847Please respect copyright.PENANAzrPhQFuwc0
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…847Please respect copyright.PENANAKrM4uZ37rb
847Please respect copyright.PENANAxiIiWVCfFh
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
847Please respect copyright.PENANAbSjEdGgi4x
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
847Please respect copyright.PENANAyp7cjexJzI
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
847Please respect copyright.PENANAvDZd3LItQ1
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
847Please respect copyright.PENANARQaVQhPx31
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
847Please respect copyright.PENANAirdHrlN1Pk
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
847Please respect copyright.PENANAm3DWogrh8L
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
847Please respect copyright.PENANAZmnteGaf7j
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
847Please respect copyright.PENANAgo15zZjGgz
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
847Please respect copyright.PENANAgpGvcJUdQe
“Via, sayaang..”
847Please respect copyright.PENANAgSgcfLEjaF
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
847Please respect copyright.PENANATTJ7XNjcV3
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
847Please respect copyright.PENANAQnOkWoxxhv
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
847Please respect copyright.PENANAZc8Qe7FX02
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
847Please respect copyright.PENANA0LBSPNHw25
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
847Please respect copyright.PENANACCNe1GA9f1
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
847Please respect copyright.PENANAtFDeA80wgp
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
847Please respect copyright.PENANAmBOmo8m5pQ
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
847Please respect copyright.PENANAax9AXOXGoi
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
847Please respect copyright.PENANA0k9aOWuOL4
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
847Please respect copyright.PENANAb1DIniqiPY
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
847Please respect copyright.PENANAGZxmrU8wKD
_-
847Please respect copyright.PENANAFa5br9jDEJ
----
847Please respect copyright.PENANACWJlRRYfav
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
847Please respect copyright.PENANAzr3deSG0MF
'Tink tink...'
847Please respect copyright.PENANAOf6JKKwCoS
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
847Please respect copyright.PENANAjcphPR8c4t
.
847Please respect copyright.PENANA2oZF82199U
.
847Please respect copyright.PENANAqKNznFk7jT
.
847Please respect copyright.PENANA0fmvP92tm1
'Tink tink...'
847Please respect copyright.PENANAH4OLwFJpYy
Hmm..
.
847Please respect copyright.PENANANqg9NUyMNG
.
847Please respect copyright.PENANAamgb2FFDh3
'Tink tink!!!!!'
847Please respect copyright.PENANALDo2LX6GeU
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
847Please respect copyright.PENANAGEsNibc51D
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
847Please respect copyright.PENANAg9TRrzX8YF
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
847Please respect copyright.PENANAfciZuG7YEj
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
847Please respect copyright.PENANAKwuGHDmm6a
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
847Please respect copyright.PENANANSuZnUGLk0
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
847Please respect copyright.PENANAReezwjBAVh
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
847Please respect copyright.PENANA5TMYHuw3B8
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
847Please respect copyright.PENANAB0CruZwSCi
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
847Please respect copyright.PENANA1BrKUfeeVN
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
847Please respect copyright.PENANAYv5sDIdEVl
"Oke.. terima kasih."
847Please respect copyright.PENANAcqVXrr1qYU
'Tuut.. tuut..'- putus.
847Please respect copyright.PENANA8Xp0nOerNh
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
847Please respect copyright.PENANA9c1WJ9aHKR
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
847Please respect copyright.PENANAoKFUThUjUI
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
847Please respect copyright.PENANAVnZElLAw6K
Kepada: Hmm-847Please respect copyright.PENANAWvPA3Ux7V5
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
847Please respect copyright.PENANAWT7R2sezeX
Tak berselamg lama..847Please respect copyright.PENANAJa29GAvN90
847Please respect copyright.PENANAngyjzYNhpi
Dari: Hmm-847Please respect copyright.PENANA164VzKRiaR
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
847Please respect copyright.PENANAdOEVmCye8O
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
847Please respect copyright.PENANAfHLUN4PlaS
Kepada: Hmm-847Please respect copyright.PENANAAZJ9J4j4Wc
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
847Please respect copyright.PENANA2ZZ4sOLdbE
Hanya sekitar semenitan..
847Please respect copyright.PENANABJHWrkyljO
Dari:Hmm-847Please respect copyright.PENANA9qwaIZDKhA
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
847Please respect copyright.PENANA4ZuNzC6dVy
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
847Please respect copyright.PENANA2hyovEbUtL
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
847Please respect copyright.PENANAaHaKQ1gHEe
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
847Please respect copyright.PENANA6L9ZQZSkFj
----
847Please respect copyright.PENANA0LQ9yT7sRF
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
847Please respect copyright.PENANAQ14YJmBN95
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
847Please respect copyright.PENANA5gYXluDb1B
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
847Please respect copyright.PENANAeEa3hGPdTK
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
847Please respect copyright.PENANA2EyurBi1kJ
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
847Please respect copyright.PENANAlmciEUQLjC
….
…
847Please respect copyright.PENANAFkOQhntaQw
Hmmhh..
847Please respect copyright.PENANAR1Pjss44jK
"VIAA!!!"
847Please respect copyright.PENANAVWFQOcpkCq
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
847Please respect copyright.PENANAuCieYJPhoH
Sebentar...
Malaikat?847Please respect copyright.PENANAs1gWLNyRLe
847Please respect copyright.PENANAO8ZQrmxyJ3
Tampan?
Jangan bilang kalau…
847Please respect copyright.PENANAHtW4E4dgP8
847Please respect copyright.PENANAtqHcSUSSOA