemburu aku terlahir ke dunia?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLfxaLG8RrS
"Ya..." kata Mama.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhwYVNyyaOn
Setelah kepergian Mama, aku benar-benar tak mengerti. Kuresapi kata-kata Mama, ada sesuatu yang janggal. Sesuatu yang tak bisa kupahami sepenuhnya. Perasaan Mama yang sulit aku tembus. Bukan sekedar perasaan cemburu yang tak wajar. Namun, sesuatu yang tak mampu kujangkau. Tersembunyi, bahkan aku pun hanya bisa melihat selubungnya. Kata cemburu.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjWpxemGDMK
Dengan langkah lemah, saat aku berjalan di depan sebuah kamar. Kudengar suara desahan perempuan dari dalam kamar. Namun, karena perasaanku sedang tak baik-baik saja. Aku mengacuhkannya dan kembali ke dalam kamar.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnsi5XPrq3l
***********
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUkz9jDVC1A
Di hari ketiga, lagi-lagi Papa menghilang. Kesal, karena di hari kedua dan pertama juga begitu. Lalu kulangkahkan kakiku keluar dari kamar untuk mencari Papa, namun tak ada jejaknya. Kucoba menyusuri ruangan lain, namun tetap saja tak kutemukan. Agak frustasi sebenarnya, karena harus sendirian di dalam villa. Bukan karena takut sendirian, hanya saja aku kurang nyaman karena letak villa di tengah hutan, yang berada di puncak pegunungan. Aku sama sekali, tak menyukai suasana seperti ini. Karena memang sejak kecil aku tinggal di kota besar, yang sibuk dengan hiruk pikuknya. Bahkan di rumah pun, suasananya tak sesepi seperti di villa. Meski villa ini ukuran luasnya hampir sama dengan rumahku. Kesan tuanya yang aku tak suka. Seperti suasana zaman dulu, di era kolonial.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSzt0iVUPX2
Sekarang aku berdiri di luar ruangan dengan pintu besar. Kudengar sayup-sayup tak begitu jelas, seperti hari-hari sebelumnya. Bedanya hari ini, aku tak mendengar suara desahan, hanya orang yang sedang mengobrol saja. Karena penasaran, barangkali pesta itu diadakan disini. Kucoba untuk mendorong pintu di depanku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3g3RASZKa8
Saat aku masuk ke dalam ruangan, aku benar-benar shock, melihat om-om yang aku temui kemarin dalam kondisi telanjang. Sesekali aku menelan ludah melihat penis mereka yang menggantung.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyTrOMIdYWe
Kucoba susuri kamar dengan mataku, karena tujuanku untuk mencari Papa. Setelah kucari, kutemukan Papa sedang telanjang juga.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlCmhSKg8Cb
Saat aku masuk ke dalam, semua mata melihatku terkejut.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhmpB4NYjZ
"Loh, Farisha? Kok disini?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVivtn3jXzc
"Kata kamu, Farisha udah pulang Jo?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJhuD2bEOV5
"Oh, aku lupa. Kalo Farisha masih di kamar, haha," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSS7z7OLK2R
Kutarik tangan Papa, "Kenapa tinggalin aku?" tanyaku kesal.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwZ0y0qsx1W
"Maaf," kata Papa sambil senyum-senyum sendiri.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfYVUdEK0bo
"Jo? Mana Alya? Udah hampir setengah jam, nggak dateng-dateng," kata Om itu yang tiba-tiba membuatku kaget.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKDyDFSzspJ
"Wah nggak tau juga. Aku juga nungguin," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWfkfCAdVkD
"Ya udah, aku hubungi aja!"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ99rLwdHjLN
"Halo, Al. Kamu gimana sih? Udah banyak yang nunggu sekarang."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp9k02y2EQw
"Loh, Om. Alya kan udah balik ke kota? Katanya setelah kemarin, Alya udah boleh pulang?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBrb030Xd0y
"Astaga, ini gimana." Kata om-om itu sambil melihat ke arah Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8TTGzWb5U
Papa menatapnya hanya dengan cengar-cengir saja.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5zJ1TvpeAZ
Om itu menatapku diam-diam. Karena aku tau, kuberi kode pada papaku, dengan menyenggol menggunakan lenganku. Kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa hanya meresponku dengan tersenyum saja.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1LKh7Id8C1
"Masak kita harus pulang?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkY09SvLbPo
"Ya nggak bisa. Kita udah buang-buang waktu hari ini."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL6WxVmdFQK
"Iya, aku juga ngerasa rugi nungguin Alya berjam-jam."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWRz8449TrI
Kulihat om-om di ruangan ini menggerutu. Ada wajah kecewa di wajah mereka. Mungkin acara ini, bagi mereka tak hanya sekedar acara perusahaan. Namun, cara mereka untuk lari dari kepenatan aktivitas mereka sehari-hari. Aku merasa kasian melihat mereka, meski sebenarnya mereka cabul juga seperti Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQDtDhyxozi
Sesekali kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa tak bergerak sedikit pun. Kupikir acara hari ini akan dibatalkan, karena yang perempuan termasuk Alya sudah kembali ke kota.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlLDNQqJA71
Aku sama seperti Papa, tubuhku sama sekali tak bergerak. Bahkan untuk memulainya saja aku tak sanggup. Dengan keringat yang mulai mengucur.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6io1UJrga6
"Kita pulang aja..." kata om-om itu yang mulai memakai pakaiannya kembali.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkEqtNCMTJi
"Ya udah lah, aku juga rugi waktu disini," kata om-om yang lain juga mulai memakai pakaiannya.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8OLGYhwAb3
Lalu disusul om-om yang lain lagi. Dalam pikiranku, acara ini batal. Kulihat om-om di sekitarku menatapku. Agak bergidik juga membayangkannya, karena jumlah mereka sekitar 10 orang lebih.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpBurgOuoYL
Papa yang tau aku dipandang cabul seperti itu hanya cengar-cengir saja. Kesal sih, melihat Papa. Ya meski aku sudah siap, jika aku bakal orgy di villa. Namun karena perempuan di villa hanya tersisa aku saja, tak mungkin orgy berlangsung. Karena orgy tak hanya fokus pada satu orang perempuan. Dan sekarang tinggal aku saja yang tersisa, yang mungkin terjadi aku akan digilir oleh mereka.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWBZxKdBIGi
Membayangkan saja, aku meremas jari-jari tanganku karena perasaan tak menentu. Bagaimana tidak? Jika benar terjadi, om-om disini akan penetrasi ke dalam lubangku. Tidak seperti bukake, yang hanya ejakulasi di atas tubuhku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeJJQxkVmqi
Meski khawatir, karena ngeri membayangkan banyak om-om menggilirku. Namun, tak kupungkiri aku pun menikmati fantasyku. Seperti dadaku yang mulai mengencang, dengan ujung putingku yang mengacung. Sangat gatal, sampai aku membayangkan salah satu dari om-om memelukku dari belakang lalu memelintir putingku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0yuZDahaMR
Sayang, fantasy liarku tak sinkron dengan kenyataan yang kuhadapi saat ini. Sama persis seperti ide gilaku yang tak bisa menjadi kenyataan.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnK23oTRVHs
Aku mengharapkan om-om di ruangan ini beraksi. Tak mungkin, aku menawarkan diri lebih dulu, karena egoku masih dominan. Maka dari itu, aku enggan merendahkan diriku sendiri untuk menggantikan Alya. Karena aku masih memikirkan reputasiku. Apalagi ini bukan sekedar have sex normal yang hanya satu cowok, satu cewek. Namun satu cewek, dengan banyak cowok.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6fCUX23YTC
Sesekali kulirik, mereka mengacuhkanku. Bahkan Papa pun, hanyut ke dalam obrolan. Kucoba sedikit menguping. Meski lirih, aku masih bisa mendengar apa yang sedang mereka obrolkan. Mereka membahas perusahaan, khususnya pergantian CEO. Seperti mengkritik keputusan Mama, yang gegabah mencalonkan calon menantunya daripada anak perempuan satu-satunya yang lebih memiliki kompetensi. Mendengar mereka, berada di pihakku, perasaan cemasku sedikit terobati. Aku senang mendapat dukungan, apalagi dukungan itu dari dewan direksi.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtLIrpB9GFO
Lalu satu persatu dari mereka duduk di atas matras yang berukuran besar. Mereka saling memberi isyarat melalui mata, lalu berbisik-bisik lirih. Jadi aku tak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Papa pun ikut duduk, sedangkan aku berada di samping Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9qWiambPN
Mereka masih membahas seputaran bisnis, tak beralih untuk membahas topik yang berbeda. Sebenarnya aku cemas. Namun, lebih gelisah lagi saat om-om dewan direksi mengacuhkanku. Awalnya mereka sekedar melirikku, lalu menatapku dengan tersenyum. Lagi-lagi harapanku tak menjadi kenyataan. Persepsiku pun salah, karena mereka tetap memegang teguh integritasnya sebagai laki-laki terhormat.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2XWUJvNiAg
Papa pun demikian, berbeda 180° seperti Papa yang aku kenal. Saat di rumah Papa sering menggodaku, dengan memantik nafsuku. Dan pada akhirnya kita bercumbu.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwbRDdWv76o
Yang aku alami akhir-akhir ini berbanding terbalik dengan prinsipku. Awalnya aku dominan, saat partnerku adalah papaku sendiri, prinsipku seketika runtuh. Membuat aku rela menyerahkan diriku, harga diriku dan hatiku. Bahkan aku tak bisa menolak saat Papa menawarkan ide gilanya padaku. Agar aku berada ke dalam dominasinya.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhgaIGIlTpw
Apakah ini bucin? Kupikir perasaan itu muncul saat aku merindukan Aldo atau perasaan intim bersama Pak Salim. Ternyata aku salah, karena aku masih bisa berpaling ke dalam pelukan Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWguL3mpG9Z
Kulihat salah satu om-om melihat jam di pergelangan tangannya. "Kayaknya aku harus segera pulang deh."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzwkh9UYnJC
"Kenapa buru-buru?" tanya om-om yang lain.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ6OkNlvenW
"Keputusan dewan direksi udah fix kan?" tanya om-om itu yang bernama Hendarto.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLpsw6ML1f
"Iya, keputusan sudah fix. Karena status quo ada di tangan Jenny pemegang saham terbesar. Jadi bisa memutuskan apa aja buat penggantian CEO," kata Om itu yang bernama Wijaya. Jenny adalah mamaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ25FXYxEyf6
"Tapi menurutku, keputusan Jenny terlalu ceroboh. Meski dia punya kuasa penuh atas keputusannya. Memilih orang yang nggak punya kapasitas untuk memimpin perusahaan itu gegabah," kata Om itu yang bernama Jansen.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIhB3aJNEZa
"Dia terlalu terbawa emosi... membawa urusan pribadi ke dalam urusan perusahaan," kata Om Wijaya.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡszz6B3PHDO
"Bukankah Jenny kayak gitu karena si tuan tanah itu? Aku pikir, ini bukan sekedar urusan emosional," kata Om Jansen.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7fnWOGIJwp
Papa menghembuskan nafas panjang. "Masalah ini nggak sesederhana itu," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdUfOo6iuAO
"Aku tau, Jo. Masalah ini hanya soal cuan," kata Om Hendarto.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCXSMGyRSBM
"Kalo Jenny mempertimbangkan masalah opportunitas. Apa opportunitas yang diambil Jenny dari Aziz?" tanya Om Jansen.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZlaVCFpzX
"Aku nggak tau. Awalnya aku berpikir Jenny segampang itu dikuasai. Tapi, setelah aku sadar kalo Jenny itu perempuan cerdas dan dominan. Kutepis pikiran itu. Justru dugaanku, ada strategi bisnis dalam langkah catur Jenny yang nggak kuketahui," kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzLXxwtHpWv
Om Hendarto menatapku, "Kalo emang CEO harus diganti. Aku lebih memilihmu, Fa," kata Om Hendarto.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyf5uJphiCK
"Setuju... karena Farisha lebih punya kapasitas dalam memimpin perusahaan daripada Akbar. Apalagi si Akbar nggak punya basic bisnis apa pun," kata Om Jansen.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaDie7P8Ule
"Farisha cuma pekerja freelance, Om. Farisha nggak yakin bisa memimpin perusahaan sebesar ini," kataku merendah.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFX45xcb5bQ
"Kamu terlalu merendah, Fa. Om yakin kamu bisa sahebat Papa atau Mama kamu," kata Om Wijaya sambil menepuk pundakku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc5KCqO62C5
"Bener..." kata Om Hendarto.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhsR7qLsfCQ
Sekarang aku berada di tengah, dengan dikelilingi oleh 15 om-om setengah baya.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk5KN9eHqeB
"Kita harus misahin urusan bisnis sama urusan yang lain. Jangan kayak Jenny, yang mencampur keduanya," kata Om Wijaya.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6g6TgBdFIo
"Setuju... apalagi sekarang waktunya seneng-seneng... hehe" kata Om Jansen.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5BsPXrFe11
"Gimana menurutmu, Fa?" tanya Om Hendarto.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy5tnDIbRy3
"Emm, maksudnya Om?" tanyaku pura-pura tak mengerti.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfXiL06MJtp
"Ah coba jelaskan, Jo!" kata Om Hendarto.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI3UIu8c3pJ
"Hahaha, jadi dilempar ke gua," kata Papa tertawa ngakak.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0v73c1Qdpn
Om Hendarto mendekatiku, lalu duduk di sampingku. Tangannya merangkul pundakku, dengan sesekali tangannya yang berada di bahuku meremas lembut.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaVbEd3z88I
"Om, tau hubunganmu sama papamu. Om, sih nggak permasalahin itu..." kata Om Hendarto.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCTIWajLvBn
Lalu Om Jansen duduk di sebelah kananku, "Nggak perlu khawatir. Kita dukung kamu sama papamu, toh kamu lebih baik daripada Jenny."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKtQMnoRtTB
Mendengar ucapan Om Jansen, aku mengernyitkan dahiku. "Om, menormalisasi incest?" tanyaku mulai membuka suara.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMfYBLnvtUZ
"Bukan soal incestnya, Fa. Tapi soal hati, soal kecocokan," kata Om Hendarto sambil terus mengusap, meremas bahuku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCbiiQ7Envr
Sesekali kuembuskan nafas panjang, karena merasakan remasan pada bahuku. "Soal hati ya, Om? Normal nggak sih, Om. Mencintai tapi mengizinkan orang lain menyentuh orang yang dicintainya?" tanyaku sambil melirik Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSMDXItT7nr
"Aduh, kesindir gua, haha."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Ms1BaSufN
"Mungkin Johan punya alasan, Fa," kata Om Jansen mengecup pundakku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOjJjHDirx6
Nafasku sedikit memburu, padahal kita masih ngobrol biasa saja.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWtc47kWn6g
"Apa alasan rasionalnya, Om? Kecenderungan cuckold? Agak aneh sih, Om. Incest tapi cuckold," kataku dengan suara bergetar karena tangan Om Jansen melingkar ke pinggangku. Lalu naik ke sela-sela hijab menuju dadaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ9hLOu5MhP
"Nggak ada yang aneh, Fa. Yang penting consent kan? Kata Johan, kamu punya pandangan kayak gitu soal relationship?" tanya Om Hendarto ikut menyusupkan tangannya dari bawah hijabku. Lalu naik ke dadaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFnnGAhuG7X
Sekarang dadaku diremas dari kanan dan kiri. Mendapat sentuhan, remasan pada dadaku, libidoku mulai naik. Kutahan desahanku sedemikian rupa, dengan mata terpejam.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWTECuuNkIt
"Tapi, kamu cinta nggak sama Johan?" kata Om Hendarto berbisik ke telingaku yang tertutup hijab.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3fLSytJKgb
Aku tak menjawab pertanyaan Om Hendarto. Karena antara nafsu, perasaan dan akal sehatku terasa saling bertubrukan. Nafsuku menghendaki untuk mengabaikan sikap Papa, yang tak cemburu melihatku dijamah orang lain. Hatiku mencoba menyangkal hasratku, yang menginginkan sikap Papa yang protektif padaku. Akal sehatku mencoba membatasi nafsu dan hatiku, bahwa aku sudah melewati batas tabu.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡow1u1SuP5B
"Sssssh, aaaaah." Kurasakan tangan Om Hendarto sudah mulai masuk ke dalam dress panjangku dengan membuka kancing depanku satu persatu sampai sebatas perut. Setelah kancing dress panjangku sudah terbuka, tangan Om Hendarto berada di atas payudaraku yang masih tertutup tanktop dan bra.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2l5Fq00QI3
Om Hendarto kembali menanyakan pertanyaan yang sama, "Kamu cinta kan sama papamu?" tanya Om Hendarto lirih sambil mengecup pundakku yang masih tertutup hijab.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTs8T1blWfI
"Sssssh, aaaah." Lagi-lagi aku hanya bisa mendesah, tanpa membuka mulutku untuk mengakui bahwa aku memang mencintai Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ027RvrT8vb
Kurasakan tangan Om Jansen mulai menurunkan tali tanktopku sampai tali tanktopku turun sebatas siku. Setelah turun, tangan Om Jansen menyusup dari atas braku, lalu jarinya mencari-cari putingku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMHyejAjPNF
"Cinta seharusnya nggak dibatasi status apa pun, Fa," kata Om Jansen sambil memelintir putingku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3pncpKO3vo
Kupejamkan mataku, menahan gejolak yang benar-benar merongrongku. Tabu masih membentengiku. Dan rasa malu mengunci mulutku untuk mengungkap perasaanku yang sebenarnya.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRvStw8dVZH
"Om, paham yang kamu rasain Fa," kata Om Jansen yang mulai mengeluarkan dadaku dari cup braku dan menarik tanktopku turun ke bawah.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMyUmMHuLC
"Aku cinta sama, Johan Om," kataku sambil menahan nafsu dan cinta yang mulai meruntuhkan pertahanan akal sehatku, sedikit demi sedikit.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmG65um7Hiu
"Seberapa cinta kamu sama, Johan?" tanya Om Hendarto sambil menyibakkan hijabku ke belakang. Sampai dadaku yang semi terbuka terlihat.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhDKxsvEQxe
"Nggak tau. Yang jelas aku cinta banget, Om," kataku sambil menahan desahanku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeFYZxxRIGi
Om Hendarto mencoba menurunkan dress panjangku ke bawah. Dengan mengangkat tanganku untuk melepas lengan dress panjangku. Setelah terlepas dress panjangku turun sebatas perut.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡELSND4JigL
"Apa bukti cintamu, Fa?" tanya Om Hendarto sambil mengecup pundakku yang telanjang.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡapkDfF3ecF
"Aku bakal menuruti apa pun, yang dia mau," kataku sambil meneteskan air mata. Pedih rasanya hatiku. Karena seumur hidupku, aku tak pernah merasakan perasaan cinta. Apalagi cinta yang sedalam ini.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtr9zcRlaN5
Kurasakan, ada yang melepas kaitan braku dari belakang. Braku pun terlepas dengan sempurna.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDVXDYZSFQT
"Bikin aku cemburu! Kamu bisa?"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq9Ooc29XXK
Kudengar suara Papa yang berada di belakang tubuhku, sambil memelukku. Dengan tangannya berada di perutku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9as2PtK7By
"Caranya?" tanyaku dengan menoleh ke belakang untuk menatap papaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv8aEoKJQb7
Papa memagut bibirku, dengan hisapan dan pertemuan lidah. Lalu Papa melepas pagutan pada bibirku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSqf6aWYTH4
"Aku pengen kamu digilir seluruh dewan direksi. Trus meminum sperma mereka yang ditampung ke dalam gelas. Kamu bisa?" tanya Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHVwLGoCsXP
Tangisku langsung meledak, dengan tangis yang terisak-isak. Papa benar-benar menjadikanku objek seksual. Namun, aku rela melakukan apa saja demi Papa. Karena aku sangat mencintainya.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbmVGn7nyA
Kuanggukkan kepalaku tanda setuju. Tubuhku pun diangkat ke tengah-tengah matras. Sekarang tubuhku sudah setengah telanjang, dengan dress panjangku yang sudah terlepas, jatuh ke bawah.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5CDGzD2fyk
Yang masih melekat di tubuhku hanya celamis, kaos kaki, celana dalam, hijab, ciput dan cadarku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcCzftLT2VZ
Om Wijaya mendekat untuk menarik celamisku sampai terlepas. Saat celamisku terlepas, aku dikerubungi om-om dewan direksi.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7jevS7j4iK
Mataku nanar melihat om-om dewan direksi yang sudah telanjang bulat yang mengelilingiku. Mereka menyodorkan penisnya ke wajahku yang masih tertutup cadar.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvtKWZkuuG6
"Kulum!" kata salah satu dewan direksi.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFhqWUc1iN
Dengan kasar om-om dewan direksi menyingkap cadarku, lalu memaksaku agar mengulum penisnya.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡprjTZHcgnC
Glok glok glok...
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT57mGfVTvF
Belum sempat aku mengatur nafasku, wajahku ditarik ke samping kiri.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHb7Ka3XvJw
"Kulum!"
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPcWux6nGAs
Kupandang wajah om-om itu dengan memelas. Lalu cadarku ditarik dengan kasar sampai terlepas.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG3wfOjEUuu
Glok glok glok...
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI3WSxrQht4
Seperti sebelumnya, wajahku ditarik ke samping. Aku kembali mengulum penis yang berbeda.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1hkjd5srtK
Kepalaku dipegang, lalu memompa mulutku dengan kasar.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM5SE13sGOc
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku tersedak saat penis itu terlepas dengan ludah yang berleleran dari mulutku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQ3Ng7v3ZA
Aku kembali mengulum penis yang berbeda. Pompaan pada mulutku tak kalah kasar dari yang tadi. Lalu berpindah ke penis yang lain, berpindah lagi sampai aku tak ingat sudah penis ke berapa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkkRd9rXygl
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku berkali-kali tersedak, sampai mataku terasa perih.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG5uahBNkUP
Lalu om-om dewan direksi mengelilingiku sambil mengocok penisnya di atas wajahku. Satu persatu ejakulasi, mengenai wajah, hijab sampai mengalir ke dadaku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0nQb4Ygoq9
"Fa..." Papa memanggilku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJLiSK7OpLO
Papa memelukku dari belakang, "Maafin, Papa ya..."
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLZYla7BFy5
Dengan terisak aku bertanya, "Nggak jadi gangbang?" tanyaku dengan wajah belepotan sperma.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0YgCroqrQ
"Nggak!" kata Papa sambil mengusap-usap punggungku.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKpj74fboGa
"Kenapa?" tanyaku dengan menatap wajah Papa sendu.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQzmgWc4nSk
"Aku nggak rela..." kata Papa.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWvY0LRjCl
"Tapi aku pengen mencobanya, Pa..." kataku tersenyum.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH8KVM2dBfw
Kulihat penis Papa yang layu, kembali menegang. Lalu om-om dewan direksi mengangkat tubuhku menjauh dari Papa. Aku diterlentangkan dan mereka menggilirku satu persatu.
2313Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGUH7ICsKuN
然後按「加至主畫面」